Finance

Q & A: Investasi Dana Pendidikan Anak

By  | 

Hi Mamas! Dengan biaya pendidikan anak yang terus naik setiap tahunnya, pasti timbul kekhawatiran tentang persiapan dananya di masa depan. Dengan banyaknya pilihan investasi yang ada saat ini, mana yang sebaiknya kita pilih?

Mohammad B. Teguh, financial expert dari Halofina menjawab beragam pertanyaan seputar topik ini melalui kuliah WhatsApp. Berikut rangkumannya:

Q: Asuransi pendidikan & tabungan pendidikan, mana yang disarankan?

A: Sesuaikan Sesuaikan dengan jangka waktu kapan dana pendidikan itu akan dipakai. Misalkan, kita mau menyiapkan dana pendidikan anak untuk masuk SD yang tahun depan, maka Tabungan pendidikan cocok untuk yang kasus ini karena jangka waktunya pendek (1-3 tahun). Tapi kalau untuk yang dananya akan digunakan untuk 3-5 tahun lagi, mungkin tabungan pendidikan kurang efektif. Coba mulai investasi di intrumen investasi seperti emas, Reksana Pasar Uang atau Reksadana Pendapatan tetap. Kalau lebih lama lagi penggunaaan dananya, maka bisa pakai instrumen reksa dana campuran. Untuk jangka waktu yang sangat panjang, misalkan di atas 10 tahun bisa pakai reksadana saham.

Q: Apa beda keduanya?

A: Tabungan Pendidikan itu produk bank, kalau asuransi pendidikan itu produk Asurasni yang digabung dengan investasi. Tabungan dijamin oleh LPS sepanjang kurang dari 2 M di satu bank. Kalau Asuransi yang digabung investasi tidak dijamin oleh LPS.

Asuransi pendidikan itu gabungan antara produk asuransi (biasanya asuransi jiwa) dan produk investasi baik di pasar uang maupun di pasar modal, Jadi harus jelas dulu apakah kita perlu asuransi jiwa dimaksud. Jika sudah punya asuransi jiwa sendiri sih mendingan langsung saja investasi. Bukan asuransi. Karena asuransi juga ada biayanya, bahkan investasi melalui asuransi biasanya biayanya besar; menyebabkan investasinya kurang efektif.

Q: Berapa % dana yang harus disisihkan untuk tabungan pendidikan anak?

A: Idealnya harus dihitung dulu berapa kebutuhan pokok keluarga, lalu berapa kebutuhan investasi untuk tujuan lainnya. Sebaiknya untuk semua tujuan itu investasinya antara 20%-30% dari pendapatan… jika lebih dari itu boleh saja, sepanjang disepakati dalam keluarga.. dan kebutuhan pokok dapat terpenuhi.

Untuk yang anaknya lebih dari 1 sebaiknya per anak punya instrumen investasinya masing – masing… bahkan per anak per jenjang. Misalnya untuk anak ke-1 SD di Tabungan Bank A. Untuk SMP nya di Reksadana B, Untuk SMA di Reksadana C dan untuk kuliah di Reksadana D. lalu demikian pula untuk anak kedua, Tapi Jika sulit, bisa saja, untuk yg jangka waktunya berdekatan memakai instrumen yang sama.

Q: Dana pendidikan ini detail peruntukannya apa sajakah selain SPP?
Bagi yg memilih sekolah (SD/SMP/SMA) negeri tdk dikenakan SPP berarti peruntukannya utk pos yg mana sajakah?

A: Jika saat ini sedang menyiapkan dana pendidikan anak, sebaiknya memakai opsi yang maksimal. Artinya jika memutuskan untuk anak – anak masuk SD negeri, ya berarti tidak terpakai tabungannya; tapi bisa disiapkan untuk masa kuliah nanti. Komponennya: Ketika anak kita sekolah dan saat itu kita masih produktif bekerja, maka tidak perlu dimasukkan komponen SPP yang bisa dimasukkan ke cash flow bulanan. Dana pendidikan itu biasanya untuk membayar uang masuk ke sekolah/universitas.

Jika nanti tidak terpakai, bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain misalnya dana pensiun, pergi haji, atau dana lain yang menjadi prioritas bagi keluarga.

Q: Saat ini kita tau bahwa biaya pendidikan yang besar itu terdapat pada uang pangkal. Sekolah yang saya kalau melihat jenjang sekolah anak dari PAUD, TK lalu ke SD seperti sebentar sekali? bagaimana sebaiknya kita membuat saving plan nya?

A: Buat prioritas untuk menyiapkan dana masuk Universitas yang paling besar. Jadi jika sekarang usia anak masih balita dan belum sekolah, siapkan instrumen investasi untuk PAUD & kuliah; jika usia anak sudah PAUD, siapkan investasi untuk TK & kuliah; begitu seterusnya dengan tetap menyiapkan dana pendidikan untuk kuliah hingga usia anak dewasa nanti.

Q: Dana darurat & dana pendidikan, mana yang lebih penting?

A: Sama – sama penting. Saya sarankan siapkan keduanya bersamaan. Alokasi dana darurat itu 3x penghasilan, buat menjadi rata – rata 30 juta rupiah, misalnya. Cicil per bulan. Alokasikan dana pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan keluarga. Mulai dengan ambil alokasi 20% total untuk kedua dana tersebut.

10 % untuk alokasi tabungan darurat, 10% lagi untuk dana pendidikan. Nanti jika dana daruratnya sudah terpenuhi, maka tingkatkan % dana pendidikannya, ya!

Q: Bagaimana dengan investasi emas, apakah lebih baik dibeli lalu jual kembali atau simpan saja?

A: Investasi emas bisa juga dipakai untuk menyiapkan dana pendidikan anak. Saran saya, sebaiknya jika sudah jelas jangka waktunya, boleh disimpan saja. Kalau dijual beli kita akan terkena selisih biaya jual dan belinya..jadi tidak efektif. Bisa juga belinya ecara online, sehingga mempermudah proses investasi. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares