Health

Mitos atau Fakta: Asupan Saat Hamil

By  | 


Begitu banyak mitos yang beredar tentang makanan yang harus dihindari oleh calon mama. Dari tidak boleh makan ikan hingga harus menghindari kopi. Mitos atau fakta?

Dengan banyaknya mitos yang kita dengar selama hamil, sedikit banyak cukup memengaruhi kita ya, Mamas to be? Walau begitu, agar tidak salah mengerti, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apakah benar ini hanya mitos, atau memang fakta. Simak 3 mitos yang sering beredar dan apa faktanya, di artikel berikut ini:

Mitos: Jauhkan Ikan dari Menu Makanan Anda

Faktanya, makan dua porsi ikan per minggu bisa menyehatkan mama dan bayi. Khususnya ikan air dingin yang mengandung banyak asam lemak omega-3 yang dapat membantu perkembangan otak dan penglihatan bayi Anda.

“Walau begitu, Anda tetap harus menghindari ikan yang mengandung merkuri tinggi, seperti ikan todak, hiu, tilefish, dan king mackerel,” ujar Nancy Chescheir, Clinical Professor of Maternal/Fetal Medicine dari University of North Carolina. Ia mengajurkan agar mamas to be mengonsumsi salmon, udang, dan tuna.

Selain itu, lewati ikan mentah juga ya Mamas, termasuk sushi atau sashimi. Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ikan mentah lebih mungkin mengandung parasit dan bakteri daripada ikan yang dimasak. Namun, tidak masalah untuk makan sushi yang sudah dimasak.

Mitos: Calon Mama Makan untuk Dua Orang

Faktanya, ya, Anda makan untuk dua orang. Tetapi itu tidak berarti bahwa Anda perlu mengonsumsi dua porsi ukuran dewasa.

Menurut ACOG, rata-rata wanita dengan berat badan normal sebelum kehamilan hanya membutuhkan sekitar 300 kalori ekstra per hari untuk meningkatkan pertumbuhan bayinya. Itu kira-kira jumlah kalori dalam segelas susu skim dan setengah porsi sandwich. Seorang wanita dengan berat badan normal harus menambah 25 hingga 35 pon selama kehamilan yang mana akan lebih sedikit jika Anda memiliki berat badan lebih.

Sulit untuk menurunkan berat badan saat hamil setelah melahirkan, kata Chescheir. Begitupula pada setiap kehamilan berikutnya, kemungkinan Mamas harus lebih ekstra berusaha untuk mengembalikan berat badan Anda seperti semula.

“Selain itu, wanita yang berat badannya naik lebih dari 50 pon (25 kilogram) ketika mereka mengandung, maka ia akan memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan dengan operasi caesar atau melewati persalinan alami lebih sulit,” kata Chescheir. Dan bayi yang “terlalu besar” saat lahir, akan lebih mungkin mengalami obesitas saat mereka dewasa.

Mitos: No Kafein

Apakah Anda penggemar kopi di pagi hari? Banyak wanita hamil melakukannya, tetapi seringkali mereka diperingatkan untuk berhenti mengonsumsi kafein karena dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah.

Tapi kasus yang muncul berkaitan dengan kafein memang ‘tidak kuat’. “Tampaknya tidak ada hubungan antara konsumsi kafein dan kelahiran prematur,” kata Chescheir. Selain itu, jika seorang wanita hamil minum kurang dari 200 miligram kafein per hari – jumlah yang terkandung dalam sekitar satu cangkir kopi 12 ons – tidak ada bukti jelas bahwa mereka akan menghadapi peningkatan risiko keguguran atau berat lahir rendah. Namun Chescheir menyarankan agar Anda tetap berhati-hati dan tetap mengonsumsi kopi dengan batas yang disarankan. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)

Shares