Career

Aturan Bekerja di Perusahaan Keluarga

By  | 

Bekerja di perusahaan keluarga sendiri memang ada plus minusnya ya, Mamas. Keuntungannya Anda pasti sudah merasa nyaman bekerja di lingkungan keluarga Anda sendiri. Namun ingat Mamas, bekerja di perusahaan keluarga sering memicu ketidakprofesionalan dan Anda kerap tergoda untuk diistimewakan. Agar tetap profesional meskipun bekerja sama dengan anggota keluarga lain simak aturannya:

  1. Jangan menempatkan keluarga di posisi payroll. Untuk hal satu ini Anda juga harus mengingatkan anggota keluarga lain ya Mams. Pasalnya menempatkan anggota keluarga di posisi ini rentan konflik. Oleh karena itu, sejak awal Anda dan anggota keluarga lain harus sepakat untuk menempatkan pihak luar di posisi yang satu ini dan menentukan jabatan serta benefit yang didapatkan.
  2. Hindari menciptakan dua kelompok: family vs non family. Jangan meminta keisitimewaan hanya karena Anda adalah anggota keluarga pemilik perusahaan. Ikuti aturan dan prosedurnya seperti jam kerja, aturan cuti, maupun syarat kenaikan jabatan. Usahakan untuk mingle dengan karyawan lain yang bukan anggota keluarga.
  3. Berlaku adil. Jika Anda ditempatkan sebagai seorang pimpinan di perusahaan keluarga, sebaiknya perlakukan semua bawahan yang menjadi tanggung jawab Anda secara adil, baik ia anggota keluarga maupun tidak. Terapkan hukuman yang sama jika ada yang melakukan kesalahan, sebaliknya beri reward yang setara bagi yang berprestasi.
  4. Bersikap terbuka pada karyawan. Pekerja non family sebaiknya mengetahui jika ada karyawan baru yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Anda. Jika mereka mengetahui hal tersebut di kemudian hari, tentunya mereka akan merasa tidak nyaman. Saat ada workshop atau training, kirim dua orang, yang satu dari sisi family dan yang satu lagi non family agar mereka dapat bekerjasama dengan baik dan membaur.
  5. Jangan campur adukkan keputusan bisnis dengan keputusan keluarga. Hindari meminjamkan properti kantor untuk kepentingan pribadi keluarga. Apalagi liburan keluarga besar yang memakai uang kantor. Well Mamas, hal ini berisiko membawa perusahaan keluarga Anda tidak akan bertahan lama. Selalu tempatkan diri Anda sebagai orang luar agar dapat berpikir lebih objektif.
  6. Ciptakan batasan antara bisnis dengan hubungan keluarga. Hal ini sangat penting agar Anda tetap bekerja profesional demi kemajuan perusahaan keluarga. Contohnya, jika atasan yang juga suami atau ayah Anda menegur Anda atas sebuah kesalahan dalam bekerja, terima dengan lapang dada dan berusahalah memperbaiki kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Lebih jauh lagi, jangan bawa konflik di kantor menjadi urusan pribadi.
  7. Tempatkan non family member di beberapa posisi penting. Tak ada salahnya mempekerjakan orang yang profesional dan berpengalaman di bidangnya untuk posisi-posisi tertentu dalam perusahaan keluarga Anda, dan belajarlah dari mereka. Meski Anda salah satu pemilik perusahaan, belajarlah dari mereka. Jangan cepat merasa puas dengan ilmu pengetahuan yang Anda miliki karena secerdas apapun Anda, tetap harus belajar dari pengalaman orang lain kok Mams. Jangan ragu apalagi malu untuk berguru dengan orang lain. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

Shares