Health

Ketahui Jumlah Gula yang Baik Dikonsumsi Si Kecil

By  | 

 

Agar bisa tumbuh kembang dan berenergi, Si Kecil butuh kalori yang berasal dari makanan berkarbohidrat dan gula. Tapi anak pun memiliki batasan aman asupan gula sehari-hari. Lalu, berapakah yang baik untuk dikonsumsi?

Makanan yang mengandung gula sudah menjadi musuh utama untuk orang-orang yang menderita diabetes. Untuk mencegah penyakit itu terjadi, sebaiknya anak-anak jangan dikenalkan dengan makanan ini sejak kecil. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.

Untuk anak usia 1-3 tahun, 10 persen sama nilainya dengan 4-5 sendok teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun, 10 persen sama artinya dengan 5-8 sendok teh gula. Berikut beberapa contoh makanan yang sering dikonsumsi anak beserta dengan kandungan gulanya:

  1. Donat = 5 sendok teh gula
  2. Jelly (75 gr) = 4 sendok teh gula
  3. Permen karet (50 gr) = 7 sendok teh gula
  4. Biskuit cokelat = 2,5 sendok teh gula
  5. Es krim (1 scoop) = 4 sendok teh gula
  6. 1 kaleng soda = 7 sendok teh gula
  7. Susu cokelat dengan tambahan gula = 3 sendok teh gula

Apa efeknya bila Si Kecil kelebihan gula?

1. Anak-anak yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi (cepat menaikkan gula darah) cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi dan pertambahan berat badan yang tidak sehat, mengganggu kualitas tidur anak sehingga mempengaruhi proses belajar dan perkembangan emosi.

2. Selain itu, kelompok usia muda sangat rentan terhadap beban karbohidrat yang tinggi, yang menyebabkan meningkatknya kadar gula darah dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan diabetes tipe-2 (karena gaya hidup).

3. Anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas akan mengalami hal yang sama saat dewasa, serta berisiko mengalami diabetes tipe-2 dan penyakit jantung di masa depan.

4. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa status nutrisi yang buruk pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi fungsi otak dan secara potensial mempengaruhi perkembangan kognitif dan perilaku. (Yosi Avianti/Photo : Istockphoto.com)

Shares