Mind

Bagaimana Bicara Perceraian pada Anak

By  | 

Q: Masalah yang kerap melanda rumah tangga membuat kami memutuskan berpisah. Bagaimana ya, caranya memberitahukan ini kepada anak, mengingat perceraian kami tidak secara baik-baik saja?
Alia, 30 tahun, mama dari Lila, 3 tahun

A: Tentunya perceraian adalah hal yang tak diinginkan semua pasangan. Dan menjalani perceraian tentu adalah hal berat. Namun diantara semua itu, saat terberat bagi setiap pasangan yang memiliki anak adalah memberitahunya mengenai perceraian.

Berikut adalah delapan tips bagaimana memberitahu anak mengenai perceraian Anda dan pasangan:

1. Pilih kata-kata yang akan disampaikan. Tak semua hal bisa disampaikan pada anak. Jangan terlalu detail menjelaskan mengenai penyebab perceraian, cukup yang mereka butuhkan dan layak dibicarakan dengan anak saja. Selain kemungkinan tak mengerti apa yang dibicarakan, mereka juga bisa menilai Anda atau pasangan, serta menghakimi situasi yang terjadi. Beritahukan hal yang mereka perlukan, dan tetap fokus pada kepentingan anak.

2. Tetap bersatu di depan anak. Ketika memberikan beberapa penjelasan dan batasan, sebaiknya Anda dan pasangan tetap terlihat bersatu, damai, dan tidak saling bertengkar atau berbeda pendapat saat itu. Ini dilakukan agar anak tidak bingung. Meski nantinya mungkin ada hal yang tak disetujui pasangan setelah berpisah, namun setidaknya untuk saat ini pastikan Anda berdua memiliki pandangan sama. Gambarkan bahwa Anda dan pasangan tetap baik-baik saja walau telah berpisah.

3. Jangan saling menyalahkan. Tentu saja ada alasan di balik perceraian, terlepas dari siapa yang salah. Bisa jadi juga Anda berdua sudah mengetahui siapa yang ‘penyebab’ perceraian. Namun ada baiknya tidak saling menyalahkan di depan anak. Anak tak perlu tahu apa penyebabnya, atau siapa yang menyebabkan perceraian. Memberitahu mereka hanya membuatnya cenderung membela salah satu dari orangtua dan menimbulkan kebencian. Gunakan kalimat netral dan tidak negatif ketika membicarakan pasangan di depan anak.

4. Anak tidak menyebabkan perceraian. Pastikan anak-anak Anda mengetahui hal ini dengan jelas, bahwa bukanlah mereka yang jadi penyebab perceraian. Berikan alasan yang netral, seperti “Papamu hebat, namun kami sudah tak cocok sebagai pasangan, sehingga kami tak bisa lagi hidup bersama.” Pastikan Anda tidak mengindikasikan ada salah satu pihak yang bersalah atas perceraian tersebut ya, Mamas.

5. Jangan beritahukan sebelum pasti. Jika belum benar-benar pasti akan bercerai, maka jangan dulu beritahukan ini pada anak. Ketika keputusan sudah sangat bulat dan Anda telah mengajukan perceraian, saat itulah anak bisa diberitahu. Memberitahu anak ketika perceraian belum pasti terjadi akan membuat mereka bersedih lebih lama karena belum ada kepastian, dan bisa menyebabkan stres. Selain itu, diskusikan dengan anak kapan memberitahu perceraian. Jangan memberitahu anak tanpa sepengetahuan pasangan.

6. Pilih waktu tepat. Pilih waktu ketika Anda dan pasangan sudah siap secara emosional mendukung anak dan memberitahukan perceraian padanya. Anda bisa menginformasikan hal ini pada guru atau keluarga yang lain untuk mendukungnya. Selain itu, jangan beritahukan perceraian pada masa penting anak, seperti malam sebelum akan naik pentas, sebelum kelulusan, dan lainnya.

7. Pertahankan konsistensi. Beritahukan apa yang akan terjadi di masa depan pada anak. Jelaskan detail dan spesifik. Jangan menjanjikan hal yang belum tentu bisa Anda tepati. Memberitahu secara spesifik apa yang mungkin terjadi di masa depan bisa mengurangi kecemasan mereka.

8. Tetap tenang. Anak-anak akan selalu memperhatikan Anda, setiap waktu. Jadi, tetaplah tenang dan jangan terlihat cemas, apalagi stres. Jika Anda terlihat stres, maka mereka juga akan ikut stres. Begitu juga jika Anda terlihat depresi, atau hilang kendali. Ingat bahwa anak-anak membutuhkan Anda.

Pastikan agar segala hal yang ada dilakukan demi kebaikan anak dan melindungi mereka dari dampak buruk perceraian ya, Mamas. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)

Shares