Health

Cegah DBD, Kabupaten Kutai Kartanegara Sosialisasikan Vaksinasi Dengue

By  | 

Kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) atau seringkali disebut dengue, masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia. Sepanjang tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian di seluruh Indonesia. Tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran penyakit ini.

Sampai dengan 12 Juni 2025, terdapat 67.030 kasus dengue dengan 297 kematian. Di Provinsi Kalimantan Timur sendiri, dengue terjadi di seluruh kabupaten/kota. Di tahun 2024 lalu Dinas Provinsi Kalimantan Timur mencatat sebanyak 10.571 kasus dengue, dan jumlah kematian 22 kasus, dengan Kutai Kartanegara menempati posisi jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 2.802 kasus.

Kondisi ini tentunya menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sosialisasi vaksinasi dengue pun dilakukan sebagai bagian dari komitmen daerah dalam memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan dengue. Langkah ini dilakukan mengingat tingginya beban kasus dengue di wilayah Kutai Kartanegara, sekaligus untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dini terhadap penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan sepanjang tahun.

“Pelaksanaan vaksinasi di Kutai Kartanegara merupakan langkah yang perlu didukung sebagai bagian dari upaya preventif yang lebih menyeluruh di tengah tingginya beban dengue di daerah kami. Kami meyakini bahwa penanggulangan dengue tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan saja. Diperlukan strategi yang lebih kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan—mulai dari edukasi, pemberdayaan masyarakat, pengendalian vektor, hingga perlindungan melalui vaksinasi. Ini adalah komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar Edi Damansyah, Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara di sela-sela kegiatan sosialisasi vaksinasi dengue sebagai bagian dari komitmen daerah dalam memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan dengue, Senin, 23 Juni 2025 lalu.

Melihat tren dengue di Indonesia dan sejumlah negara endemis lainnya yang terus menunjukkan ancaman serius, dengue dipastikan bukanlah penyakit musiman. Virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun—dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak. “Karena itu, program vaksinasi ini menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1-5 di Kecamatan Tenggarong. Kami optimistis inisiatif ini dapat menurunkan jumlah kasus di Kutai Kartanegara, sekaligus membangun ketahanan kesehatan masyarakat melalui perlindungan yang lebih kuat dan berkelanjutan,” lanjut Edi.

Dukungan juga datang dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ia menegaskan pentingnya integrasi pendekatan inovatif dalam penanggulangan dengue, “Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue (Stranas) 2021–2025 telah menjadi pijakan kami dalam membangun kerangka kerja penanggulangan dengue yang lebih sistematis dan berbasis data. Kami menyadari bahwa untuk mencapai tujuan besar yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030’, diperlukan langkah lanjutan yang lebih taktis, aplikatif, dan adaptif terhadap tantangan di lapangan”.

Ia percaya bahwa pendekatan yang menyeluruh dan berbasis bukti akan membawa dampak signifikan dalam mengurangi beban penyakit ini. “Langkah ini mencerminkan semangat kolaborasi dan komitmen kuat dari daerah dalam melindungi masyarakat dari ancaman dengue, serta menjadi contoh nyata praktik baik yang dapat direplikasi,” jelas dr. Ina.

Sementara itu, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa perluasan vaksinasi dengue ke Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan langkah lanjutan yang didasarkan pada hasil positif dari pelaksanaan sebelumnya di dua kota besar di provinsi tersebut. “Kami belajar dari keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dengue di Balikpapan dan Samarinda, dengan cakupan vaksinasi yang mencapai hampir 100 persen pada kelompok sasaran. Hasil sementara menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menerima vaksinasi tidak mengalami infeksi dengue, yang artinya tingkat perlindungan terhadap penyakit ini berhasil ditingkatkan. Untuk itu, kami memperluas pelaksanaan vaksinasi ke Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bagian dari strategi provinsi dalam memperkuat upaya pencegahan dengue”.

Namun tentu saja, vaksinasi tidak menjadi satu-satunya upaya yang dilakukan dalam penanganan dengue ya, Mams. Program pengendalian vektor, seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan edukasi lintas sektor, tetap dijalankan secara konsisten. Vaksinasi hadir untuk melengkapi seluruh upaya yang selama ini telah dilakukan secara berkesinambungan.

Dr. Jaya menambahkan, “Kami yakin bahwa pendekatan holistik—menggabungkan pencegahan, edukasi, intervensi berbasis masyarakat, dan perlindungan melalui vaksinasi—akan membawa dampak nyata dalam menurunkan angka kasus dengue di Kalimantan Timur. Harapan kami, dengan kerja sama lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat, kita dapat mencapai target penurunan insiden menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk, dan mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” jelasnya.

Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menyampaikan dukungannya terhadap perluasan akses vaksin dengue di Indonesia, khususnya melalui sektor publik, “Sebagai produsen vaksin dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, Bio Farma telah menjadi bagian penting dari sistem imunisasi nasional dan mitra kepercayaan global dalam penyediaan vaksin, termasuk melalui kerja sama dengan UNICEF dan WHO. Kontribusi kami dalam pencegahan penyakit menular telah menjangkau tidak hanya seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga lebih dari 150 negara di dunia. Kolaborasi dengan mitra internasional seperti Takeda merupakan bagian dari strategi kami dalam memperkuat ekosistem vaksin di Indonesia”.

Dalam kerja sama ini, Bio Farma mengambil peran distribusi dengan tetap membawa standar mutu dan keahlian sebagai produsen vaksin yang telah teruji di tingkat global.

Dalam kesempatan yang sama, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan pentingnya pencegahan sebagai upaya menurunkan angka keparahan dan kematian akibat dengue. “Melalui pencegahan yang inovatif, kami ingin mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini. Kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan: pemerintah, asosiasi medis, tenaga kesehatan, akademisi, perusahaan/sektor swasta, dan tentu saja, pasien serta masyarakat.”

Andreas menghargai kesempatan yang diberikan untuk mendukung upaya Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penanggulangan dengue. “Inisiatif ini mencerminkan kolaborasi yang dibutuhkan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi penguatan kesehatan masyarakat,” tutupnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik, Takeda)

Comments are closed.

Shares