Health

Pentingnya NICU bagi Si Bayi Prematur

By  | 

Menjalani proses kehamilan serta persalinan yang menyenangkan adalah impian setiap wanita. Hal ini bisa tercipta dengan adanya pendampingan dokter spesialis yang berpengalaman melalui pemeriksaan fetomaternal untuk mendeteksi secara dini tentang kesehatan janin, risiko keguguran, hingga potensi melahirkan bayi prematur.

Bagi setiap calon mama, tentu melahirkan bayinya secara prematur merupakan hal yang sangat ingin dihindari. Walau begitu, berbagai faktor bisa membuat calon mama harus melahirkan bayinya sebelum usia kehamilan yang cukup.

Bayi Prematur

Seperti diketahui, kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu. Sedangkan bayi yang dikatakan sebagai bayi prematur adalah bila bayi lahir dengan usia kurang dari 37 minggu, dimana organ tubuhnya belum matang.

Beberapa faktor dapat memperbesar risiko kelahiran prematur, termasuk pada mama yang pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya dan hamil anak kembar. Usia kehamilan di atas 35 tahun dan gangguan kesehatan lainnya juga bisa menjadi penyebab seorang mama melahirkan bayinya secara prematur.

“Komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur meliputi paru-paru yang belum matang, kesulitan mengatur suhu tubuh, kesulitan makan, dan peningkatan berat badan yang lambat,” terang DR. Dr. Wiku Andonotopo, SpOG(K)FM, Ph.D., FMFM, yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan Dan Kandungan, Subspesialis Konsultan Fetomaternal yang berpraktek di Eka Hospital BSD.

dr. Wiku menjelaskan bahwa tidak semua calon mama perlu berkonsultasi pada konsultan fetomaternal, namun seorang calon mama harus berkonsultasi pada seorang konsultan fetomaternal apabila dijumpai suatu kendala dalam kehamilan. Konsultan fetomaternal merupakan dokter kandungan subspesialis fetomaternal yang menangani calon mama dengan kehamilan berisiko tinggi.. Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti mampu mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga skrining untuk kelainan kromosom. Pemeriksaan fetomaternal saat kehamilan juga penting untuk menghindari adanya komplikasi. Seandainya diketahui ada kemungkinan komplikasi, maka dokter sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.

Pada kondisi janin yang abnormal, sebaiknya pemeriksaan dan skrining dilakukan oleh dokter spesialis fetomaternal yang kompeten. Pemeriksaan USG sebaiknya disertai pula dengan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan mulai kehamilan trimester pertama, terutama bagi calon mama yang memiliki risiko (berusia >35 tahun ketika hamil, memiliki riwayat kesehatan tertentu, dll.), dimana spesifikasi pemeriksaan laboratorium tersebut akan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing calon mama.


Perawatan Bayi Prematur

Bila Mamas harus melahirkan bayi secara prematur, mau tak mau bayi prematur Mamas harus mendapatkan perawatan khusus ketika lahir. Untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, Si Kecil akan dirawat NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Kedua jenis fasilitas kesehatan ini diperuntukkan bagi pasien bayi dan anak-anak dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan intensif.

“NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir hingga maksimum kurang lebih 28 hari, yang membutuhkan perawatan khusus karena penyakit atau kondisi yang dideritanya, dimana salah satu contohnya adalah bayi lahir prematur,” terang dr. Eric Gultom, Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis dan Konsultan Anak Eka Hospital.

“Bayi prematur memerlukan perawatan kamar bayi yang lebih lama atau intens, obat- obatan, bahkan terkadang operasi”, tambah dr. Eric di sela-sela acara Peluncuran Pusat Perawatan Bayi Prematur RS Eka Hospital beberapa waktu lalu.

Selain untuk bayi prematur, NICU juga diperuntukkan bagi bayi yang lahir dengan cacat bawaan berat, mengalami gagal napas, terkena infeksi parah (sepsis), menderita dehidrasi, atau mengalami perdarahan hebat.

Berbeda dengan NICU, PICU dikhususkan untuk bayi di atas usia 1 bulan dan anak-anak berusia 1 hingga 18 tahun dengan kondisi kritis yang berpotensi fatal seperti contohnya asma parah, dehidrasi berat, sepsis, kegagalan fungsi organ, keracunan, meningitis, hingga perdarahan akibat cedera berat atau kecelakaan. Selain itu, bayi dan anak-anak yang baru saja menjalani operasi besar juga umumnya juga perlu dirawat selama beberapa waktu di ruangan PICU.

Tak jauh berbeda dengan NICU, ruangan PICU juga dilengkapi berbagai peralatan medis untuk memantau dan merawat kondisi kesehatn bayi dan anak-anak. Peralatan seperti inkubator, alat fototerapi, mesin ventilator, tabung oksigen, hingga alat kejut jantung khusus anak juga tersedia di PICU.

Pusat Perawatan Bayi Prematur Tangisan Pertama

Mengetahui pentingnya NICU dan PICU, sangat disayangkan, di Indonesia belum semua rumah sakit memiliki fasilitas kesehatan ini. Melihat kebutuhan akan layanan kesehatan ini, Eka Hospital meluncurkan Pusat Perawatan Bayi Prematur yang diberi nama Tangisan Pertama. Tangisan Pertama adalah layanan yang didukung oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu kedokteran, mulai dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fetomaternal, Dokter Spesialis Anak, Spesialis Mata, Spesialis THT, Spesialis Jantung Anak, serta Spesialis Bedah Anak.

Pusat Perawatan Bayi Prematur tersedia di seluruh Eka Hospital (Bekasi, BSD, Cibubur dan Pekanbaru) serta dilengkapi dengan fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Unit ini diperuntukkan bagi bayi lahir prematur dan bayi dengan penyakit/kelainan. Perawatan NICU disupervisi oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi serta dilengkapi alat bantu nafas teknologi tinggi (HFO).(Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik, Eka Hospital)

Shares