Mind

Q&A: Mengatasi Baby Blues Syndrome

By  | 

Q: Tak lama setelah menikah, saya dinyatakan hamil. Tentu saja saya dan suami merasa sangat gembira dengan kehamilan ini. Kami memang tak ingin menunda kehadiran anak dalam keluarga kami. Berbagai hal saya lakuan untuk mempersiapkan kelahiran Si Kecil, dari membaca banyak buku parenting, hingga banyak bertanya pada orang-orang berpengalaman. Namun ketika Si Kecil lahir, bukannya saya menyambut kelahirannya dengan bahagia, saya justru didera kesedihan luar biasa. Saya mudah sekali sedih dan bahkan takut menyentuh anak saya karena takut menyakitinya. Apakah ini yang disebut dengan baby blues? Lalu bagaimana mengatasinya?

Rika, 29 tahun, mama dari Jasmine, 1 bulan

A: Rasa bahagia atas kelahiran buah hati yang dinanti sudah sewajarnya dirasakan setiap mama. Namun bila saat Si Kecil lahir dan yang dirasakan justru sebaliknya, Anda justru melaluinya dengan penuh derai air mata, maka bisa jadi Anda mengalami baby blues. Menurut penelitian, sekitar 50% ibu baru, mengalami fluktuasi emosi paska melahirkan, yang dikenal sebagai baby blues setidaknya selama dua minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi ini normal terjadi dan biasanya 4-5 hari pertama setelah ibu melahirkan merupakan yang terberat. Namun melewati periode waktu tersebut, biasanya mama sudah bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas dan perannya sebagai ibu baru.

Namun bila perasaan sedih dan ingin menangis hingga berminggu-minggu, maka baby blues yang berlanjut terus ini bisa menjadi parah dan berlangsung hingga berbulan-bulan bahkan tahunan. Bila sampai mengalami taraf parah seperti ini, bisa dipastikan ibu mengalami postpartum depression atau depresi paska kelahiran.

Untuk mencegah ini terjadi, perdalam pengetahuan Anda akan perawatan dan kesehatan seputar bayi. Pengetahuan bisa di dapat melalui buku, majalah, forum atau situs-situs parenting. Calon mama yang telah siap merawat bayi dan telah paham betul bagaimana cara membesarkan bayi dengan benar akan terhindar dari baby blues syndrome.

Ketahui pula beberapa tip dari Smart Mama, bagaimana mengatasi baby blues bagi mama baru agar tak berlanjut jadi parah.

  • Tidak membiarkan diri terus menerus larut dalam kesedihan atau merasa tidak berdaya. Yakinkan diri bahwa Anda bisa merawat dan mengasuh bayi. Anda tidak sendirian kok, Mams. Ada suami, orangtua, sahabat, atau anggota keluarga lain yang siap membantu. Support dari keluarga sangat penting terutama dari suami guna menghindarkan mama mengalami baby blues syndrome. Berkeluh kesahlah pada suami, berbagi tugas dan tanggung jawab dengan suami juga akan meringankan beban mama baru.
  • Beristirahatlah selagi ada kesempatan. Merawat bayi memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit yang dapat membuat sangat letih. Oleh karena itu jika ada waktu istirahat, manfaatkan dengan baik atau minta bantuan pengasuhan pada suami atau keluarga lainnya untuk memberikan Anda waktu beristirahat.
  • Berbagi pengalaman dengan para mama lainnya juga dipercaya dapat mengurangi beban paska melahirkan.
  • Berpikir positif. Buang jauh-jauh perasaan negatif tentang apa pun itu. Hidup akan terasa ringan jika Anda selalu berpikiran positif.
  • Jika Anda tak juga merasa mampu mengendalikan perasaan sedih ini, segeralah berkonsultasi pada psikiater atau psikolog. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)

Shares