Education

Bermain Puzzle VS Kemampuan Akademik Anak

By  | 

Bermain bersama Si Kecil terasa menyenangkan bukan, Mams? Apalagi bila permainan tersebut bisa mendukung prestasi akademisnya.

Menurut David Whitebread, seorang dosen senior Psikologi Pendidikan di Universitas Cambridge, beberapa permainan jauh lebih bermanfaat bagi Si Kecil daripada mengajar mereka membaca dan menulis di usia muda.

Dilansir dari The Times di acara Lego Idea Conference di Denmark, Psikolog Perkembangan Kognitif yang juga mantan guru sekolah dasar ini menerangkan bahwa permainan terbaik untuk anak-anak adalah permainan yang juga bisa dimainkan oleh seluruh keluarga.

Merujuk pada anjuran pemerintah agar anak-anak dapat belajar 3M (Membaca, Menulis, dan Matematika) pada usia yang lebih muda, ia justru berpendapat bahwa walaupun ketiga keterampilan itu penting, namun hal itu justru akan jadi ‘pemborosan’ sumber daya pemerintah dan waktu anak untuk mengajarkan ketiga hal ini ke balita.

“Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan orangtua dalam hal pendidikan anaknya. Jika Anda ingin anak Anda berprestasi di sekolah, maka habiskan waktu bersama mereka sejak awal kehidupannya. Mereka membutuhkan perhatian kedua orangtuanya saat bermain. Permainan seperti puzzle, mendongeng, serta bermain blocks adalah beberapa diantaranya.”

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa bermain dapat mengajarkan anak-anak menjadi ‘pelajar mandiri’. Dengan bermain, mereka dapat melatih konsentrasi dan mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, bermain juga bisa membuat anak-anak lebih siap menghadapi kegagalan.

Meskipun manfaat membaca sangat besar, namun itu bukan satu-satunya keterampilan ‘kunci’ untuk perkembangan Si Balita. “Sebaliknya, sebagai orangtua kita dapat berbagi sesuatu yang kita cintai pada anak, seperti mengajaknya bersama-sama membuat kue atau Si Papa dapat mengajak Si Kecil bermain-main dengan segala sesuaitu yang berhubungan dengan mesin (yang aman tentunya bagi anak). Kuncinya adalah berbagi antusiasme bersama anak, namun yang lebih penting dari itu adalah percakapan Anda dengan Si Kecil saat melakukannya,” lanjutnya.

“Saran terbaik saya adalah bermainlah dengan mereka sambil bersenang-senang. Membuat mereka gelisah saat belajar justru menggagalkan proses pembelajaran Anda,” tambahnya.

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika pun mendukung hal ini. Hasil penelitian menemukan bahwa pada usia 27 tahun, orang dewasa yang sejak kecil sudah diajari untuk memotivasi diri sendiri diketahui dapat mencapai nilai akademis yang lebih baik, penghasilan yang jauh lebih tinggi dan jauh lebih sedikit terlibat dalam kejahatan daripada anak yang tak mendapatkan hal ini dari kecil. (Tammy febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)

Shares