Career

Smart Mama Story: Nina Moran

By  | 

“We can have it all. But not all at once,” – Nina Moran talks about working life balance as parents & womenpreneur. 

Mama dari tiga orang anak Andrew (11), Noel (6) & Bella (4) sekaligus Co founder Go Girl! &  International Women Empowerment Conference Resonation ini berbagi cerita seputar pengalaman jatuh bangun menjalankan bisnis, peran sebagai seorang mama, serta keinginan untuk menyuarakan semangat pemberdayaan bagi perempuan Indonesia. 

Nina Moran & kedua adiknya, Founder Go Girl!

Nina Moran & kedua adiknya, Founder Go Girl!

Membangun Bisnis di Usia 25 tahun

Nina & kedua adiknya Anita & Gita Moran mulai membangun majalah remaja Go Girl! 14 tahun lalu sesaat setelah lulus dari bangku kuliah. Tentu tidak mudah memulainya, Ia pernah mendapat penolakan dari pihak Bank saat ingin meminjam modal karena dinilai tidak bisa membuat proposal bisnis sekaligus menjalankannya.

“Sampai di titik ini, sudah ada banyak sekali penolakan & kegagalan yang saya alami. Sampai pernah saya merasa dipermalukan haha.. Tapi ya mau tidak mau kan harus kita lewati; tidak ada jalan lain. Di keluarga, kami juga melihat secara langsung perjalanan papa mengalami jatuh bangun kerugian bisnis dalam waktu singkat. Saya pelajari beberapa hal: Menjalani seluruh prosesnya & yakin dengan alasan (Why?) membangun bisnis akan menjadi kunci bagi kita dapat tetap bertahan,” ungkapnya.

ddcefbb2ac0976aa8f52679fb0d3475e

Apa Kunci Sukses Membangun Bisnis?

Menurut wanita yang juga menulis buku “No One to Someone” ini, ada banyak sekali keraguan dalam diri perempuan Indonesia dalam melakukan berbagai hal, khususnya ketika akan memulai bisnis, “Mulai dari nggak yakin dengan hal yang dikerjakan, tidak punya modal, atau tidak paham harus mulai dari mana?”.

1. Kenali serta kalahkan rasa takut. Keraguan ini seringkali kita kok, yang menciptakan sendiri melalui alam bawah sadar. Luangkan waktu untuk berdialog dengan diri sendiri, apa yang menjadi kesulitan? Berusahalah lebih giat untuk mencari solusinya. Kalau tidak menemukan jalan keluar, jika perlu bangun sendiri pintu – pintu kesempatan! Jaman sekarang sudah banyak angel investor, dulu saya masih harus ketok pintu Bank. Jadi manfaatkan kesempatan & asah skill untuk mulai berani mempresentasikan bisnis.

2. Ask yourself “Why?”. Mengapa Mamas perlu melakukannya? Kuatkan diri dengan  alasan tersebut untuk mulai membangun bisnis, “Kalau Why? nya sudah kuat, perjalanan ke depan, jatuh bangun tentu akan dilewati untuk mencapai tujuan utama. Misalnya, versi saya ingin memberdayakan perempuan Indonesia melalui berbagai aktivitas positif. Ketika saya jatuh, saya akan ingat kembali poin “Why?” yang akan menguatkan diri.”

Nina, Noel (6) & Bella (4)

Nina, Noel (6) & Bella (4)

Working Life Balance & Parenting Style

Time management yang berperan penting. Dan ini semua bisa dilakukan, kok. Asal kita disiplin menerapkannya dan menularkan pada seluruh anggota keluarga. We can have it all, but not all at once. Saya sendiri mengalami, harus set ulang goal karena harus hands on dulu ke anak – anak yang saat itu usianya masih kecil.

Mana yang jadi prioritas, itu yang saya lakukan terlebih dulu. Ketika kondisi sudah memungkinkan untuk keduanya berjalan beriringan (karir & keluarga), saya akan aim higher di karir. Dan, perlu kita ingat untuk memperhatikan kebutuhan para papa, ya. Saya seringkali melihat & mengalami di Indonesia, policy paternity leave masih belum dijalankan. Padahal, untuk membantu mengurus new born baby, misalnya, mereka juga harus diberi kesempatan untuk mendapat cuti selama beberapa waktu agar bisa fokus membantu pekerjaan rumah. Semoga ke depannya, berbagas pihak mulai dari Perusahaan hingga Pemerintah dapat membantu mewujudkannya.

Nina & Andrew (11)

Nina & Andrew (11)

“I always try to involve my children in it, as much as I can.”

Saya meluangkan banyak waktu untuk ngobrol dengan mereka dalam keseharian, tentang apa yang saya alami di kantor & rencana – rencana ke depan, whatever I learn &  am going through, sehingga mereka memahami hal yang saya lakukan, sekaligus untuk mentransfer nilai – nilai pemberdayaan yang ingin saya suarakan sejak mereka masih kecil.

Mewujudkan Project Impian Melalui “Resonation”

Resonation berasal dari kata Resonate; artinya bergema. Saya ingin melalui acara ini, ada sesuatu yang membekas di hati audience untuk mereka terus bergerak mewujudkan impian, pilihan – pilihannya dalam hidup,” tutur Nina.

Bersama para fasilitator, Resonation 2017.

Bersama para fasilitator, Resonation 2017.

Tahun ini, Ia dan tim akan mengundang women speakers mulai dari Stefanie Kurniadi, Co Founder Warunk Upnormal, Eka Sari Lorena, Entrepreneur & CEO ESL Express & ESL Logistics, Idil Ahmed, Founder of Idilionare & Author of Manifest Now, hingga Gretta Van Riel, Multimillion Serial Entrepreneur 5 Years, 5 Startups. 

Selain diskusi panel, audience dapat secara langsung mendapatkan business mentors secara berkelompok. Tahun lalu kami kehadiran 1.400 audience, tahun ini kami optimis dapat mencapai angka yang sama, semoga bisa lebih! (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Nina Moran, Various) 

Shares