Health

Yang Perlu Diketahui dari Pengapuran Plasenta

By  | 

Pengapuran plasenta merupakan perubahan yang umum terjadi pada plasenta calon mama selama masa kehamilan. Walau begitu, pengapuran plasenta yang parah dapat berisiko buruk bagi sang calon mama maupun bayi di dalam kandungannya.

Penyebab

Beragam faktor turut memengaruhi terjadinya pengapuran plasenta, seperti:

  • Faktor keturunan.
  • Faktor lingkungan (terpapar radiasi, frekuensi suara rendah).
  • Reaksi terhadap obat-obatan tertentu.
  • Infeksi bakteri.

Risiko dari Pengapuran Plasenta

Secara umum, derajat kematangan plasenta terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu 0 (tidak matang), 1, 2, dan 3 (sangat matang). Plasenta sendiri sudah mulai terbentuk dan saat usia kehamilan menginjak minggu ke-12, dan plasenta akan terus mengalami perubahan.

Sedangkan tingkat pengapuran plasenta terbagi menjadi 3 tingkat. Yaitu tingkat 1 terjadi pada kehamilan usia 31-32 minggu, tingkat 2 terjadi pada kehamilan 36-37 minggu, dan tingkat 3 adalah pada kehamilan sekitar 38 minggu. Pengapuran plasenta pada tingkat 3 dinilai sebagai kondisi terberat. Pada pengapuran plasenta tingkat 3, akan terbentuk lingkaran seperti cincin pada plasenta.

Walau merupakan hal yang normal, tapi pada beberapa kondisi pengapuran plasenta dapat memicu risiko yang membahayakan bagi calon mama dan janinnya. Berikut penjelasannya:

  1. Perubahan plasenta sebelum 32 minggu. Kondisi ini disebut dengan pengapuran plasenta prematur. Pada kondisi ini, kelahiran dihadapkan kepada risiko komplikasi yang lebih tinggi, yaitu adanya abrupsi plasenta, pendarahan parah setelah melahirkan, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan skor Apgar rendah, dan janin meninggal saat masih di dalam kandungan atau stillbirth.
  2. Perubahan plasenta antara 28-36 minggu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan kehamilan berisiko tinggi yang mengalami pengapuran plasenta pada usia kehamilan 28-34 minggu memerlukan pemantauan secara rutin dari dokter kandungan karena dikhawatirkan terjadi komplikasi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, plasenta previa, ataupun anemia yang parah.
  3. Perubahan plasenta di usia 36 minggu. Saat pengapuran plasenta menginjak tingkat 3, dikhawatirkan calon mama berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan bayinya lahir dengan berat rendah.

Pencegahan

Menjaga kesehatan plasenta sangat penting dilakukan, karena plasenta memiliki peran penting dalam melindungi janin pada masa kehamilan. Akan tetapi, karena penyebab pengapuran plasenta sampai saat ini masih belum diketahui penyebabnya, maka sulit untuk menentukan langkah pencegahannya. Meski hanya sedikit penelitian yang dilakukan tentang pengapuran plasenta, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini lebih umum terjadi pada:

  • Wanita muda.
  • Kehamilan pertama.
  • Wanita yang merokok selama kehamilan.

Karena itu, menjaga kesehatan kehamilan dengan tidak merokok saat hamil dan hamil di cukup usia sangatlah disarankan. Langkah yang dilakukan untuk menghadapi kondisi ini juga tergantung dengan tingkat keparahan yang dialami. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares