Education

Kenali Karakter Anak Melalui Seni Grafologi

By  | 

Secara harfiah, grafologi merupakan seni menganalisa hasil tulisan tangan untuk mengenali karakter diri seseorang. Bisa lho dimanfaatkan untuk memahami karakter anak – anak!

Dalam sebuah acara bertajuk “Workshop Grafologi & Family Playdate” yang digelar oleh komunitas Ibu Profesional Jakarta dengan narasumber Laksmira Ratna Bayuardi, Dip Child Psy, MHA. CAT – Praktisi psikolog anak, grafolog, art therapy & positive psichology, Grafologi bisa menjadi salah satu terapi untuk melakukan perubahan pada sistem pendidikan yang akan dipilih oleh keluarga dalam memahami dan melihat kepribadian tersebut terkait masa depan anaknya untuk gambaran kedepannya, dan bisa menjadi bahan konsultasi orang tua bagi pemilihan yang pas baik pendidikan atau pun pola pengasuhan.

Umumnya analisis yang menjadi patokan para pakar grafologi meliputi zona, marjin, kemiringan, tekanan, dan ketebalan tulisan.

Spasi tulisan, misalnya, umumnya dikaitan dengan kemampuan bersosialisasi anak. Begitu pula dengan pola tulisan yang lancip/ menanjak. Jika tulisan mengarah dari kiri ke kanan menanjak menunjukan anak tersebut semangat dan terus optimis dalam pembelajaran di sekolahnya.

Detail gambar menunjukan karakter anak yang posesif dan cenderung sensitif.

Ukuran tulisan: Mereka dengan tulisan besar, dikatakan senang menjadi pusat perhatian, dan memerlukan kehidupan sosial yang aktif untuk bisa bahagia. Orang dengan tulisan sedang merupakan pribadi yang logis dan dapat beradaptasi. Sementara tulisan yang kecil menunjukkan orang yang terpelajar.

“Terkadang ada orangtua yang berpikiran jika anak salah menulis atau tidak bisa membaca & mengeja huruf merasa bahwa anaknya diselexia, mengalami keterlambatan.. Padahal belum tentu menjadi penyebab utama. Menjadi kewajiban bagi orangtua untuk menelusuri penyebabnya terlebih dahulu,” ungkap Laksmira.

Tipe gaya belajar anak

Pada anak balita, tipe gaya belajar anak bisa mulai dilihat saat mereka sudah mulai menunjukan fokus & konsistensi, misalnya sudah mampu menggambar 2 titik seperti mata. Dalam seni grafologi, hal ini menunjukkan anak siap bersosialisasi.

Komunitas Ibu Profesional Jakarta

Didirikan oleh Septi Peni Wulandani pada 22 Desember 2011 di Salatiga, komunitas ini kemudian berkembang dan berhasil merangkul para mama profesional yang berada di 45 kota di Indonesia serta 4 negara lain. Keinginannya untuk terus mengupgrade ilmu khususnya tetang pengasuhan anak dan lebih bahagia dalam menjalankan perannya sebagai individu, istri dan ibu menjadi tujuan bersama. Mamas yang tertarik untuk bergabung dengan komunitas ini, silakan follow @ibuprofesionaljakarta, ya! (Nathalie Indry/KR/Photo: Tim Ibu Profesional Jakarta)




Shares