Mind

Mengenal Tradisi Syukuran Kehamilan

By  | 
Indonesia sangat erat kaitannya dengan tradisi dan adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakatnya secara turun temurun. Saat sedang hamil, tradisi syukuran kehamilan di usia 4 dan 7 bulan menjadi hal yang disarankan untuk dilakukan. Apakah Anda sudah melakukannya? Menurut ajaran agama Islam, bulan ke 4 adalah saat ditiupkannya roh ke dalam janin. Maka, tradisi syukuran adalah salah satu bentuk pengharapan atau doa yang dipanjatkan untuk keselamatan Si Calon Bayi kelak. Begitu pula saat bulan ke 7, ritual syukuran dilakukan untuk memohon doa restu agar proses persalinan lancar dan anak yang akan dilahirkan dalam kondisi selamat. Secara psikologis, kedua ritual ini juga bermanfaat untuk ketenangan jiwa calon mama, meredakan stress, dan memudahkan proses menuju persalinan.

Tradisi Syukuran 4 bulanan:
1. Bertujuan sebagai bentuk rasa syukur dan panjatan doa agar sisa masa kehamilan diberikan kelancaran, serta memberitahukan kabar akan kehadiran calon bayi kepada keluarga dan kerabat.
2. Dalam ajaran agama Islam, ritual ini dilakukan dengan mengadakan pengajian sederhana.
3. Manfaat untuk janin dan calon Mama secara psikologis: Doa yang dipanjatkan akan memberikan efek positif bagi keduanya. Memperdengarkan doa kepada janin sejak usia dini disarankan untuk dilakukan untuk memberikan efek ketenangan.

Tradisi syukuran 7 bulanan:
1. Bertujuan untuk mendoakan proses persalinan yang akan dilalui oleh calon mama dan agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.
2. Dikenal dengan istilah Tingkeban/Mitoni dalam tradisi masyarakat Jawa.
3. Urutan tata cara syukuran 7 bulanan:
* Calon mama dimandikan dengan air kembang lalu didoakan.
* Upacara memasukkan telur ayam yang dilakukan oleh calon ayah ke dalam kain yang dikenakan oleh calon mama dari arah atas perut ke bawah hingga pecah. Hal ini merupakan simbol harapan semoga bayi akan lahir dengan mudah tanpa halangan.
* Upacara ganti pakaian sebanyak tujuh kali, diawali dengan memakai baju berwarna putih, yang melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah dalam kondisi suci.
* Upacara memecahkan satu diantara dua kelapa yang dipilih secara acak oleh calon ayah, menunjukkan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan, apakah laki – laki atau perempuan.
* Upacara membuat dan menjual rujak didampingi oleh calon ayah, para tamu memberikan uang sebagai bentuk transaksi jual beli, sebagai simbol serta pengharapan agar kelak anak yang dilahirkan mendapat banyak rejeki dan orangtuanya dapat menghidupi anggota keluarga.

Ada baiknya Mamas to be berkonsultasi dengan orangtua mengenai pelaksanaan prosesi ini. Dengan tujuan positif, maka berbagai tradisi syukuran dapat mengurangi rasa cemas dan ketakutan selama masa kehamilan. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares