Health

Jangan Lengah, Yuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Cegah Penularan Covid-19

By  | 

Pandemi belum selesai. Sementara itu, masyarakat semakin banyak aktivitas di luar untuk bekerja, pendidikan dengan tatap muka, bertemu keluarga, rekreasi, dan lain-lain. Protokol kesehatan (Prokes) mulai terlihat kendur. Penggunaan masker di tempat umum terlihat tidak sebaik sebelumnya. Meskipun sudah divaksinasi, sebaiknya tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan sesuai anjuran.

Melonggarnya prokes ini bisa kita lihat dengan meningkatnya kasus Covid-19, pertambahan kasus harian per tanggal 30 Januari 2022 mencapai 12.442 orang dan terus meningkat setiap harinya. Okupansi tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) pun juga meningkat.

Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K)mengatakan, sejak awal januari 2022, terjadi perkembangan yang signifikan. Di awal tahun masih di bawah 200 kasus. Kemudian, meningkat hingga ribuan. Kematian akibat Omicron juga sudah dilaporkan.

Omicron

Omicron ini adalah salah satu varian dari Covid-19. Salah satu karakteristik yang harus diketahui dari Omicorn adalah Omicron ini sangat mudah menular dibandingkan Delta, terlihat dari angka peningkatan kasus harian yang sangat cepat.

Ia menjelaskan, kalau sebelumnya, di pertengahan Desember, kasus Omicron merupakan imported cases, yang dibawa dari orang luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Tetapi, setelah berlangsungnya waktu, sekarang sudah terjadi penularan di komunitas. Diduga penularan di komunitas sudah lebih dari 20 persen.

“Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan, sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron,” kata dr. Erlina.

Ia melanjutkan bahwa virus ini tertular karena ada interaksi antar manusia. „Jadi, kalau tidak penting-penting banget, janganlah bepergian. Saya juga sarankan jangan makan bersama di kantor, melainkan makan sendiri-sendiri di ruangannya masing-masing. Karena pada saat makan, kita buka masker dan kemungkinan penularan tinggi,” paparnya.

“Sementara itu, kita terlena bahwa kasus Omicron tanpa gejala dan ringan. Jadi masyarakat ngga perlu panik. Saya setuju ini, tapi waspada itu tetap harus,” imbuh dr. Erlina.

Data menunjukkan penyakit yang ditimbulkan Omicron, lebih ringan daripada  delta. Namun perlu diwaspadai, gejala ringan terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda ya, Mams. Tetapi, untuk kelompok tertentu, contohnya orang lanjut usia, anak-anak balita yang belum divaksin, orang kormobid (penyakit bawaan yang kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak gejala ringan lagi, sehingga perlu dirawat di Rumah Sakit.

Dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular. Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi. “Jangan terlalu meremehkan, karena  ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi,” papar dr. Erlina.



Pentingnya Meningkatkan Imun Tubuh

Prof.Dr. dr. Iris Rengganis Sp.PD-KAI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi dari RSCM Jakarta, mengatakan, meningkatkan daya tahan tubuh jadi penting di tengah omicron yang meningkat dan orang sudah mulai beraktivitas offline.

Ia mengingatkan, saat ini  dua kali vaksinasi tidak cukup. Harus memberikan dosis booster atau dosis penguat. Dosis penguat ini menjadi sangat penting, karena itu akan melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi.

Mereka yang sudah divaksinasi dua kali, sebaiknya mengonsumsi suplemen imunomodulator. Apalagi belum mendapat dosis penguat atau booster.

“Di masa pandemi, kita tidak pernah tahu kondisi di luar itu seperti apa. Artinya, selain sudah divaksinasi  dan jaga Prokes, tidak ada salahnya juga kita menguatkan daya tahan tubuh kita dengan mengonsumsi imunomodulator,” papar Prof Iris.

Apabila status nutrisi kita merasa tidak seimbang, rasanya masih ada sesuatu yang dirasakan tidak enak (seperti pilek dan sebagainya), maka suplemen maupun imunomodulasi tetap membantu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan sistem imun tubuh kita. “Jadi, hal itu dapat dipertimbangkan, kalau kita merasa kurang fit,” paparnya.

Prof. Iris menjelaskan, suplemen yang mengandung Echinacea bekerja untuk memodulasi sistem imunitas, terutama terhadap deteksi virus; Zinc bekerja untuk meningkatkan kerja sistem imun terhadap infeksi virus; black eldeberry dapat membantu meningkatkan respon inflamasi; vitamin C bekerja sebagai antioksidan dan co-faktor penting dalam fungsi imunitas; Vitamin D bekerja sebagai hormon yang reseptornya banyak ditemukan dalam sistem imun dan berfungsi sebagai imunomodulator yang efektif.

“Kalau semua itu diberikan secara sinergis, maka itu potensial untuk mengoptimalkan kerja sistem imun dalam melawan deteksi virus,” papar Prof. Iris di sela-sela peluncuran Imboost Extra dan Imboost Force Ultimate beberapa waktu lalu. Keduanya merupakan produk suplemen imunomodulator serta vitamin yang efektif untuk menjaga daya tahan tubuh dengan dosis yang lebih praktis. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)

Shares