Education

Pendidikan Seks Usia Dini, Apa Saja yang Perlu Dibahas?

By  | 

Psikolog A. Miriam Amiruddin, S.Psi dari RSIA Tambak menerangkan dan menjawab berbagai pertanyaan terkait hal ini melalui WA Group SmartMama. Apa saja ya yang perlu kita bahas saat mengangkat diskusi ini bersama anak – anak?

Untuk anak laki – laki & perempuan

Utamanya adalah apa itu pubertas dan perubahan fisik apa saja yang akan terjadi (penambahan berat & tinggi badan, muncul jerawat, perubahan suara), panduan merawat diri pada masa pubertas (mencukur bulu ketiak, mencegah bau badan), bagaimana menjalin hubungan dengan lawan jenis, hingga hubungan seks seperti ciuman dan pelukan, hingga bagaimana kehamilan bisa terjadi.

Hanya saja bedanya, penjelasan pada anak laki – laki meliputi apa itu ereksi, mimpi basah, dan masturbasi.

Tips memberikan pendidikan seks bagi anak usia pra remaja

Carilah buku bacaan yang sesuai dengan pembahasan/diskusi, bangun suasana nyaman untuk menerangkan dan tidak berbelit – belit. Tapi ingat jangan berlebihan dan lakukan secara berkala/ bertahap.

Tanda – tanda pubertas secara fisik pada anak laki – laki

  • Organ kelamin yang mulai berfungsi.
  • Ereksi spontan, tumbuh kumis & janggut.
  • Jakun mulai membesar dan tampak, suara berubah menjadi lebih besar & berat, tumbuh rambut di beberapa area misalnya ketiak, kaki, dada, dan alat kelamin.
  • Otot mulai terbentuk, bahu melebar, pori – pori kulit tampak membesar, muncul jerawat, dan kekuatan otot bertambah.

Tanda – tanda pubertas secara fisik pada anak perempuan

  • Organ kelamin mulai berfungsi.
  • Ditandai dengan menstruasi pertama.
  • Payudara dan puting susu mulai timbul dan membesar.
  • Tumbuh rambut di beberapa area (ketiak, dan organ kelamin).
  • Suara lebih nyaring dan lembut, kadang muncul jerawat.

Tanda – tanda pubertas secara psikis

  • Mencari identitas diri: Dalam hal ini remaja menginginkan kebebasan dan tidak ingin dirinya diatur; remaja sudah menganggap dirinya dewasa & bisa mandiri; mulai berani menentang pendapat orang yang lebih dewasa.
  • Pada masa ini, remaja mulai melakukan break out atau berusaha keluar dari zona nyaman dan mencari tahu hal – hal baru. Jika disalurkan pada kegiatan positif seperti hobi & kegiatan sosial, pasti akan sangat bermanfaat.
  • Mulai muncul rasa tertarik pada lawan jenis. Hal ini wajar, namun demikian kesiapan mental remaja masih belum siap untuk menjemput pernikahan. Di saat ini, mereka perlu mendapat bimbingan tentang pengetahuan tentang lawan jenis agar tidak terjadi hal -hal yang terlampau jauh.
  • Pada laki – laki tampak mereka akan mulai menata diri, mempercantik diri. Perlu diberikan bimbingan tentang pengertian ketertarikan kepada lawan jenis dan bagaimana menyikapinya dengan benar.
  • Masa – masa pubertas ini juga bisa dijadikan alternatif motivasi belajar yang lebih tinggi agar anak bisa lebih berprestasi.

Q: Bagaimana cara mengamankan perkembangan orientasi seks agar tidak menjurus ke arah LGBT?

A: Pengaruh LGBT memang menjadi PR kita bersama, karena mereka cukup berani tampil dan menyatakan pada publik mengenai orientasi seksualnya. Mendekatkan Si Kecil dengan agama dapat menjadi salah satu cara untuk mengamankan mereka dari pengaruh LGBT, selain dengan memposisikan kita sebagai tempat untuk bertanya dan berkeluh kesah yan paling ‘OK’.

Q: Untuk anak usia balita, apa saja yang perlu disampaikan terkait pengenalan pendidikan seks dan sampai usia berapa disarankan kita boleh mandi bersama anak – anak?

A: Untuk usia balita, pemahaman seks masih sebatas perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Tidak lagi mandi bersama Si Kecil, sebaiknya sudah mulai dikurangi di usia 5 tahun. Begitu pula untuk kamar tidur terpisah, sebaiknya saat mulai masuk sekolah dasar, sudah mulai di biasakan untuk tidak lagi tidur sekamar. Tetapi juga bisa dipertimbangkan tingkat pemahamannya, artinya bisa sebelum atau lebih dari 5 tahun.

Q: Bagaimana bila anak – anak mulai bertanya kenapa alat kelaminnya berbeda dengan kakak/adiknya?

A: Bisa dijelaskan bahwa memang ada perbedaan. Tetapi lebih kepada pengenalan saja bahwa kalau laki-laki bentuknya seperti adik dan perempuan bentuknya seperti kakak. Hanya sampai disitu untuk usia balita.

Q: Bagaimana menjelaskan pendidikan seks pada anak di usia1 tahun?

A: Untuk anak usia 12 bulan atau 1 tahun masih imajinatik, sehingga gambar kartun akan lebih mudah dicerna. Untuk anak dengan usia 7 tahun keatas bisa memakai referensi dari materi pelajaran di sekolah. Untuk usia 7 tahun, biasanya duduk di bangku kelas 1 atau 2 SD, maka pelajaran Biologi/IPA belum terlalu detil. Masih sebatas pengenalan jenis kelamin.

Q: Bagaimana menjelaskan tentang keberadaan lahirnya Si adik bayi?

A: Untuk menjelaskan proses ‘jadi si anak’ cara yang bisa kita pakai adalah dengan film – film animasi mengenai pendidikan seks. Tetapi mengingat ananda masih berusia 12 bulan, menurut saya, masih terlalu dini, sehingga mengalihkan fokus Si Kecil dengan kegiatan lain, bisa menjadi pertimbangan.

Q: Bagaimana caranya supaya anak mau terbuka untuk bercerita atau bertanya tentang hubungan seks?

A: Keterbukaan dengan anak – anak memang agak sulit untuk langsung terbentuk karena perlu dibangun sehingga perlu waktu. Misalnya cara kita merespon setiap mereka ngobrol, akan membangun pemahaman Si Kecil bahwa kita adalah orang yang ‘enak’ untuk curhat.

Q: Bagaimana cara & peran kita sebagai orangtua untuk menghadapi krisis identitas pada anak? Misalnya anak laki – laki yang terlalu girly atau sebaliknya?

A: Indikasi atau gejala biasanya sudah ada sejak dini. Misalnya : gestur atau minatnya yang menurut kita kurang sesuai. Oleh karena itu mengembalikan fungsi peran yang sesuai dengan jenis kelamin perlu dilakukan sejak dini pula. Misalnya dengan memakaikan busana yang sesuai dengan jenis kelamin, tidak harus perempuan memakai rok namun dipilih jenis celana pendek/panjang yang memang untuk perempuan. Demikian pula untuk anak laki – laki karena saat ini pilihan profesi pun semakin unisex. Misalnya banyak Chef yang berjenis kelamin pria sehingga ananda perlu diberi pemahaman bahwa itu adalah profesi bukan karena jenis kelaminnya. Di tugas-tugas yang lain, Ia tetap perlu menyesuiakan dengan fungsi peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.

Q: Untuk anak usia 4 tahun, bagaimana cara menjelaskan kalau ada bagian – bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan pada orang lain?

A: Cara yg bisa dipakai adalah dengan mengajarkan serta membiasakan Si Kecil untuk langkah-langkah yang kita harapakan ia tampilkan setelah mandi. Misalnya : membawa handuk setiap kali masuk ke kamar mandi karena mau mandi, kemudian mengeringkan badan di dalam kamar mandi, berikut cara memakai handuk saat akan keluar dari kamar mandi.
Ada pula keluarga yang membiasakan anak – anaknya untuk langsung memakai baju di dalam kamar mandi. Hal ini yang perlu kita ajarkan, karena tergantung dari nilai atau budaya dari masing-masing keluarga.

Q: Penyebutan alat kelamin harus bagaimana ya, apakah langsung nama biologisnya?

A: Penyebutan nama untuk alat kelamin tergantung dari kebiasaan/adat/budaya setempat saja. Berbeda budaya dan daerah, berbeda pula penamaannya.

Q: Kalau anak saya usia 5 tahun sudah menyebut teman – temannya “pacaran”, bagaimana, ya?

A: Untuk pemakaian kata ‘pacaran’, perlu kita perjelas dulu, karena biasanya definisinya berbeda dengan yang kita pahami. Si Kecil mendengar kata ‘pacaran’ tanpa memahami arti dari katanya. Untuk itu, bisa kita kembalikan dengan membiasakan ananda menyebut nama temannya sebagai ganti kata ‘pacar’ atau kita ganti dengan kata ‘teman’. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares