Education

Manfaat Mind Mapping Dalam Membentuk Karakter Visioner Pada Anak

By  | 

Berbagai gaya pengasuhan bisa Anda terapkan dalam mengasuh Si Kecil. Salah satunya adalah Mind Mapping.

Apa yang terjadi saat ini memberikan perubahan yang sangat besar bagi setiap orang. Tak hanya bagi kita orang dewasa, namun juga anak-anak. Penyesuaian yang tak bisa dibilang mudah bagi seluruh anggota keluarga. Anak-anak yang tadinya belajar di sekolah, bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan guru dan teman-temannya, kini harus bertemu mereka melalui layar gadget ataupun laptop. Orangtua pun harus menjalani tiga peran secara bersamaan, baik sebagai pengasuh, pekerja, maupun guru bagi anak-anaknya. Kondisi yang tak mudah ini kemudian dengan mudah bisa menimbulkan konflik emosional antara orangtua dengan anak. Suasana belajar dan output yang didapat pun jadi kurang maksimal.

Nah, gaya pengasuhan Mind Mapping ini diharapkan dapat membantu orangtua dalam mengasuh anak-anaknya agar tak hanya cerdas, namun juga memiliki karakter yang visioner. Risiko konflik pun dapat terminimalisir.

Apa Itu Mind Mapping?

Saskhya Aulia Prima, M. Psi, Psikolog, Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, menjelaskan, “Mind Mapping adalah salah satu cara mengelola informasi dan mengatur strategi melalui pemetaan pikiran sehingga dapat membantu mengorganisir informasi-informasi, memudahkan daya tangkap dan daya ingat otak dalam memroses informasi, dan meningkatkan engagement seseorang dalam proses belajar.”

Namun sebelum diterapkan pada anak, Saskhya menyarankan agar orang tua perlu melatih Mind Mapping pada diri sendiri. “Penting disadari bahwa orangtua dengan mindset positif dapat menciptakan interaksi menyenangkan dengan anak. Ketika anak nyaman dan bahagia, maka syaraf-syaraf dalam otak anak akan terkoneksi dengan baik.”

Konsep Mind Mapping

Contoh konsep Mind Mapping bagi orang tua adalah membuat struktur jelas dengan semua pihak di rumah, seperti:

-Jadwal belajar atau bekerja

-Lokasi belajar atau bekerja

-Kerja sama pembagian tugas dengan pasangan atau pengasuh anak

-Mengatur ekspektasi

-Self care atau me time

Self care atau me time ini merupakan salah satu yang tak kalah penting, karena hal ini merupakan cara bagi kita untuk mengapresiasi untuk diri sendiri dan mengembalikan semangat.

Dengan Mind Mapping, kita jadi memiliki gambaran yang jelas situasi di hari itu, potensi masalah yang terjadi, dan siap membentuk alternatif solusi agar semua tetap kondusif terutama dalam hal interaksi bersama anak.

Setelah mama dapat mengaplikasikan Mind Mapping dengan baik, mereka dapat menyusun strategi dengan sistematis agar fokus mendampingi anak menjadi visioner, dimana anak memiliki goal setting, daya juang tinggi, optimis, banyak akal, dan ingin berkontribusi bagi orang lain.

“Melalui konsep Mind Mapping, mama dapat membantu anak menjadi visioner dengan membiasakan memiliki tujuan sejak dini, mandiri dan disiplin, mampu berempati, memberikan ruang untuk mengatasi kebosanannya sendiri, dan selalu bersyukur serta melihat sisi positif dari suatu masalah,” urai Saskhya.

Pentingnya Asupan Nutrisi untuk Mendukung Perkembangan Otak

dr. Helmin Agustina Silalahi, Medical Manager Kalbe Consumer Health, mengungkapkan, “Dalam melatih anak visioner, tentu harus dimulai dari asupan nutrisi yang baik untuk perkembangan otak yang optimal. Cerebrofort adalah multivitamin lengkap yang diperkaya kandungan AA, DHA, EPA, Vitamin C, serta vitamin dan mineral lainnya yang berfungsi untuk membantu perkembangan otak, tumbuh kembang, dan daya tahan tubuh.”

“Cerebrofort akan mengadakan sejumlah program terkait dengan sosialisasi panduan ini yaitu salah satunya adalah kuliah online yang dapat diakses melalui akun resmi Instagram @Cerebrofort.id. Kami berharap kampanye #AnakMasaDepan dengan panduan #MindMappingAnakMasaDepan ini dapat menginspirasi mama dalam proses mendampingi anak di masa krusial mereka,” tutup Feni Herawati. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)

Shares