Health

Bahaya Kanker Serviks & Cara Pencegahannya

By  | 

Pusat data Kementrian Republik Indonesia pada akhir tahun 2015 menyebutkan bahwa kanker serviks merupakan pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.

Sementara menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks masih di bawah angka 5%. Padahal, diagnosis dini akan menjadi kunci pengobatan kanker serviks untuk mencegah penyebaran sel kanker dan kematian penderita. Nah, sudahkah Anda melakukan pemeriksaan kesehatan rahim, Mamas?

Pengertian Kanker Serviks
Merupakan penyakit kanker yang muncul pada leher rahim (pintu masuk menuju rahim dari vagina) wanita. Dikatakan, wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks, terutama yang aktif secara seksual.

Kanker ServiksPenyebab Kanker Serviks
Adalah human papillomavirus/virus HPV. Secara medis, virus HPV dinyatakan sebagai kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan alat kelamin. Beberapa jenis virus HPV seperti HPV 16 & HPV 18 lah yang menyebabkan 70% kasus kanker serviks. Butuh waktu lama bagi virus HPV berubah menjadi sel kanker, yang biasanya tidak diikuti dengan gejala sakit apapun pada masa sel prakanker. Inilah sebabnya faktor deteksi dini menjadi sangat penting. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks.

Gejala Kanker Serviks
Gejala yang paling umum dialami oleh para penderita kanker adalah pendarahan pada vagina setelah berhubungan seksual, di luar masa menstruasi, atau setelah masa menopause. Jika mengalaminya, segera lakukan pemeriksaan medis ke dokter.

HPV vaccine
Langkah Pencegahan
Dengan melakukan pemeriksaan rutin termasuk vaksin HPV yang kini sudah tersedia (Baca: Yuk Cegah Kanker Serviks!) , Mamas diharapkan dapat mengetahui perubahan sel di leher rahim yang mampu berpotensi menjadi penyebab utama kanker serviks sejak dini, misalnya melalui pap smear.

Tapi yang perlu diingat, screening serviks bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks, tetapi lebih berguna untuk mendeteksi sel kanker yang dapat dicegah secara maksimal. Pada beberapa kasus tertentu, sel – sel yang membahayakan ini bisa jadi perlu diangkat karena berpotensi berubah menjadi kanker. Disarankan untuk wanita yang telah aktif secara seksual sejak berusia 25 tahun untuk memeriksakan kesehatan rahim dirinya setiap 3 tahun sekali.

Pengobatan Kanker Serviks
Pada tingkatan awal, kanker serviks bisa diobati melalui operasi pengangkatan sel kanker, tetapi untuk kondisi yang lebih serius, rahim perlu diangkat seluruhnya melalui proses histerektomi. Langkah alternatif untuk mengobati kasus kanker serviks stadium awal adalah melalui radioterapi. Sedangkan pada kasus tertentu, perawatan pasien kanker dapat dilakukan melalui metode kombinasi kemoterapi, radioterapi, dan operasi – yang dapat menimbulkan beberapa efek samping berat dan jangka panjang, meliputi menopause dan kemandulan.

Harapan hidup para pasien kanker akan semakin menurun sejalan dengan stadiumnya yang berlanjut. Pada stadium 1, harapan hidup masih memcapai angka 80 – 99%, menurun menjadi 60 – 90% pada pasien stadium 2. Sementara itu, pasien kanker dengan stadium 3 memiliki harapan hidup sebesar 30 – 50%, dan hanya 20% pada kasus kanker stadium 4. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares