Health

Temulawak, Bahan Alami untuk Cegah Corona

By  | 

Penderita Corona yang terus meningkat, membuat kita terus melakukan berbagai cara untuk melakukan pencegahan, salah satunya dengan memperkuat daya tahan tubuh dengan bahan alami.

Jumlah pasien positif Virus Corona (COVID-19) per hari Jum’at, 3 April 2020, bertambah menjadi 1.986 orang. Berbagai cara terus dilakukan oleh pemerintah untuk menangani dan mencegah bertambahnya penderita. Presiden Jokowi juga telah meminta kita sebagai masyarakat untuk serius menerapkan social distancing dan hal preventif lainnya seperti menjaga pola hidup bersih sehat, demi menekan penyebaran wabah Virus Corona.

“Orang yang terkena COVID-19 akan mengalami demam, batuk, dan pilek. Bila infeksinya sudah sampai ke paru, orang bisa mengalami pneumonia (radang paru) hingga mengalami kesulitan napas atau sesak yang bisa berujung pada kematian,” jelas dr. Erlina Burhan, M. Sc, SpP (K), Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan.

dr. Erlina juga ­­­­­mengatakan bahwa Virus Corona ini sangat pintar. Pada beberapa kasus, seorang yang mengidap Virus Corona tidak menunjukkan gejala apapun. “Virus ini mungkin tidak membuat seseorang sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik, namun ia bisa bersembunyi di tubuh seseorang. Kemudian, virus pun akan ditransfer kembali kepada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah,” tambahnya.

Virus Corona juga bisa menyerang anak-anak. Merujuk pada laporan Business Insider, peneliti menyatakan bahwa 90% anak-anak yang mengidap Virus Corona menunjukkan gejala ringan atau sedang, 39% berkembang menjadi pneumonia tanpa menunjukkan gejala yang jelas, 50% lainnya mengalami demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, kelelahan sementara 4% lainnya tidak menunjukkan gejala apapun.

dr. Erlina menyarankan agar masyarakat menjaga asupan gizi seimbang, cukup istirahat, minum suplemen, dan vitamin. “Kita perlu meningkatkan kewaspadaan, karena Virus Corona bisa menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap corona. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh,” ujar dr Erlina.

Temulawak untuk Cegah Corona

Sebelumnya bahan alami seperti serai dan jahe diburu banyak orang untuk diolah menjadi minuman untuk meningkatkan imun tubuh. Sebenarnya, tak hanya kedua bahan alami tersebut lho Mamas, yang bisa diolah untuk memelihara daya tahan tubuh. Ada temulawak atau curcuma xanthorrhiza roxb yang mengandung curcumin. Temulawak sendiri sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pada masa pemulihan.

Terkait dengan infeksi virus COVID-19, Prof. Dr. Chairul A. Nidom, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), menjelaskan bahwa curcumin dalam temulawak mampu mengendalikan produksi sitokin akibat dari satu sel yang terinfeksi oleh virus, baik itu virus infuenza maupun Covid-19. “Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, bila terpapar virus terus menerus bisa terjadi badai sitokin yang membuat paru- paru padat dan kaku sehingga terjadi sesak nafas bahkan gagal nafas dan bisa berlanjut ke kematian,” terangnya.

Prof. Nidom juga menambahkan bahwa dalam penelitian yang ia lakukan pada 2008, curcumin pada temulawak mampu mengendalikan sitokin inflamatori sehingga tidak terjadi badai sitokin.

Hasil penelitian Prof Nidom ini sejalan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan, bahwa Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang mengandung curcumin memiliki efek terhadap daya tahan tubuh yaitu sebagai imunomodulator. Melalui penelitian in vivo juga menyatakan bahwa curcumin dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan proliferasi sel T.

Penelitian bio-informatika yang dipublikasikan pada Maret 2020 dan kepustakaan terbaru telah menyebut bahwa curcumin merupakan salah satu kandidat antivirus SARS-CoV-2. Diharapkan curcumin yang terkandung di temulawak mampu meningkatkan ekspresi ACE2 bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk fixed pada permukaan sel inang, dimana ACE 2 merupakan sel inang bagi COVID-19 (Inggrid Tania, 2020).

Tak hanya Prof. Nidom, Dr Inggrid Tania, M.Si., selaku Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) turut mendukung hasil penelitian tersebut. Menurut Dr. Inggrid, temulawak sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Ia menjelaskan, bahwa berdasarkan empirical experiental evidence, scientific evidence, dan clinical evidence temulawak terbukti aman dan memberikan manfaat daya tahan tubuh. Berbagai penelitian, terutama penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Healthmenganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrakmenurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh. “Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR Aswin.

Untuk Si Kecil, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk  vitamin sirup dan tablet dan serta Susu Pertumbuhan.  Untuk dewasa Mamas dan Papas bisa mengonsumsi Curcuma FCT dalam bentuk tablet. Selalu jaga kesehatan keluarga kita ya, Mamas! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, SOHO)

Shares