Health

Setahun Pertama, Bayi Wajib Tidur Bersama OrangTuanya

By  | 

Beberapa tahun terakhir ini, SIDS menjadi topik yang seringkali dibahas. Para dokter anak melarang orangtua menidurkan bayinya tanpa bantal, mainan ataupun soft bedding di area tidurnya karena dapat menyebabkan kematian pada bayi. Barang-barang tersebut berisiko menutupi saluran pernapasan bayi saat tidur dan menyebabkan kematian pada bayi karena kehabisan napas. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), SIDS sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian bayi. Di Amerika sendiri terdapat 3.500 kasus SIDS per tahunnya.

Kematian ini disebabkan oleh beragam faktor, termasuk diantaranya kelainan pada otak bayi, masalah pernapasan, dan tidur tengkurap dengan kepala menghadap ke permukaan yang lembut atau permukaan yang dapat menghalangi napas bayi.

Kemarin, 24 Oktober 2016, American Academy of Pediatrics (AAP) kembali mengeluarkan pedoman baru bagi para orangtua, yaitu agar para bayi setidaknya tidur di kamar yang sama dengan orangtuanya selama 6 bulan pertama kehidupannya. Namun idealnya, AAP menyarankan agar Anda bisa melakukannya selama 1 tahun pertama. Walau begitu, bayi sebaiknya tetap tidak berbagi tempat tidur yang sama dengan orang tuanya, karena dapat meningkatkan risiko SIDS (sudden infant death syndrome). Tempat teraman bagi bayi untuk tidur adalah yang permukaannya rata seperti boks bayi atau bassinet tanpa soft bedding, bumpers atau pun bantal.

“Tidur di kamar yang sama, namun di tempat tidur yang berbeda, dapat mengurangi risiko SIDS sampai dengan 50 persen,” ujar Dr. Lori Feldman-Winter, salah satu penulis AAP guidelines and pediatrics researcher dari Cooper Medical School of Rowan University di Camden, New Jersey.“Berbagi tempat tidur berpotensial membahayakan bayi mengalami SIDS, terutama bagi bayi di bawah 4 bulan, dan juga para bayi prematur atau terlahir dengan berat badan rendah,” tambah Feldman-Winter.

sleeping together and breastfeeding mother and newborn baby in b

Pengetahuan ini wajib diketahui oleh para orangtua, dan tentunya juga orang lain yang turut merawat bayi Anda. “Seringkali para orangtua berpikir kalau orang lain yang turut mengasuh bayinya, sudah memahami bagaimana menjaga keselamatan bayi saat tidur. Padahal belum tentu,” ujar Dr. Jeffrey Colvin, pediatrics researcher dari Children’s Mercy Kansas City. Ini dibuktikan dengan banyaknya kasus kematian bayi saat berada di luar rumah dan tidak sedang bersama orangtuanya. Menurut sebuah studi, kematian bayi ini seringkali disebabkan karena bayi tidur tengkurap atau tidur di dalam stroller ataupun car seat-nya.

“Orangtua perlu memastikan setiap orang yang merawat bayinya mengikuti aturan keamanan A-B-C. Yaitu pastikan anak tidur sendiri (A: Alone), tanpa berbagi dengan orang lain dan adanya obyek lain di area tidurnya (B: Back), dan ditidurkan di tempat tidurnya atau boks bayi (C: Crib),” tambah Colvin. Di dalam pedoman tersebut juga tertulis kalau saat menyusui, sang mama tidak disarankan menyusui bayinya sambil tiduran selama menyusui bayinya di tengah malam, walau dengan alasan kenyamanan sekalipun.

Selain membahas mengenai keamanan saat tidur, pedoman terbaru tersebut juga menyarankan para orangtua untuk melakukan kontak skin-to-skin dengan bayinya sesegera mungkin setelah kelahiran untuk membantu mengurangi risiko SIDS. Bagi bayi yang lahir melalui caesar, mama dapat melakukan hal ini segera setelah mereka sadar. Sementara itu, kontak skin – to – skin dapat dilakukan oleh sang papa atau tenaga medis yang turut membantu proses persalinan caesar tersebut. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares