Parenting
Mengenal Pola Pengasuhan Co Parenting
Ketika perceraian akhirnya menjadi sebuah keputusan akhir, tidak ada lagi pilihan selain meneruskan perjuangan mengasuh dan membesarkan anak bersama – sama ya, Mamas. Jika hal ini terjadi, diskusikan bersama pasangan tentang pola pengasuhan anak yang harus dilakukan. Nah, pernahkah Anda mendengar istilah ‘co parenting’? Istilah ini muncul pertama kali pada awal abad ke 21 di Italia oleh komunitas orangtua yang memutuskan untuk tidak lagi hidup bersama, Associations of Separated Parents. Definisi co parenting sendiri digambarkan menjadi sebuah usaha bersama yang dilakukan oleh kedua orangtua, walaupun dalam kondisi terpisah (baik karena alasan bercerai atau tidak lagi hidup bersama) untuk saling berkomitmen mengasuh dan membesarkan anak – anak mereka.
Menjalani hal ini memang tidak mudah, dibutuhkan komitmen tinggi untuk mengutamakan kepentingan anak – anak dan keluarga di atas segalanya. Berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika ingin menerapkan pola pengasuhan co parenting pada anak.
DO:
1. Berkomitmen penuh untuk mewujudkan komunikasi positif yang berkenaan dengan pengasuhan anak. Sekalipun tidak bertatap muka, susun jadwal bersama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan Si Kecil mulai dari jadwal sekolah hingga schedule pemeriksaan kesehatan secara berkala.
2. Terapkan satu aturan yang berlaku untuk kedua belah pihak. Susun kewajiban dan hak Si Kecil dalam sebuah lembar tertulis dan diskusikan bersama. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul perbedaan aturan dalam hidup anak.
3. Tidak saling merusak nama baik pasangan. Tidak hanya dalam kehidupan sosial, lakukan hal yang sama dalam pola pengasuhan anak. Usahakan untuk tidak menyampaikan hal negatif mengenai pasangan (dan sebaliknya).
4. Saling terbuka tentang perkembangan kehidupan pribadi Anda dan pasangan. Jangan jadikan anak – anak sebagai menjadi sumber utama informasi ini.
5. Kenali potensi masing – masing, bagilah tugas dengan pasangan untuk mengurus kebutuhan Si Kecil sehari – hari. Jika pasangan lebih cermat dalam hal pengaturan jadwal dan kedisiplinan, ijinkan ia untuk mengajarkan konsep tersebut kepada Si Kecil dengan caranya sendiri.
6. Pahami cara berpikir anak. Anak – anak yang sehat merupakan hasil pengasuhan orangtua yang sehat dan berpikiran positif.
DONT’S:
1. Konflik dengan mantan suami di hadapan anak. Hindari mencari informasi tentang mantan suami melalui anak, atau membicarakan masalah di hadapan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak – anak yang berada di dalam lingkaran konflik orangtua akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan cenderung tertutup.
2. Merasa bersalah. Perpisahan adalah hal yang sulit. Berikan batas kapan Anda bisa menunjukkan kesedihan tersebut kepada anak – anak. Mereka membutuhkan orangtua yang bahagia dan penuh harapan. Dont ruin their mood!
3. Memutuskan masalah tanpa berdiskusi dengan mantan suami. Sekalipun Anda dengan Si Kecil tidak lagi bersama pasangan, pengambilan keputusan tetaplah menjadi kewajiban kedua belah pihak. Ingat Mamas, Anda sedang dalam wilayah co parenting.
Gwyneth Paltrow & Chris Martin adalah contoh pasangan yang berhasil menerapkan konsep co parenting dalam pola pengasuhan anak – anak mereka, Apple & Moses. Menurut Gwen, hal terpenting yang harus diprioritaskan adalah anak – anak, bukan lagi hubungan unromantic yang terjadi antara pasangan. “We’re a true family and we like to do things to reinforce that we’re a family for the children and for each other.” Hope it will motivate and inspire you to do so, Mamas! (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)