Parenting

Mengenal Intuitive Parenting, Alternatif Pengasuhan di Era Digital

By  | 

Kemajuan teknologi informasi di era digital telah memudahkan banyak orang tua mendapatkan informasi pengasuhan terkini, dimana salah satunya adalah Intuitive Parenting.

Kemajuan teknologi dan semakin banyaknya penelitian tentang pengasuhan, di satu sisi

meningkatkan pengetahuan orangtua tentang bagaimana mereka bisa lebih mensejahterakan anak. Seperti dari sisi kesehatan sejak janin, serta pemberian nutrisi dan stimulasi tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Tapi di sisi lain, hal ini juga bisa membuat orangtua menjadi stres karena overload akan informasi tentang pengasuhan.

Ada orangtua yang menjadi cemas apakah pengasuhan yang dilakukan sudah tepat atau belum dan bahkan tak jarang pula ada merasa bersalah karena merasa tidak mampu memberi pengasuhan yang baik.

Tentunya rasa tertekan, cemas dan rasa bersalah ini dilatarbelakangi oleh keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Namun apa mau dikata, seringkali keterbatasan waktu membuat mereka sulit memiliki waktu berkualitas bersama anak dan menerapkan pengasuhan yang tepat.

Mengenal Intuitive Parenting

Dari banyaknya informasi yang Mamas terima, tentu Mamas telah mengenal begitu banyak pola asuh yang tentunya diharapkan bisa menjadi pola asuh yang terbaik bagi Si Kecil. Salah satu pola asuh yang perlu Mamas pahami adalah Intuitive Parenting (IP).

“Ada istilah Intuitive Parenting. Pendekatan ini merupakan pengasuhan dengan mengandalkan apa yang dirasa orang tua memang terbaik untuk anak,” ujar Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi dalam talkshow acara penutupan Cussons Bintang Kecil 9  – Konser Eksplorasi, Minggu 28 Februari 2021.

Vera menjelaskan bahwa pendekatan yang mengedepankan intuisi orangtua ini, memungkinkan Mamas lebih percaya diri dalam mengasuh Si Kecil. Pola pengasuhan ini akan membuat Mamas fokus hanya kepada kebutuhan Si Kecil, bukan sekadar mengikuti pola pengasuhan orang lain.

Lebih lanjut, Vera menjelaskan bahwa fokus utama IP bukan sekadar menjadikan anak cerdas, namun juga mengembangkan 3 karakter utama pada anak, yaitu kepercayaan diri, resiliensi/ketanguhan dan persistence/kegigihan/ketekunan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orangtua harus fokus pada masing-masing anak, dengan berbekal pada tiga hal, yaitu:

1.Tahu dan paham tentang tonggak perkembangan/milestone anak. Misalnya, orangtua wajib memahami milestone bayi 9 bulan, ataupun anak empat tahun.

2.Komitmen energi dan waktu untuk mengenali anak, sehingga orangtua betul-betul bisa hadir baik lahir maupun bathin ketika bersama anak.

3.Regulasi emosi yang baik. Saat kekesalan menghadapi anak sudah sampai puncaknya, sebaiknya Mamas menenangkan diri terlebih dahulu baru kembali lagi kepada anak.

“Dalam pengasuhannya, orangtua mengikuti anak. Bukan mengikuti kemauan anak, tapi mengikuti temperamennya, menyesuaikan dengan tipe anak. Tentunya setiap anak akan beda-beda. Satu anak pun, jika bertambah usia, kita juga harus menyesuaikan lagi,” jelas Vera.

Selain sebagai main giver yang memastikan semua kebutuhan anak tercukupi, orangtua juga harus bisa berperan sebagai partner. “Orang tua sebagai pihak yang mendengarkan anak, bukan menyuruh atau memerintah,” tambah Vera.

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi dalam talkshow acara penutupan Cussons Bintang Kecil 9 – Konser Eksplorasi.

Prinsip Orangtua dengan Intuitive Parenting

Untuk menerapkan pola asuh ini, maka Mamas dan Papas hendaknya memegang prinsip-prinsip berikut ini:

1.Menjadikan anak percaya diri, cerdas dan sehat emosi.

2.Orangtua IP yakin pada inner parenting voice yang ada di diri mereka.

3.Berikan atensi penuh pada anak.

4.Berikan respon secara intuitif & alami, sebagaiman respon normal sebagai orangtua.

5.Mengikuti anak, dalam arti menyesuaikan pengasuhan dengan usia anak, temperamen, level pengetahuan anak & perkembangan otak anak.

6.Orangtua IP tahu tidak ada satu metode yang bisa menyelesaikan semua masalah; setiap anak unik sehingga butuh metode pendekatan yang berbeda-beda pula.

7.Orangtua IP tidak tergesa-gesa menginginkan anak untuk mencapai kemampuan di atas usianya. Semua kemampuan ada waktunya.

8.Orangtua IP selain sebagai main caregiver, juga partner bagi anak dalam tumbuh kembangnya.

9.Orangtua IP menyadari bahwa anak butuh eksplorasi, mencoba dan berbuat kesalahan dalam proses belajarnya.

Vera juga mengingatkan bahwa sebenarnya kebahagiaan menjadi orangtua adalah ketika kita dapat menikmati momen kebersamaan dengan Si Kecil dan hanya fokus pada apa yang dibutuhkan oleh Si Kecil sesuai usianya.

“Yakinlah bahwa Mamas memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi orangtua yang Si Kecil butuhkan.” (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik, Cussons)

Shares