Education

Membangun Karakter Bangsa Melalui Program Literasi Keuangan Anak Cerdas

By  | 

Data yang dikeluarkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), menyebutkan kalau tingkat literasi keuangan (kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan) di Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 21,84 % saja. Berdasarkan data tersebut, maka kemudian tercetuslah program-program edukasi yang menyasar ke semua lapisan masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak.

Salah satu yang kini sedang berjalan, dan telah memasuki tahun kedua adalah Anak Cerdas. Program yang diselenggarakan oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan HSBC ini telah berlangsung di 8 kota, yaitu Bandung, Jakarta, Medan, Semarang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, dan Yogyakarta. PJI adalah salah satu anggota dari organisasi non-profit terbesar di dunia, Junior Achievement Worldwide, yang berfokus pada pendidikan kewirausahaan, kesiapan dunia kerja, da, 245 sukarelawan, dan kesadaran finansial.

Selama 1 tahun berjalan, program yang menyasar anak-anak dengan usia yang tengah berproses dalam membangun karakternya, yaitu kelas 3 – 5 SD, telah melibatkan sebanyak 1.883 siswa, 57 guru di 8 sekolah dasar yang terdapat di 8 kota tadi. Program ini sendiri direncanakan akan berjalan selama 3 tahun, yaitu dari Oktober 2015 hingga Juli 2018 dengan menyasar 150 orang guru, 13.000 siswa di 31 sekolah dasar yang terdapat di 12 kota besar di Indonesia.

Menurut Robert Gardiner, Executive Director PJI, program yang telah berjalan di 8 kota ini telah memberikan indikasi positif tentang efektivitas penyelenggaraan program literasi yang menyertakan nilai-nilai budi pekerti luhur seperti kejujuran, semangat bekerja penuh kesungguhan dalam mendapatkan penghasilan,  bijak dalam mengelola pendapatan dan kebutuhan, menahan dari sikap konsumtif, hingga memiliki pemahaman fungsi finansial untuk kebutuhan sosial terhadap pembangunan karakter anak. “Jika tingkat pemahaman anak terhadap finansial sebelumnya hanya berkisar anatara 40% hingga 60%, setelah mengikuti program ini pemahaman mereka meningkat hingga 80%,” ungkap Robert.

Melalui aplikasi permainan edukatif di perangkat tablet, materi pembelajaran pada program Anak Cerdas ini dirancang sesuai dengan pola pikir dan usia anak. Siswa-siswa kelas 3 SD diajarkan pemahaman yang paling mendasar tentang perbedaan anatara kebutuhan dan keinginan, cara mendapatkan uang, mengelola dan menyimpan kelebihan uang hasil dari pendapatan, memanfaatkan uang untuk memenuhi kebutuhan, dan memanfaatkan uang untuk kepentingan berbagi kepada sesame/lingkungannya. Termasuk diantaranya mamasukkan unsur-unsur kejujuran, komitmen, pelajaran berhitung dan ilmu sosial.

Sedangkan pada siswa kelas 4 SD, konsep pembelajaran dirancang untuk mendorong anak agar mampu mengenali lingkungannya. Mengenali jenis pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan, mengidentifikasi bagaimana bisnis dapat memberdayakan sebuah lingkungan masyarakat, manfaat pajak dalam mendukung kualitas layanan publik, hingga mampu menggambarkan perputaran uang dalam sebuah ekosistem perekonomian.

Dan bagi siswa kelas 5 SD, mereka dikenalkan dengan dunia usaha secara langsung. Termasuk mengidentifikasi tempat orang membelanjakan uangnya, menyimpan uangnya, dan belajar bagaiaman menghasilkan produk yang menghasilkan uang. Selain itu mereka juga diajarkan bagaimana membuat keputusan finansial yang tepat dan bijak, serta bagaimana cara mengelola penghasilannya tadi.

“Bagi HSBC, program Anak Cerdas ini merupakan wujud tingginya komitmen lembaga keuangan terkemuka di dunia ini dalam mendorong peningkatan pemahaman finansial beserta pengelolaannya di kalangan masyarakat Indonesia sekaligus turut membantu pemerintah mewujudkan target  tingkat literasi keuangan di Indonesia menjadi 75%,” ujar Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia. (Tammy Febriani/KR/Photo: Dok. Smart Mama dan Istockphoto.com)

Shares