Finance

Trik Mengatur Prioritas Keuangan Keluarga

By  | 

Mamas pasti sependapat ya mengurus keuangan keluarga termasuk hal yang paling sulit. Selain harus cukup, juga harus merata sesuai kebutuhan setiap anggota keluarga, serta wajib disisihkan untuk tabungan. Tabungan sendiri juga ada berbagai macam jenis, tabungan untuk pendidikan, hari tua, liburan, dan emergency. Untuk mengaturnya, tentu dibutuhkan trik khusus ya, Mams.

Ditemui dalam acara Financial Journey: Set Priority for your Financial Goals, financial planner Prita Ghozie menjelaskan trik dan tips mengatur prioritas keuangan untuk Smart Mama.

Hitungan Berdasarkan Prosentase

Meskipun pada prakteknya sulit, namun membagi pengeluaran berdasarkan prosentasi memang wajib dilakukan lho Mams. Dan alokasi dana berdasarkan prosentase memang cara yang paling mudah untuk dilakukan. Prita membagi alokasi dana menjadi 5:

  1. Dana Sosial atau zakat 5%
  2. Dana darurat dan Asuransi 10%
  3. Biaya hidup dan cicilan 60%
  4. Investasi 15%
  5. Gaya hidup 10%

Prioritas Keluarga Vs Individu

Banyak mamas yang bingung bagaimana pendapatan keluarga harus diprioritaskan. Haruskah murni semua untuk keluarga atau dipisahkan berdasarkan kebutuhan masing-masing individu. Menurut Prita ada dua cara yang bisa dilakukan:
Cara 1: Bisa disatukan dahulu pendapatan suami dan istri, lalu dari total keseluruhan baru dipisahkan satu persatu sesuai kebutuhan anggota keluarga.

Cara 2: Dipisahkan sejak awal antara individu dan keseluruhan, minimal ada 3 atm untuk mengatur keuangan dan pos-pos pengeluaran agar berbeda pengaturannya.

Biaya Darurat: Tabungan Khusus atau Credit Card?

Menurut Prita, bentuk dana darurat harus tetap liquid, contohnya disimpan di tabungan, jangan dalam bentuk credit card. Secara umum, setiap rumah tangga sebaiknya memiliki dana sejumlah 15% dari total aset. Dan dana tersebut harus dalam bentuk liquid.

Yang Harus Didahulukan: Bayar Hutang atau Berinvestasi?

Tentu saja bayar hutang terlebih dahulu, namun demikian, Prita mengatakan, komposisinya bisa digunakan 80% untuk bayar hutang, dan sisanya untuk investasi. Ketika hutang sudah dilunasi, baru bisa menjadi investasi. (Karmenita Ridwan/Photo: istockphoto.com, Prita Ghozie)

Shares