Health

Jika Anda Mengalami Kehamilan Overdue

By  | 

Dalam hitungan normal, seorang wanita hamil akan melahirkan di hari ke-280 atau di minggu ke-40, tapi ada juga yang sudah melahirkan sebelum itu yakni di minggu ke-37-41 dan ini pun termasuk wajar. Saya juga melahirkan anak saya di minggu ke-39, namun berbeda dengan kakak saya, ia melahirkan di minggu ke-42. Nah, kehamilan seperti kakak saya ini disebut overdue pregnancy atau post term pregnancy atau kehamilan yang lebih dari usia 41 minggu.

Biasanya, wanita yang berisiko mengalami kehamilan lebih bulan ini antara lain, yang tak ingat tanggal persis hari pertama haid terakhirnya, sedang hamil anak pertama, obesitas, ada riwayat overdue pregnancy di keluarga, serta mengandung anak laki-laki. Jika pengalaman kakak saya ini juga Anda alami, tak usah takut ya Mams.

Tapi memang sebaiknya segera temui dokter kandungan Anda. Umumnya dokter akan melakukan tindakan tertentu seperti mengecek tensi dan kadar protein dalam urine Anda, mengecek posisi janin serta ukuran atau berat badan janin, serta dengan izin Anda, dokter juga akan mengecek vagina untuk mengetahui apakah dinding rahim Anda sudah lembut dan melebar, yang menandakan Anda sudah siap bersalin.

Sebaiknya Diinduksi

Apabila tanda-tanda persalinan belum juga ada sementara kehamilan Anda sudah memasuki minggu ke-42, ada baiknya Anda diinduksi untuk merangsang persalinan. Ada tiga metode yang bisa disesuaikan dengan keinginan, yaitu :

  1. Memecahkan ketuban. Pada kasus kehamilan lebih bulan, ketuban harus dipecahkan oleh dokter dengan alat khusus yang tajam seperti kail besar. Leher rahim perlu dibuka beberapa sentimeter sebelum air ketuban bisa dikeluarkan. Cara ini memang dapat membuat Anda tak nyaman sih, apalagi bila leher rahim tak bisa terbuka lebar. Setelah air ketuban pecah, diharapkan rahim Anda akan berkontraksi sehingga melebar dan Si Bayi pun mau keluar.
  2. Prostagladin gel. Prostagladin adalah hormon yang membantu merangsang kontraksi. Dokter akan menempatkan prostagladin gel ini di bagian dalam vagina supaya leher rahim berasa lembut dan “matang”. Sayangnya, pemberian prostaglin dapat meningkatkan risiko terjadinya diare, naiknya suhu badan, pendarahan, dan janin stres setelah Anda melahirkan.
  3. Infus syntocinon. Syntocinon adalah hormon buatan yang disuntikkan seperti infus, yang dapat membuat rahim berkontraksi dan ini cukup terpercaya bisa memulai persalinan. Tapi, ini juga tidak 100 persen bisa menimbulkan kontraksi lancar. Masalah yang umum adalah pembukaan yang lambat sehingga berakhir pada kelahiran Caesar, peningkatan risiko perdarahan setelah melahirkan, peningkatan risiko bayi stres, hingga kemungkinan pemantauan intensif pada Si Bayi usai persalinan.

Bisa Melahirkan Normal, Asal…

Setelah tahu metode induksi dan segala risikonya, mungkin Anda jadi berpikir ulang. Itu pilihan Mamas dan jangan khawatir Anda masih bisa mencoba persalinan natural. Namun, sebelum itu ada beberapa tes yang harus dilakukan guna mengetahui kondisi Si Calon Bayi yang sudah overdue itu, yaitu:

Fetal movement counting. Menghitung gerakan atau tendangan janin adalah cara sederhana untuk meyakinkan Anda bahwa Si Bayi dalam keadaan sempurna ketika keluar dari rahim Anda. Sebab janin yang sehat akan selalu aktif bergerak. Nah, jika gerakan bayi sangat jarang maka Anda akan dirujuk melakukan tes lain.

Non-stress test. Tes lain adalah mengecek denyut jantung Si Bayi lewat CTG. Hasilnya dapat dilihat dalam bentuk grafik naik turun yang dicetak di kertas. Tenang saja, Mamas, hasil tes CTG ini tidak akan berpengaruh pada kondisi kesehatan anak Anda di kemudian hari.

Amniotic fluid index. Kantung cairan ketuban dapat diukur dengan USG. Bila cairan ketuban masih cukup maka ini menandakan plasenta Anda berfungsi dengan sendirinya. Penilaian jumlah cairan ketuban ini biasanya dikombinasikan dengan non-stress test.

Biophysical profile. Dalam tes dengan USG ini ada beberapa hal yang akan diukur yakni pernapasan bayi, pergerakan otot bayi, pergerakan tubuh bayi, dan jumlah cairan ketuban. Pada masing-masing hal yang diukur akan diberi skala nilai untuk menentukan apakah Si Janin sehat atau tidak. Bila hasilnya baik, maka akan dilakukan tes ulang agar lebih meyakinkan. Tes biophysical profile lebih akurat dibanding non-stress test.

Tanda Anda Siap Bersalin

Setelah rangkaian tes selesai dilakukan, sekarang Anda harus mengetahui tanda-tanda persalinan agar tidak salah menduga. Berikut ciri-ciri saat Anda siap bersalin.

– Keluar lendir. Hal ini dapat terjadi beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum persalinan dimulai. Lendir ini akan keluar secara otomatis begitu leher rahim Anda melembut.

Show. Ketika persalinan dimulai, leher rahim akan membuka pelan-pelan. Setelah terbuka, maka vagina Anda akan mengeluarkan darah dan lender, yang dikenal sebagai tahap show.

– Rupture of membranes. Saat kantung cairan ketuban Anda mulai bocor, maka selaput yang mengelilinginya sudah pecah. Peristiwa ini dikenal sebagai pecah ketuban. Ini bisa terjadi beberapa jam sebelum persalinan atau tidak sama sekali hingga harus dipecahkan secara ‘paksa’.

– Kontraksi. Selama proses persalinan rahim akan berubah, yaitu mengerut dan kembali ke normal dan terjadi berulang-ulan, yang disebut kontraksi. Saat kontraksi, sebagian wanita merasa rahimnya sangat sakit, sebagian lagi merasakan sakit punggung. Di awal-awal pembukaan, kontraksi ini akan terasa seperti kram perut ketika menstruasi.

            Bagaimana Mamas, sudah jelas, bukan? Setelah kehamilan memasuki usia 42 minggu, sebaiknya Si Bayi memang harus dilahirkan baik secara normal maupun Caesar, demi kebaikan Anda berdua. (Lenny Delima/Photo:Istockphoto.com)

Shares