Career

SmartMama Story: Furiyanti

By  | 

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan jajanan telur gabus, camilan tradisional yang sangat digemari banyak orang. Camilan telur gabus Kata Oma adalah salah satu brand yang bisa dengan mudah Mams dapatkan di berbagai toko atau mini market sekitar rumah. Namun pernahkah terpikir, siapa sih yang ada di balik suksesnya Telur Gabus Kata Oma?

Telur Gabus Kata Oma merupakan bisnis rintisan milik Furiyanti. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses, dibuktikan dengan Kata Oma yang berhasil meraih ‘The Best UMKM’ dengan mencatatkan pembelian tertinggi diantara puluhan ribu UMKM lainnya dalam ajang pameran Industri Kreatif & UMKM ‘Brilianpreneur’ di tahun 2020.

Lantas bagaimana kisah seorang Furiyanti merintis dan mengembangkan bisnis telur gabus Kata Oma?

Pengaruh Pola Asuh Keluarga

Furiyanti mengungkapkan bahwa kesuksesan yang berhasil dia raih tidak terlepas dari peran dan dukungan keluarga, terlebih pola asuh kedua orang tuanya. Sosok ayahnya yang dingin namun adalah seorang pekerja keras, sementara ibunya yang hangat dan dekat dengan anak banyak mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan.

“Papa orangnya dingin, tapi beruntungnya mama sosok yang sangat hangat. Jadi melalui Ibu, saya belajar manner, budi pekerti, care and love. Lalu ibu saya itu orang yang sangat detail, excellence itu dapetnya dari mama. Jadi didikan keluarga yang seperti itulah yang membentuk saya sekarang,” lanjutnya.

Perjalanan Karier

Jauh sebelum sukses berbisnis seperti saat ini, Furiyanti adalah sosok wanita karier yang banyak malang-melintang di dunia korporat. Berawal dari menjadi seorang praktisi PR, Furiyanti lantas terjun sebagai seorang communication specialist di berbagai perusahaan ternama, dari level eksekutif hingga direksi.

Proses malang-melintangnya itu, diakui Furiyanti, karena dia merupakan tipikal orang yang mudah bosan dan selalu ingin mencari tantangan baru. Ia pun kemudian mendirikan bisnis sendiri di bidang pelatihan (coaching) bernama Dream Centre. Bisnis coaching inilah yang kemudian secara tak sengaja membawanya ke bisnis baru di bidang kuliner, yaitu telur gabus Kata Oma.

Seluk-Beluk Bisnis ‘Kata Oma’

Saat merintis perusahaan coaching miliknya, Furiyanti terkadang membawa telur gabus buatan sang mama dan melihat rekan-rekannya suka sekali ngemil jajanan telur gabus. Saat itulah ia terinspirasi menjadikan camilan ini sebagai bisnis.

Tak disangka telur gabus tersebut banyak menuai antusiasme dari orang-orang di sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, Furiyanti semakin serius menekuni bisnis rintisannya tersebut hingga akhirnya di tahun 2018, dia mantap menggunakan brand ‘Kata Oma’.

Adapun asal-muasal pemilihan nama ‘Kata Oma’ dilandasi pada fakta, telur gabus racikan Furiyanti berasal dari ‘resep rahasia’ sang mama yang sudah berstatus nenek atau oma.

“‘Kata Oma’, yang pasti kita itu we want to honour oma. Karena memang ini resepnya dari seorang oma yang autentik. Selain itu Oma adalah kependekan dari ‘Otentik Masakan Alami’, Makanya value DNA Kata Oma ini autentik. Ya resepnya dibikin dari seorang oma yang dia racik sedemikian rupa, hanya menggunakan bahan-bahan alami supaya jadi camilan yang terbaik buat anak cucunya,” ujar Furiyanti.

Ide nama ‘Kata Oma’ sendiri tidak muncul begitu saja. Furiyanti mengaku, hal itu melalui proses riset yang panjang, kita banyak bertanya kepada teman-teman dan calon konsumen apa arti Oma bagi mereka dan mendapatkan kalau kita itu banyak dengar dan percaya apa kata Oma karena Oma itu sayang sekali sama cucu-cucunya, akhirnya kami gunakan Kata Oma sebagai brand Telur Gabus warisan Oma tersebut.

Proses Jatuh-Bangun dan Strategi Bisnis

Dalam membangun bisnis, proses jatuh-bangun adalah hal yang biasa. Hal itu juga dialami Furiyanti bersama dengan ‘Kata Oma’. Diakuinya, tantangan itu terus ada, terlebih terkait aspek terpenting dalam bisnis yakni 4P (Production, Price, Promotion dan Place) serta distribusi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Furiyanti menerapkan sejumlah strategi yang mengantar ‘Kata Oma’ sukses seperti saat ini. Dia mencontohkan, untuk menjaga kualitas produk, ‘Kata Oma’ senantiasa menggunakan bahan yang segar dengan menerapkan standar tinggi.

“Produk itu tidak mudah ya, apalagi Kata Oma hanya menggunakan bahan alami, tanpa pengawet, jadi apabila kualitas bahan dasar tidak stabil, pasti kualitas keseluruhan produk akan terpengaruh. Padahal untuk satu produk komponen bahan dasar alaminya begitu banyak, jadi kompleks. Misalnya untuk produk unggulan varian gula aren, ada kegagalan panen aren, nah pengaruh semua ke rasa produk,” kata Furiyanti menjelaskan betapa pentingnya sebuah bahan dalam proses produksi.

Di awal, ‘Kata Oma’ menggunakan sistem reseller sebagai bagian dari promosinya. Hal ini karena menurut Furiyanti, teknik tersebut jauh lebih murah dan efektif untuk memasarkan produk.

Selain itu, Furiyanti mengungkapkan, bisnis yang baik adalah yang menjawab suatu ‘permasalahan’ konsumen. Dia mencontohkan bagaimana produk ‘Kata Oma’ menyasar target audiensnya yakni para mama milenial.

“Target utama Kata Oma adalah millennials mom. Kenapa sih kita butuh tahu konsumen kita, karena kita mengetahui apa kebutuhan mereka. Para mama ingin memberikan snack buat keluarga dan anak pastinya yang aman, yang tidak menyebabkan batuk, sakit perut, alergi, nah itulah yang kita hadirkan di Kata Oma,” katanya.

Strategi bisnis tersebut pada akhirnya berhasil membuat ‘Kata Oma’ meraih sukses. Berangkat dari bisnis rumahan dan UMKM, ‘Kata Oma’ kini mempekerjakan setidaknya 40 karyawan. Itu tidak termasuk resellernya yang tersebar di berbagai penjuru daerah di Indonesia.

Selain itu, ‘Kata Oma’ yang mulai menjalin kemitraan dengan UNIFAM dalam pendistribusian produk dan telah berhasil menembus pasar luar negeri di tahun 2021 ini dengan mengekspor produk ke Amerika, Australia, China, Filipina, Kamboja, Taiwan, dan menyusul Korea serta Malaysia.

Furiyanti mengungkapkan, kunci keberhasilannya adalah fokus serta menerapkan time-management yang baik dalam kesehariannya. “Kalau mau sukses bisnis apapun, modalnya adalah fokus,” ujar Furiyanti.

Selain itu di tengah kesibukannya, Furiyanti tak lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri alias work-life balance. “Saat ini saya berusaha membagi waktu untuk keluarga dan teman-teman misalnya kalau sabtu me time, minggu di rumah bersama keluarga. Kalau sabtu di rumah, minggu saya bisa me time”, ujarnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Furiyanti)

Shares