Health

Mengenal Air Ketuban Pada Kehamilan

By  | 

Ketika melakukan pemeriksaan kehamilan, salah satu hal yang menjadi perhatian dokter kandungan adalah volume air ketuban di dalam rahim. Air ketuban ini merupakan cairan yang memiliki fungsi penting dalam menjaga kelangsungan hidup janin di dalam kandungan. Selain melindungi janin dari benturan-benturan yang terjadi saat Anda bergerak, air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, menjaga suhu dalam kandungan, dan menjadi sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas. Air ketuban ini juga turut mendukung perkembangan dan pertumbuhan organ-organ janin di dalam kandungan seperti paru-paru, otot, tulang, dan sistem gastrointestinal.

“Volume air ketuban ini akan meningkat seiring dengan usia kehamilan, Mams to be. Namun akan menyusut menjelang waktu kelahiran,” ujar Jeanne A. Conry, MD, PhD, spesialis obstetri dan ginekologi dari Kaiser Permanente, Roseville, California. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu, rata-rata air ketuban di dalam rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33 minggu.

Volume air ketuban ini memengaruhi kecukupan nutrisi dan oksigen yang masuk ke janin. Bila air ketuban berkurang, warnanya akan menjadi lebih keruh. Bila tidak keruh, berarti air ketuban calon mama sudah cukup berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen. Kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan menimbulkan komplikasi pada calon mama atau janin.

“Cairan ketuban dapat mencerminkan sejauh mana kesehatan Anda kala hamil,” ujarnya lagi. Jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit dapat mengindikasikan kalau calon mama memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi. Bila kondisi ini dialami oleh calon mama pada awal kehamilan, maka dapat memengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan,” jelas Conry. Dan bayi pun berisiko besar terlahir cacat.

Sebaliknya, walau presentasenya kecil, namun kondisi dimana jumlah air ketuban berlebihan atau disebut juga hidramnion (baca: Saat Calon Mama Alami Hidramnion), juga dapat terjadi. Kondisi ini mengindikasikan bahwa calon mama memiliki masalah diabetes. Sementara janin di dalam kandungannya juga berisiko mengalami cacat saat lahir, terutama pada area gastrointestinal dan sistem sarafnya. Cairan ketuban yang berlebihan ini juga menandakan kalau janin di dalam kandungan mengalami infeksi atau denyut jantung yang abnormal.

Menghadapi kondisi di atas, maka dokter kandungan akan mengawasi dengan cermat dan melakukan beberapa tes untuk memastikan Anda beserta janin di dalam kandungan dalam kondisi sehat. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares