Health

Komplikasi yang Mungkin Terjadi di Trimester 2

By  | 

Setiap trimester dalam kehamilan memang memiliki ciri khas tersendiri. Jika di trimester pertama biasanya calon mama kerap merasa kurang enak pada tubuhnya. Di trimester dua biasanya sudah merasa lebih enak dan lebih tenang karena sudah memasuki fase yang lebih aman. Namun demikian, komplikasi tetap bisa terjadi, sehingga ada baiknya Anda mengenali apa saja komplikasi yang mungkin timbul di trimester ke dua ini.

1. Pendarahan. Meskipun di trimester dua kemungkinan keguguran relatif kecil, namun hal tersebut bisa saja terjadi, dan tanda awalnya adalah pendarahan. Biasanya hal ini disebabkan oleh kelainan kromosom, penyakit darah seperti lupus, atau kandungan yang lemah Beberapa kasus disebabkan oleh masalah pada plasenta. Tetapi Mams, jangan panik dulu jika mengalami pendarahan di trimester dua karena hal ini tidak selalu pertanda bahaya, ada jenis-jenis pendarahan yang memang biasa terjadi saat hamil.
2. Ketuban pecah. Hal ini lumrah terjadi menjelang proses persalinan. Namun jika terjadi di trimester dua maka akan menjadi masalah. Dan penyebabnya seringkali tidak jelas, namun dicurigai akibat adanya infeski di membran calon mama. Untuk mengatasi hal ini biasanya calon mama akan dirawat di rumah sakit dan diberi perawatan guna mencegah kelahiran prematur.

Pregnant woman having pressure measured
3. Cedera. Perut yang mulai membesar kerap membuat Anda kehilangan keseimbangan yang seringkali berujung pada cedera baik ringan maupun cukup serius. Biasanya hal ini disebabkan oleh sepatu yang licin atau jika harus turun naik tangga. Cegah hal ini dengan menggunakan sepatu berlapis karet dan pastikan selalu berpegangan jika harus naik atau turun tangga.
4. Preeklamsia. Meskipun banyak wanita mengalami hal ini di trimester tiga, namun tidak menutup kemungkinan preeklamsia atau tekanan darah di atas normal terjadi di trimester dua. Biasanya ditandai dengan sakit kepala, pandangan mengabur, serta nyeri pada perut. Bila hal ini terjadi, calon mama akan mendapatkan treatment khusus termasuk diet sehat. (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com)

Shares