Health

Mengenal Depresi dan Dampaknya Bila Tak Tertangani

By  | 

Depresi adalah suatu kondisi berupa perasaan sedih yang berkepanjangan sehingga kemudian berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.

Beberapa tahun belakangan ini, banyak pihak yang mulai menyadari bahwa kesehatan mental emosional sangat penting untuk ditanggulangi secara medis. Kampanye mengenai kesehatan mental di beberapa media serta komunitas perempuan pun kini mulai banyak digalakkan, mengingat Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensinya sudah mencapai 9,8% dari penduduk Indonesia dan meningkat 18% ditiap tahunnya. 

Faktor Penyebab Depresi

Depresi disebabkan oleh banyak factor. Beberapa factor yang bisa menjadi penyebab depresi antara lain adalah:

1.Fisik/medis

2.Psikis/psikologos

3.Sosial

4.Ekonomi

5.Budaya

6.Teknologi

Yes Mamas, seperti yang saat ini sedang marak diperbicangkan, teknologi bila tak dimanfaatkan dengan bijak, justru dapat mengakibatkan deperesi bagi penggunanya. Salah satunya adalah resolusi 4.0 yang menurut Dr.dr.Diah Setia Utami, Sp.KJ(K), MARS, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), akan semakin banyak mengakibatkan depresi pada segala rentang usia penggunanya. Resolusi 4.0 adalah resolusi kemajuan digital dimana semua hal dapat dilakukan menggunakan smartphone.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini termasuk dalam risiko pengidap depresi. Misalnya saja ketika keluarga ataupun lingkungan sekitar membanding-bandingkan nilai sekolah atau jenis pendidikan yang sedang dijalani si kecil. Hal tersebut bisa memicu depresi kedepannya. Sehingga sebagai orangtua tentunya sangat penting bagi kita untuk berhati-hati dalam bertindak dan berprilaku di hadapan Si Kecil. Menciptakan lingkungan yang ‘aman’ dari faktor pencetus depresi pun sangat disarankan.

Sedangkan pada wanita, terutama new mamas, masa – masa menjadi mama baru seringkali diidentikkan dengan masa-masa bahagia berdua bersama buah hati. Namun ketika mama mengalami post partum depression (PPD), justru saat-saat bersama bayi menjadi sesuatu yang begitu berat baginya. Seringkali muncul rasa bersalah, stres, cemas, panik, hingga depresi.

Depresi yang tak tertangani dengan baik dapat mengarah ke recurrent atau depresi berulang dimana kondisi depresi tersebut akan semakin berat, yang kemudian dapat mengarah ke tindakan menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. 

Karena itu, penanganan yang tepat dan sedini mungkin pada depresi sangatlah penting. “Depresi dapat diatasi dengan baik jika pengobatannya tepat, termasuk salah satunya adalah pada wanita yang menjalani banyak peran sekaligus yang rentan mengalami depresi,” urai Dr. Diah di sela-sela acara Talkshow Mengenai Depresi & Pencegahan Bunuh Diri beberapa waktu lalu.

Mengenala Gejala Psikosomatik

Adapun survei yang dilakukan oleh Ahli Psikosomatik dr. Andri, Sp.KJ, FCLP,  praktisi dan dokter di RS Omni Hospital BSD, sebenarnya sedari dini para mama sudah bisa mengenali sendiri beberapa ciri dan gejala psikosomatik yang sering dialami oleh pengidap depresi dan cemas. Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik.

Beberapa gejala psikosomatik yang bisa dikenali yaitu antara lain: 

1.Jantung berdebar debar

2.Perasaan tidak nyaman atau nyeri dilambung

3.Kelelahan atau merasa kurang tenaga

4.Nyeri dan rasa tegang di leher dan bahu

5.Sering pusing dan sempoyongan

6.Kelelahan walau tidak melakukan aktifitas

7.Kembung dan banyak gas di lambung

8.Rasa nyeri di dada atau sekitar jantung

9.Rasa gemetar dan bergoyang

10.Ada suara berdengung di telinga atau kepala


DULOXTA® Sebagai Anti Depresan

Talkshow Mengenai Depresi & Pencegahan Bunuh Diri ini diadakan bersamaan dengan acara peluncuran DULOXTA®, Produk anti depresan, anti cemas & nyeri kronik . Kolaborasi antara RSJ Dharmawangsa, PDSKJI dan PT Mersifarma ini diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai betapa pentingnya terapi depresi atau kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri.

DULOXTA® merupakan salah satu obat yang direkomendasikan oleh para dokter dan ahli terapis. Dimana duloxetine yang terdapat pada DULOXTA® lebih efektif jika dibanding antidepresan lainnya, karena mekanisme kerja Duloxetineyang bekerja “Double Action” yaitu:

1.Bekerja di Serotonin dapat memperbaiki mood dan korelasinya pada nyeri.

2.Bekerja di Norephinefrine dapat meningkatkan energi dan konsentrasi pada pasien depresi.

Dengan teknologi formulasi delayed released capsule, pasien dimudahkan dalam masa pengobatan dengan meminum obat sekali sehari dosis 60mg dan sesuai resep dokter, sehingga dapat menjaga kestabilan mood dan memperbaiki cemas dan depresi atau korelasinya dengan nyeri. Namun ingat ya Mamas, obat ini harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter Anda.

Jadi bila Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas, segeralah berkonsultasi dengan expert ya, Mams! Jangan menunda ataupun menganggap hal ini sebagai kondisi yang sepele. Tangani sedini mungkin untuk menghindari depresi berat yang bisa mengakibatkan hal yang lebih fatal. (Irfan Hakim/TF/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)

Shares