Health

Radang Tenggorokan VS Penyakit Jantung Rematik pada Anak

By  | 

Pengobatan yang tak selesai atas suatu penyakit, faktanya ternyata bisa berakibat buruk pada kesehatan anak di masa depan.

Salah satu penyakit yang kerap dialami oleh Si Kecil adalah radang tenggorokan. Radang atau infeksi pada tenggorokan ini seringkali terjadi akibat bakteri streptokokus grup A. Pada semua orang, infeksi seperti ini akan menimbulkan reaksi imun atau reaksi kekebalan tubuh untuk melawan bakteri ini. Namun pada beberapa anak, reaksi imun ini tidak hanya akan membantai Si Bakteri Streptokokus, tetapi juga akan menyerang tubuhnya sendiri. Terutama pada organ tubuh tertentu seperti sendi, jantung, kulit dan otak, sehingga timbul reaksi inflamasi atau peradangan. Bila peradangan ini tak ditangani dengan baik, maka Si Kecil dapat berisiko mengalami demam rematik.

Dikutip dari idionline.org, Demam rematik adalah penyakit peradangan (inflamasi) yang dapat muncul akibat komplikasi dari infeksi pada tenggorokan (faringitis), yang tidak diobati atau tidak ditangani dengan baik. Peradangan ini dapat menyerang sendi, kulit, otak, hingga jantung. Jika peradangan terjadi pada jantung, inilah yang disebut dengan Penyakit Jantung Rematik.

Risiko Penyakit Jantung Rematik

Penyakit Jantung Rematik (Rheumatic Heart Disease) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama pada katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari demam rematik.

Jika sampai Si Kecil mengalami penyakit jantung rematik, akan terjadi cacat permanen pada jantung, baik pada bagian katup jantung ataupun pada otot jantung itu sendiri. Sayangnya, kondisi ini tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat ya, Mamas. Terutama jika yang terserang adalah bagian katup jantung, katup ini tidak lagi dapat membuka dan menutup dengan baik, sehingga dapat terjadi perubahan pada aliran darah.

Mamas bisa mengenali penyakit ini lewat gejala-gejala yang akan diami oleh Si Keci, seperti cepat lelah, sesak nafas, berdebar-debar, detak jantung yang cepat – dimana kondisi ini dapat memengaruhi kehidupan Si Kecil. Jika sampai kerusakan pada jantung sangat parah, tidak menutup kemungkinan terjadi gagal jantung, keadaan di mana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh sesuai kebutuhan dan dapat berakibat kematian. Pada kerusakan jantung, satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan operasi penggantian katup jantung, misalnya.

Penyebab Demam Rematik

Perlu Mamas ketahui, demam rematik ini paling sering menyerang pada anak usia 5 sampai 15 tahun, dan sangat jarang terjadi pada usia di bawah 5 atau di atas 15 tahun, terlebih pada orang dewasa.

Risiko Si Kecil dapat mengalami demam rematik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

1. Nutrisi

2. Kondisi kesehatan anak

3. Kebersihan lingkungan tempat tinggal

4. Faktor genetik.

Faktor genetik meningkatkan risiko demam rematik pada anak setelah ia menderita infeksi tenggorokan. Kondisi ini pun seringkali ditemukan pada lebih dari satu anggota dalam satu keluarga.

Tanda dan Gejala Demam Rematik

Si Kecil yang mengalami demam rematik akan mengalami beberapa hal berikut ini:

1.Demam. Namun suhu-nya tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 38°C.

2.Mengalami radang tenggorokan yang ditandai dengan nyeri dan bisa ada batuk-batuk.

3.Anak kehilangan nafsu makan. Karena kondisi ini menyerang anak-anak, keluhan yang sering timbul adalah kehilangan selera makan karena tenggorokannya sakit.

4.Anak mungkin batuk-batuk kecil, namun tidak disertai dengan pilek.

5.Pembesaran kelenjar getah bening di leher yang merupakan salah satu tanda infeksi tenggorokan. Biasanya kondisi ini hanya akan dikenali oleh dokter.

Tanda-tanda demam rematik biasanya timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan dialami anak. Saat inilah, muncul gejala-gejala akibat peradangan yang disebabkan karena reaksi imunologis pada anak.

Peradangan yang paling sering terjadi adalah peradangan pada sendi anak. Sendi-sendi besar, terutama pada lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki akan membengkak, tampak kemerahan, terasa hangat jika diraba dan terasa sakit. Seringkali, peradangan ini akan berpindah-pindah dari satu sendi ke yang lainnya, misalnya bila hari ini menyerang sendi pada lutut, esok hari peradangan bisa terjadi pada sendi siku. Peradangan pada sendi ini disebut poliartritis migrans, artinya radang pada banyak sendi yang berpindah-pindah.

Gejala lain yang dapat timbul adalah ketika penyakit ini memengaruhi otak, sehingga terjadi gejala yang disebut chorea. Chorea berupa gerakan-gerakan involunter, terutama pada tangan, namun dapat terjadi juga pada kaki, wajah dan organ tubuh lainnya. Pada kondisi ini, biasanya tangan akan bergerak-gerak diluar kendali meski Si Kecil tidak bermaksud untuk menggerakkannya. Pada chorea yang lebih ringan, mungkin Si Kecil hanya akan mengeluh kesulitan saat menulis. Selain itu, chorea juga dapat disertai dengan perubahan tingkah laku, misalnya Si Kecil tiba-tiba marah dan menangis tanpa alasan, dan sebagainya.

Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika demam rematik memengaruhi jantung. Biasanya gejala yang timbul adalah sesak nafas, jantung berdebar-debar, detak jantung yang cepat, nyeri dada, dan cepat capek. Pada anak-anak yang masih lebih kecil, ia akan cepat capek dan tidak dapat ikut bermain dengan teman-temannya. Sedangkan pada anak-anak yang lebih besar, ia juga takkan banyak beraktivitas karena cepat lelah dan sesak nafas. Oleh karena itu, ketika Mamas mendapati Si Kecil tak seaktif biasanya, segeralah mencari tahu apa penyebabnya.

Beberapa tanda lainnya adalah terjadinya nodul subkutan, yaitu bejolan-benjolan kecil di bawah kulit. Namun seringkali benjolan ini tidak tampak jelas dan hanya dapat ditemukan oleh dokter. Tanda lain adalah ruam merah pada kulit, yang disebut eritema marginatum, tetapi tanda ini termasuk yang lebih jarang terjadi.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya penyakit jantung rematik ini, yang terbaik adalah mencegah terjadinya demam reumatik. Si Kecil yang sudah pernah terserang demam rematik biasanya akan lebih rentan terhadap serangan berulang yang dapat merusak jantung.

Si Kecil yang mengalami penyakit ini biasanya akan mendapatkan pengobatan antibiotik yang harus dikonsumsi secara terus menerus setiap harinya selama berbulan-bulan atau mungkin seumur hidup. Pengobatan terus menerus juga dapat memengaruhi hati Si Kecil. Bila organ hati telah rusak, maka risiko Si Kecil mengalami endokarditis infektif (bakteri endokarditis), infeksi selaput jantung atau katup jantung akan meningkat.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit jantung rematik, Mamas dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis jantung anak. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)

Shares