Health

3 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Selama Physical Distancing

By  | 


Pandemi Covid-19 nampaknya masih belum memperlihatkan penurunan yang signifikan di Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan keluarga.

Pada anak, menjaga imun tubuh sangat penting. Beragam cara seperti social distancing, physical distancing, pakai masker, cuci tangan, serta hidup bersih dan sehat wajib dipahami Si Kecil. Hidup sehat disini artinya adalah makan dengan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, tidur cukup dan olahraga rutin. Virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun ya, Mamas! 

Risiko Infeksi Virus Pada Anak

Dokter ahli tumbuh kembang dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) mengatakan, pada anak, infeksi virus, baik virus Covid-19 maupun yang lain, berisiko terhadap tumbuh kembang anak. Dampak proses infeksi pada tumbuh kembang anak sifatnya jangka panjang. Pada anak dibawah enam tahun, dapat mengganggu tumbuh kembang dasar, yakni kemampuan motorik, kemampuan bicara bahasa, dan kemampuan personal kemandirian. Sementara pada  anak usia di atas enam tahun, proses infeksi pada usia awal, dapat mengganggu tumbuh kembangnya dalam aspek perilaku dan kecerdasannya.

Khusus untuk Covid-19, virus ini berbeda dengan infeksi virus yang lain terutama dalam hal kecepatan penyebaran. Dengan adanya pembatasan sosial dan anak-anak harus sekolah di rumah, tanpa disadari hal ini dapat berisiko mengganggu tumbuh kembangnya. Termasuk, akan membatasi kesempatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tumbuh kembang, dan jadwal pemberian imunisasi. Padahal, pemberian imunisasi dan lain-lainnya tetap harus diberikan, meski pada masa pandemi dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti ini.

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

“Karena itu, pada anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh bukan hanya agar mencegah virus itu tidak masuk, tetapi daya tahan tubuh juga harus bisa digunakan untuk menimbulkan energi yang dipakai untuk perkembangan otaknya,” kata dokter yang biasa disapa dr. Wawan ini.

Dengan demikian, ketiga hal ini bisa jadi upaya dasar yang harus dilakukan orangtua selama fase physical distancing atau mandiri di rumah. Diantaranya adalah:

1. Mengatur pola aktivitas fisik tergantung usia.

2. Mengatur aktivitas tidur.

3. Mengatur pola pemberian nutrisi.

Seperti kita ketahui, nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai Si Kecil kekurangan nutrisi. “Kita tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen,” saran Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K).

Multivitamin Anak dengan Ekstrak Temulawak

“Ketika memang kebutuhannya mengharuskan anak memerlukan asupan tambahan berupa suplemen, maka konsumsilah suplemen itu sesuai dengan kebutuhan. Ketika anak harus mengonsumsinya setiap hari, pastikan agar tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya,” saran Dr. Inggrid Tania, M.Si,  Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI).

 Ia memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak.  Khasiatnya, yakni sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis. Termasuk saat pandemi ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus.

Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis.  Artinya, selain ada sifat immunomodulator, Curcumin memberikan  manfaat  lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga.

“Covid-19 merupakan infeksi virus. Karena infeksi virus ini sifatnya self limiting deases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita,” kata Dr. Inggrid.

DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Healthmenganjurkan konsumsi temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh. “Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR. Aswin.

Untuk Si Kecil, Mamas bisa memberikan Curcuma Plus yang tersedia dalam bentuk  Vitamin sirup dan tablet dan juga Susu Pertumbuhan.  (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, Curcuma)

Shares