Health

Yang Perlu Diwaspadai Ketika Sakit Perut saat Hamil

By  | 

Sakit perut atau kram sering terjadi selama kehamilan. Meski biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tetapi terkadang kondisi ini bisa menjadi gejala yang lebih serius.

kemungkinan tidak ada yang perlu Mamas to be khawatirkan jika rasa sakitnya ringan dan hilang saat Anda mengubah posisi, istirahat, buang air besar atau buang angin. Tetapi jika Mamas to be merasakan sakit perut yang lebih berat dan berkelanjutan, segera hubungi dokter kandungan atau rumah sakit bersalin.

Sakit perut ringan yang tidak berbahaya, bisa disebabkan oleh:

• Nyeri ligamen. Kondisi ini terjadi saat ligamen meregang untuk menopang perut yang sedang tumbuh membesar. Ketika ini terjadi, perut Mamas to be akan terasa seperti kram yang tajam di satu sisi perut bagian bawah.

• Sembelit. Hal ini umum terjadi pada kehamilan. Karena itu, mengonsumsi cukup air dan makanan berserat sangat dianjurkan.

• Perut kembung. Udara yang terjebak di dalam perut tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada perut.

Penting! Segera hubungi dokter kandungan jika Mamas to be mengalami sakit perut disertai dengan:

• Perdarahan atau bercak

• Kram perut atau sesak yang teratur

• Keputihan yang tidak biasa

• Nyeri punggung bagian bawah

• Merasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil

• Rasa sakitnya parah atau tidak hilang setelah Mamas to be beristirahat selama 30 sampai 60 menit

Semua kondisi di atas bisa menjadi gejala gangguan pada kehamilan yang perlu diperiksa atau ditangani segera.

Rasa nyeri pada ujung bahu bisa menjadi gejala kehamilan ektopik.

Dilansir dari NHS, kondisi kehamilan yang bisa menyebabkan sakit perut dan perlu segera ditangani, antara lain:

1.Kehamilan ektopik

Kondisi ini adalah saat sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kehamilan seperti ini tidak akan dapat bertahan dan perlu diangkat dengan obat atau operasi.

Gejala biasanya muncul antara 4 dan 12 minggu kehamilan dan dapat meliputi:

• Nyeri perut dan pendarahan

• Nyeri di ujung bahu Anda

• Merasa tidak nyaman saat BAB atau BAK

2.Keguguran

Nyeri kram dan pendarahan sebelum usia kehamilan memasuki 24 minggu terkadang bisa menjadi tanda keguguran atau terancam gugur (saat Mamas to be mengalami pendarahan tetapi kehamilan tetap berlanjut).

3.Preeklamsia

Nyeri tepat di bawah tulang rusuk biasa terjadi pada kehamilan selanjutnya karena bayi yang sedang tumbuh dan rahim mendorong ke bawah tulang rusuk.

Tetapi jika nyeri ini parah atau terjadi terus menerus, terutama di sisi kanan, itu bisa menjadi tanda preeklamsia (tekanan darah tinggi pada kehamilan) yang menyerang beberapa calon mama. Biasanya dimulai setelah 20 minggu atau tepat setelah bayi lahir.

Gejala preeklamsia lainnya meliputi:

◦ Sakit kepala parah

◦ Masalah penglihatan

◦ Kaki, tangan dan wajah bengkak

Bila hal ini terjadi, maka Mamas to be harus dipantau di rumah sakit.

4.Persalinan prematur

Jika kehamilan Mamas to be kurang dari 37 minggu dan mengalami kram perut atau sesak secara teratur, segera hubungi dokter kandungan. Kondisi ini bisa menjadi tanda Mamas to be akan mengalami persalinan prematur, dan harus dipantau di rumah sakit.

5.Solusio plasenta

Kondisi ini terjadi ketika plasenta mulai keluar dari dinding rahim, biasanya menyebabkan perdarahan dan nyeri hebat terus-menerus yang tidak datang dan pergi seperti halnya nyeri kontraksi.

Kondisi ini terkadang bisa menjadi keadaan darurat karena berarti plasenta mungkin tidak dapat menopang bayi dengan baik. Mamas to be harus pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

6. ISK (infeksi saluran kemih)

ISK umum terjadi pada calon mama dan biasanya dapat diobati dengan mudah. ISK bisa menyebabkan sakit perut dan terkadang rasa sakit saat Anda buang air kecil. Meski dapat diobati dengan mudah, namun Mamas to be tidak bisa menganggap remeh ISK, karena dpat berisiko membuat Mamas to be melahirkan secara premature. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, Freepik)

Shares