Parenting

Smart Mama Story: Novia Heroanto

By  | 

“A stepmama doesn’t just marry a spouse. They marry their spouses’ entire situations.” 

Menjalankan peran sebagai orangtua sambung bukanlah hal yang mudah. Jika Anda juga tengah menjalaninya, sharing pengalaman Novia Heroanto, Mama dari Charlize (12), Indonesian mama yang berdomisili di Sydney, Australia ini akan membantu menambah perspektif baru dalam menciptakan hubungan keluarga yang harmonis.

Jadi, sudah berapa lama tepatnya Novia menjadi seorang stepmama, dan adakah ketakutan tersendiri sebelum menjalani perannya? 

Pertama kali saya bertemu dengan Charlize, 2 tahun lalu saat masih pacaran dengan Albert yang kini menjadi suami. Resminya menjalani peran ini sudah hampir genap setahun (11 bulan).

Novia & family

Novia & family

Wah, awalnya takut dan galau. Ada beberapa pertanyaan yang mengisi kepala saya soal ini. Pertama, apakah saya bisa nyaman menjalani peran baru ini yang awalnya tidak didukung oleh keluarga? Tidak pernah ada sejarah perceraian dalam keluarga inti maupun keluarga besar kita. Persepsi keluarga mengenai stepfamily diisi oleh hal-hal negatif dan ketakutan bahwa pernikahan kedua lebih susah langgeng, apalagi kalau sudah ada hubungan dengan anak disana. Kedua masalah finansial rumah tangga, bagaimana sebaiknya? Ketiga, soal quality time. Charlize tinggal bersama mamanya dan kakek nenek dari mamanya di Perth. Kami tidak bisa bepergian/liburan suka-suka, karena harus mengatur jadwal kunjungan liburan Sydney-Perth secara rutin, agar bertepatan dengan momen liburan & ultah Charlize. Selain itu kepikiran juga, bagaimana cara memanage dan menghargai perbedaan budaya & kebiasaaan antara dua rumah yang berbeda.

Lalu, apa yang dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan peran ini? 

Saya melakukan banyak dialog yang bertujuan untuk mendekatkan keluarga. Berusaha mengenal Charlize sebagai seorang pribadi, seorang teman. Ketika bertemu selama liburan, saya meluangkan waktu untuk mendengar cerita tentang teman-teman, dan menggali hobinya yang ternyata sama dengan saya, yaitu menggambar.

Dalam waktu yang bersamaan, saya menceritakan pengalaman seru bersama Charlize dan suami kepada orang tua dan keluarga di Indonesia. Lama-kelamaan mereka mendukung apa yang saya jalankan. Saya bersama suami secara rutin mengikuti konseling pernikahan, baik dalam masa mempersiapkan pernikahan maupun sesudah menikah. Kami berdua merasa konseling memiliki dampak positif yang besar dalam rumah tangga kami, misalnya mempertemukan ekspektasi kami  mengenai keluarga baru, berdiskusi pengaturan finansial secara transparan, dan mengatur jadwal liburan. Saya juga banyak browsing artikel, membaca buku, dan streaming video edukasi tentang stepfamilies di YouTube, serta sharing dengan anggota komunitas sel agama saya yang juga memiliki posisi yang sama sebagai stepmama. 

31225654_10155410124535983_617201051136688128_n

Bagaimana respon Charlize, dan bagaimana Novia menghadapinya?

Charlize sih suka dengan saya, dan memang secara personality kita klik; sama-sama kreatif, straightforward, suka berorganisasi dan tidak menye-menye. Namun, tidak semuanya sempurna. Namanya belajar jadi stepmama, dan anak usia beranjak remaja, kami juga pernah berkonflik. Tapi tidak lama, salah satu dari kita meminta maaf dan hubungan kami kembali normal. Awal-awal Charlize cerita kalau dia merasa tidak bisa punya dua mama. Saya bilang jangan dibawa stress, karena sebenarnya kita cocok, hanya keadaan saja yang agak tricky. Saya ungkapkan, terserah ingin panggil saya apa. Lalu dia memberi saya nickname N, seperti teman dia memberinya nickname C. Eh tau-tau pas Mother’s Day dia menulis email kepada saya, ”Happy Mother’s Day, Mama N”. Kaget juga sih tapi senang sekali, hahaha….

Bagaimana bentuk dukungan suami & keluarga besar dalam hal ini?

Suami senang sekali saya bisa klik dengan Charlize. Yang paling membantu juga karena Ia proaktif dalam mengikuti konseling pernikahan.. Hal tersebut yang membuat kami menjadi lebih skillful dalam melihat & menentukan arah tujuan pernihkahan kami. Kalau keluarga sih tidak banyak ikut campur, karena mereka tinggal di Indonesia. Hanya kalau kebetulan sedang berkumpul di Sydney, kami senang menghabiskan waktu bersama Charlize. Keluarga suami juga senang sekali saya cocok dengan Charlize, rumah mereka selalu terbuka untuk kami bertiga tinggal saat liburan ke Perth. Natal tahun lalu, Charlize mengadakan Christmas party bersama teman-temannya di rumah ayah suami, dia senang sekali.

Menghadapi gadis berusia remaja tentu memiliki tantangan tersendiri. Bagaimana bentuk komunikasi/pola pengasuhan yang diterapkan terhadapnya?

Saya berusaha untuk step back dalam soal parenting, karena saya menghargai posisi mama biologisnya yang menjaganya hingga sekarang. Dan saya lihat nilai-nilai hidup yang ditanamkan cukup bagus, Charlize anak yang berbakti kepada keluarga, bertanggung jawab dalam kewajiban sekolahnya dan rajin beribadah.

26168141_10155148393785983_6188072444021600600_n

Saat ia sedang berada di Perth dan saya di Sydney, kami biasa berkomunikasi melalui email, karena Charlize belum memiliki handphone pribadi. Dalam Five Love Language Online Test yang kami ikuti, saya lihat hasil tertinggi Charlize adalah affirmation. Jadi, saya kerap memberikan apresiasi positif terhadap tindakan kebaikan/ keberhasilannya, seperti fokus pada nilai mata pelejaram & gambar yang bagus, juga aktivitas yang dilakukan bersama teman-temannya.

Untuk suami, saya memberikan personal space untuk berkomunikasi dengan Charlize dengan cara lain, misal Skype message or call. Lalu, kami berdua akan saling memberi update mengenai apa yang kami diskusikan. Kami merasa nyaman dengan cara ini daripada memaksa harus komunikasi bertiga.

Saat liburan bersama, saya dan suami selaraskan preferences aktivitas kita dan Charlize. Saya sih pengennya liburan dia lebih aktif, tapi Charlize suka banget main internet game dan tidak suka outdoor activities hehe.. akhirnya saya usulkan  playdate saja dengan teman yang anaknya seumuran. Eh, berhasil! Charlize menikmati momen bermain bersama mereka. Di sisi lain, sekaligus saya ingatkan dia untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang simpel, seperti mencuci piring dan gelas yang dipakai, membatasi waktu Skype call/bermain iPad. Yang tricky, Charlize terbiasa dengan masakan Kakeknya yang jago masak dan membangun katering…sedangkan saya kurang bisa masak. Pernah sih ngintip resep Kakeknya, tapi lumayan rumit. Akhirnya, saya minta Charlize untuk membantu masak, karena biasanya anak akan suka makan hasil makanannya sendiri, dan memang benar. Intinya, musti banyak akal dan mencari jalan tengah.

ll2

Adakah buku – buku atau insights yang Novia dapatkan dari para ahli dalam menjalankan peran sebagai stepmama sekaligus mama bagi seorang remaja?

1. The Five Love Languages for Children by Gary Chapman.

2. A Career Girl’s Guide to Becoming a Stepmom: Expert Advice from Other Stepmoms on How to Juggle Your Job, Your Marriage, and Your New Stepkids by Jacquelyn B. Fletcher.

3. Boundaries with Kids : How Healthy Choices Grow Healthy Children by Dr. Henry Cloud & Dr. Stuart Townsend.

“Menjalankan peran sabagai seorang mama melatih kemampuan saya untuk berbesar hati & semakin berserah kepada Sang Pencipta. Respon anak dan keluarga tidak bisa kita kendalikan, yang bisa kita kontrol hanya respon sebagai seorang stepmama. Dan sebagai orangtua, kita hanya bisa memberikan arahan dalam corridor positif kepada anak, bukan memaksakan nilai-nilai yang kita anggap baik. Menjadi stepmama membuat saya menjadi lebih terlatih menganalisa situasi dari berbagai perspektif, dan bisa berkata kepada diri sendiri, “Sometimes, it’s okay to be not okay.”” (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Novia)

Shares