Health

Mengenal Sindrom Aspirasi Mekonium

By  | 

Mekonium atau tinja pertama bayi, normalnya dikeluarkan setelah bayi lahir, namun ada juga bayi yang mengeluarkan meconium selagi masih di dalam kandungan lho, Mams! Dan kondisi ini dapat berdampak buruk bagi bayi.

Seluk Beluk Mekonium

Yuk, kenali lebih dalam tentang mekonium!

  • Berbeda dengan tinja pada umumnya, mekonium tidak berbau karena masih steril, belum terjamah oleh bakteri-bakteri di usus bayi. Bakteri mulai muncul ketika ia sudah mulai mendapat asupan makanan.
  • Mekonium berwarna hitam kehijau-hijauan serta memiliki tekstur yang kental dan lengket, menyerupai ter.
  • Mekonium terdiri dari zat-zat yang dikonsumsi bayi selama di rahim, seperti air, cairan ketuban, lendir, pembuangan dari empedu, dan sel-sel kulit yang lepas. Terkadang, Anda juga akan mendapati adanya rambut pada meconium. Ini dapat terjadi karena rambut-rambut halus yang menutupi tubuhnya bisa tertelan juga olehnya.
  • Umumnya, bayi akan mengeluarkan mekonium pertama kali dalam waktu 24 jam sejak kelahirannya atau juga lebih dari sehari. Kondisi ini turut dipengaruhi oleh gangguan usus, tinja tersumbat, atau anus bayi yang belum berkembang dengan baik.

Husband and wife in a clinic

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Risiko Bayi Menghirup Mekonium di Dalam Kandungan

Bayi yang mengalami stres bisa jadi tidak dapat menahan untuk mengeluarkan tinja pertamanya saat masih berada di dalam kandungan. Bila ini terjadi, mekonium ini bisa bercampur dengan cairan ketuban yang mengelilingi janin dan dapat terhirup, lalu masuk ke paru-parunya. Kondisi ini disebut dengan sindrom aspirasi mekonium. Sindrom ini bisa menghalangi sebagian atau seluruh saluran pernapasannya lho, Mams to be! Dan bila ini terjadi, mekonium bisa mengiritasi saluran tersebut dan membuat janin sulit bernapas.

Mekonium yang masuk ke paru-paru bisa menyebabkan komplikasi seperti peradangan dan infeksi. Paru-parunya juga bisa mengembang secara berlebihan akibat tersumbat dan hal ini bisa membuat paru-parunya pecah. Kemudian disusul oleh terakumulasinya udara dari paru-paru pada rongga dada dan sekitar paru-paru. Kondisi ini disebut dengan pneumothorax atau suatu kondisi yang membuat paru-paru sulit mengembang kembali.

Walau pada banyak kasus sindrom ini tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang pada bayi, namun jika kondisinya sangat parah dan tidak ditangani dengan baik, maka dapat berakibat fatal.

Selain itu, bayi di dalam kandungan juga berisiko mengalami tekanan darah tinggi di pembuluh darah paru-parunya. Kondisi ini juga dapat membuat aliran darah menjadi terhambat dan membuatnya sulit bernapas. Pada beberapa kasus, menghirup mekonium juga dapat membuat bayi mengalami kerusakan otak secara permanen.

Pencegahan

Untuk mencegah kondisi ini, jangan biarkan bayi Anda mengalami stres ya, Mams! Lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin agar bila terjadi gangguan pada kehamilan, dapat segera terdeteksi. (Tammy Febriani/KR/Photo: IStockphoto.com)

Shares