Parenting

5 Efek Negatif Selalu Menuruti Keinginan Anak

By  | 

Apa yang akan Anda lakukan saat Si Kecil meminta sesuatu dengan ekspresi sedih/menggemaskan? Tidak tega ya rasanya, membuatnya terluka dengan tidak menuruti keinginan tersebut? Tapi tahukah Anda, Mams, ada efek negatif dibalik kebiasaan selalu menuruti keinginan mereka, lho. Melissa Deuter, MD, seorang psikolog & pskiater dari Texas, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kebiasaan ini akan membahayakan pembentukan karakter anak. Menurutnya, para orangtua seringkali tidak bisa membedakan antara kebutuhan & keinginan. Misalnya, pendidikan dan tempat tinggal adalah kebutuhan, sedangkan mainan/perlengkapan lain adalah keinginan; maka kedua hal ini harus dibedakan. Kebutuhan adalah hal utama yang sebaiknya Anda penuhi terlebih dahulu. Sebaliknya, keinginan tidak selalu harus dikabulkan.

isi artikel

Berikut adalah efek negatif yang perlu Anda perhatikan, Mams:
1. Kurang memiliki daya saing
Anak – anak yang selalu dituruti keinginannya akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki daya saing dan cenderung menyepelekan hal – hal penting. Efek ini akan berdampak buruk pada masa depan saat ia harus berkutat dengan lingkungan yang lebih luas, seperti sekolah dan universitas.
2. Tempramental
Seiring waktu, rasa kekecewaan akibat tidak diturutinya keinginan tersebut bisa memicu amarah Si Kecil sehingga ia akan memberontak, menangis atau berteriak tanpa memedulikan lingkungan sekitarnya.

children angry

3. Pribadi penuntut
Selain tempramental, kebiasaan menuruti keinginan anak dapat memicu mereka untuk selalu menuntut keinginan yang belum terpenuhi. Para orangtua cenderung akan dipaksa untuk memahami keinginan yang telah menjadi kebutuhan mereka.
4. Tidak mengenal risiko
Anak – anak yang terbiasa mendapatkan keinginannya dengan mudah tidak terbiasa berhadapan dengan risiko yang akan timbul oleh kekecewaan. Bagaimanapun, penting bagi mereka memahami berbagai kondisi termasuk senang dan sedih untuk melatih kepekaan diri melalui empati.
5. Egois
Tanpa disadari, kebiasaan ini akan menuntun Si Kecil untuk berkomunikasi sesuai kehendak dan keinginan pribadinya. Perlu diingat, Mams, anak – anak mulai memiliki karakter egosentris sejak berusia 2 tahun. Yuk, mulai batasi diri menuruti keinginan mereka, for good! (Nathalie Indry/KR/Photo: Various)

Shares