Relationship

Kenali Suami Otoriter dan Cara Menghadapinya

By  | 

Kenali Suami Otoriter dan Cara Menghadapinya

Memang benar, saat menikahi pasangan tentu Anda berharap suami dapat memimpin keluarga serta membawa Anda dan anak-anak menuju kebaikan bersama. Namun terkadang label pemimpin kerap menjadi ambigu karena seringkali pasangan justru memposisikan
diri sebagai pemimpin yang tidak bisa didebat, terlalu mengontrol, dan ingin berkuasa. Nah, kalau sudah begini tentu saja Anda makan hati, tapi tak perlu terburu-buru mengambil keputusan berpisah ya Mams, temukan saja solusinya.

Sebelum Anda men-judge pasangan adalah suami otoriter, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu seperti apa sih ciri-ciri suami otoriter:

  1. Tidak bisa dibantah. Saat ia berpendapat atau beropini terhadap sesuatu hal, maka tak ada yang bisa mendebat apalagi membantah. Ia akan langsung bereaksi keras seperti marah atau justru mendiamkan Anda selama beberapa lama.
  2. Gila kekuasaan. Ia akan selalu mengontrol hidup Anda, tak pernah puas untuk terus menerus mengetahui segala macam info tentang Anda dan menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang Anda.
  3. Tidak pernah menyadari bahwa ia sering menyakiti Anda. Orang yang bersifat otoriter cenderung merasa dirinya selalu benar dan membawa kebaikan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Jadi jangan harap ia menyadari kesalahan apalagi minta maaf.
  4. Semakin menjadi saat ia merasa kekuasaannya terganggu. Suami otoriter kerap merasa takut kurang powerful. Nah jika ia merasa kedudukannya terancam misalnya tiba-tiba penghasilan Anda jauh melebihi dirinya atau ada orang yang membela Anda, ia akan semakin berusaha keras menunjukkan bahwa ia yang berkuasa.
  5. Membuat semua peraturan rumah tangga. Aturan yang berlaku dalam rumah Anda selalu berasal darinya. Ia akan sangat tersinggung jika Anda membuat peraturan lain dalam rumah tangga.

Trik Menghadapinya

  1. Cari tahu penyebabnya. Sebaiknya Anda mengetahui latar belakang ia menjadi otoriter. Bisa jadi ia menurunkan sifat tersebut dari Sang Ayah atau ia anak manja yang kerap diikuti kemauannya oleh orangtuanya.Hal ini dapat membantu mencari titik permasalahan sehingga dapat memberi gambaran jika Anda berbicara dengannya.
  2. Gali informasi apakah ia sudah membutuhkan bantuan profesional. Bila perlu Anda kunjungi ahli kejiwaan guna mengetahui apakah sikap suami masih dalam tahap normal atau sudah membutuhkan bantuan.
  3. Hadapi sikapnya dengan tenang. Sikap menentang akan membuat ia merasa kekuasaannya terancam. Sikapi saja dengan tenang saat ia  mengatur serta menyerang Anda. Mengalah bukan berarti kalah kok Mams, justru menunjukkan kedewasaan.
  4. Ajak ia berbicara. Saat suasana santai dan cooling down, ajak ia berbicara secara baik mengenai sifat buruknya tersebut. Paparkan contoh-contoh sekaligus kemukakan beberapa istri dan anak ‘korban’ ayah dan suami otoriter. Bicara dengan sabar namun temukan titik di mana ia terpaksa mengakui bahwa ia memiliki sifat otoriter dan telah menyakiti orang-orang yang justru peduli padanya.
  5. Kapan harus memberi warning? Saat Anda atau Si Kecil sudah merasa betul-betul tertekan atau saking otoriternya ia sampai tega menyiksa secara fisik. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

Shares