Health

Waspadai Penyakit Malaria Saat Hamil

By  | 

Penyakit Malaria adalah penyakit yang tak bisa dianggap remeh, mengidapnya saat tidak hamil saja sangat membahayakan, apalagi bila Anda sedang hamil, tak hanya membahayakan jiwa Anda, namun juga janin di dalam kandungan. Penyebab timbulnya penyakit yang satu ini adalah plasmodium, yakni sejenis parasit. Plasmodium sendiri terdiri dari banyak jenis, tetapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina, dan gigitan nyamuk ini lebih sering terjadi pada malam hari. Melalui gigitan nyamuk, parasit akan masuk ke dalam aliran darah manusia.

Meski terdapat lima jenis parasit plasmodium yang menyebabkan Malaria, namun kasus yang paling banyak ditemukan di Indonesia disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Kedua jenis parasit ini adalah penyebab malaria yang paling umum, tetapi jenis plasmodium falciparum lah yang palin bertanggung jawab atas sebagian besar kematian yang diakibatkan oleh malaria. Sementara itu, plasmodium vivax bisa mengakibatkan penderita yang telah sembuh menjadi sakit lagi karena parasit ini diam bersembunyi di dalam organ hati manusia sebelum menjadi aktif lagi.Tiga parasit yang lainnya adalah Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi. Ketiga parasit ini adalah jenis yang jarang ditemui kejadiannya di Indonesia.

Gejala Malaria

Gejala Malaria ini tak segera muncul lho, Mams to be. Gejala ini bisa muncul 2 minggu atau hingga sebulan kemudian. Seseorang yang terinfeksi malaria bahkan bisa menyimpan parasit malaria ini di dalam organ hati, dan ketika kondisi tubuhnya lemah, gejala malaria baru akan muncul.

Gejala dan komplikasi malaria selama kehamilan berbeda-beda, tergantung pada tingkat imunitas ibu hamil. Namun umumnya, ibu hamil akan mengalami:

  • Meriang.
  • Panas dingin menggigil.
  • Keringat dingin.
  • Demam, dari demam tidak terlalu tinggi yang terus menerus, hingga ke demam yang sangat tinggi, atau bahkan tak mengalami demam.
  • Anemia, di negara berkembang yang biasanya merupakan daerah endemis malaria, anemia merupakan gejala yang paling sering ditemukan selama kehamilan. Penyebab utama anemia ini terjadi karena malnutrisi yang dialami ibu hamil dan penyakit cacing. Dalam kondisi seperti ini penyakit malaria akan menambah berat keadaan anemianya.
  • Splenomegali, pembesaran limpa biasa terjadi pada penyakit malaria dan keadaan ini akan menghilang pada trimester kedua kehamilan. Bahkan splenomegali yang menetap pada keadaan sebelum hamil bisa mengecil selama kehamilan.

Di samping itu, mereka yang sudah terinfeksi, berpotensi untuk menularkan penyakit ini pada orang-orang di sekelilingnya. Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

Risiko pada janin

Pada bayi, Malaria yang diderita Si Calon Mama dapat berisiko buruk pada kesehatannya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dialami janin di dalam kandungan:

  • Kondisi terberat akan Anda alami bila Anda tertular malaria pada trimester pertama dan kedua. Sebab, bagian parasit malaria akan menyerang plasenta (ari-ari) yang merupakan sumber makanan janin. Serangan parasit ini akan membuat saluran makanan menuju janin mengecil atau bahkan rusak sebagian. Jumlah makanan yang menuju ke janin pun jadi berkurang, atau malah janin sama sekali tak mendapatkan makanan. Kondisi inilah yang dapat membuat pertumbuhan janin terhambat dan berisiko terjadi keguguran.
  • Kalaupun janin cukup beruntung dan bisa survive, sekitar 20-40% bayi dari penderita malaria akan memiliki berat badan lahir rendah atau prematur.

Penanganan

Melihat dampaknya yang sangat membahayakan bagi ibu dan janin, maka penanganan malaria pada ibu hamil harus sesegera mungkin ditangani dengan pengobatan yang tepat. Nantinya dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan laboratorium. Bila Anda memang positif menderita Malaria, biasanya dokter akan memonitor kondisi Anda setiap dua jam sekali. Begitu pula jumlah hemoglobin dan jumlah parasit dalam darah akan diperiksa 12 jam sekali. Ini untuk mengetahui apakah jumlahnya menurun atau malah terus meningkat.

Yang jadi masalah, pengobatan penyakit ini seringkali membahayakan kesehatan janin. Namun bila Malaria Anda tak diobati, maka penyakit ini akan semakin parah. Jadi, pemilihan obat yang dan dosis yang tepat sangat dibutuhkan. Dokter juga akan selalu memantau agar Anda tidak kelebihan atau kekurangan cairan. Gizi dan kalori yang masuk ke tubuh juga harus seimbang dan mencukupi. Ada kemungkinan Anda juga akan dirawat dalam ruang isolasi agar tidak menularkan penyakit ini pada orang lain.(Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares