Relationship

Cerita Smart Mama tentang Life After Marriage

By  | 

Paul Amato, sosiolog asal Pennsylvania State University, Amerika Serikat & Spencer James dari Brigham Young University melakukan survey terhadap 1,617 responden yang telah menikah selama 20 tahun. Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 50% nya merasa kebahagiaannya menurun drastis di 5 tahun pertama kehidupan pernikahan. 

Hal ini disebabkan oleh perbedaan perilaku & romantisme pasangan sejak masa pacaran hingga menikah, ditambah dengan rasa lelah karena mengurus buah hati. Smart Mama berbagi pengalaman mengenai hal ini & solusi untuk mengatasinya.

Happy family with baby

“Di usia pernikahan yang 3 tahun ini, kami sudah punya putri berusia 1 tahun. So far, saya masih berbunga – bunga sih, ya.. Karena suami juga mau membantu mengurus Si Kecil sepulangnya bekerja. Jadi saya nggak terlalu stres & lelah karena bisa bagi tugas. Saya pikir, hal yang utama dari setiap hubungan adalah komunikasi yang baik. Sebelum menikah, saya sudah tegaskan berkali – kali padanya bahwa saya akan membutuhkan bantuannya secara fisik & psikologis saat anak kita lahir di kemudian hari. It helps!– Nadin Leo, mama dari Hansen (1 yo).

“Pasti adalah berantem sana – sini. Tapi memang aku merasa ada perbedaan perilaku saat sudah masuk fase menikah, mungkin karena dulu pacarannya cuma sebentar, ya.. 8 bulan. Jadi begitu tinggal serumah, nggak sesuai ekspektasi haha.. Saya lalu speak up, mengajaknya duduk bersama & membahas masalah ini. Saya sampai tuliskan lho, apa saja yang saya butuhkan (bantuan) darinya untuk mengurus pekerjaan rumah tangga & anak – anak. Kalau semua saya yang urus, stress sendiri dan jadi sebal sama suami. Ternyata selama ini saya sadari, stres & lelah pemicunya,” – Danish, mama dari Vira (3 yo). 

Couple having intimate dinner of summer evening

“5 tahun pertama pernikahan? Haha.. ya gitu deh, lebih ke capek sih ya, karena langsung ngurusin anak & bekerja. Tapi saya setuju, kalau nggak ada bantuan dari suami, kita kelelahan, malas rasanya membangkitkan romantisme. Yang ada hanya ingin istirahat saja, langsung tidur malam harinya tanpa gangguan. Cara mengatasinya, saya diamkan pasangan, lama – lama Ia bertanya ada apa kok sikap saya jadi aneh.. hehe.. Saya bilang deh, saya butuh support system. Sampai akhirnya hire nanny & saya mulai menyempatkan waktu untuk me time. Lama – lama romantisme kami terbangun kembali,” – Tiffany, mama dari Cherish (7). (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

 

Shares