Mind

Q&A: Etika Berteman dengan Sesama Mama

By  | 

Q: Sejak anak saya masuk kelas playgroup, saya jadi akrab dengan para mama lainnya di sekolah anak saya. Bagaimana sih etikanya berteman dengan para mama ini, mengingat ini pengalaman pertama saya?

Windy, 29 tahun, mama dari Vinka, 3 tahun

A: Berperan menjadi orangtua biasanya membuat kita jadi lebih sensitif ketika mendengar komentar negatif tentang Si Kecil dari orang lain. Namun jangan sampai kesabaran Anda habis hanya karena masalah sepele seperti itu, Mams. Sebaliknya, cobalah menjalin pertemanan sehat dengan sesama mama lainnya. Berikut etika berteman dengan para mama yang bisa Anda coba.

  • Jika Anda menemui ada mama yang suka sekali memuji-muji anaknya sendiri, tak usah sebal. Anggap saja itu sebagai informasi daripada menganggapnya seperti cerita bohong yang dilebih-lebihkan. Keep positive thinking ya, Mamas!
  • Sebaliknya, saat Anda mendapati seorang mama yang menceritakan tentang sifat anaknya yang menyebalkan, jangan malah meresponsnya dengan menceritakan kelebihan anak Anda sendiri. Cukup jadi pendengar yang baik saja. Memberi saran sih boleh saja, asal jangan kemudian ujung-ujungnya membanggakan anak sendiri ya, Mamas.
  • Hindari sifat suka memuji anak sendiri secara berlebihan di hadapan mama lainnya.
  • Jika Anda melihat ada seorang teman yang terlihat kelelahan dengan tugasnya sebagai mama, tawarkan bantuan padanya tanpa perlu mengatakan bahwa ia benar-benar terlihat lelah.
  • Tak perlu berpura-berpura pada orang lain dengan menunjukkan kalau Anda bisa membesarkan anak tanpa masalah. Justru sebaiknya Anda malah harus lebih terbuka. Ceritakan keluh kesah Anda bersama para mama lainnya untuk saling memberi saran dan dukungan.
  • Tak ada salahnya memuji kelebihan anak lain di depan ibunya. Hal itu tidak akan merugikan siapapun bukan, Mamas.
  • Bila attitude dan prestasi anak di sekolah dinilai baik, jangan membuat Anda jadi sombong. Para mama lain mungkin juga sudah berusaha keras membantu anaknya mendapatkan nilai serupa di sekolah, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan.
  • Tak perlu sungkan mengajak para mama lain berkunjung ke rumah Anda hanya karena rumah Anda berantakan. Anda juga tak perlu repot merapikan rumah Anda, toh mereka juga merasakan hal serupa di rumahnya.
  • Mungkin Anda memiliki asisten rumah tangga dan baby sitter yang dengan sigap menolong Anda merawat Si Kecil dan merapikan rumah. Namun Anda tak perlu menceritakannya pada mama yang lain ya, Mams. Bagi mereka yang tak seberuntung Anda, justru jadi sebal kalau harus mendengarkan cerita Anda yang habis ke salon untuk facial, atau punya kesempatan berkencan dengan suami.
  • Ketika ada seorang teman yang ternyata harus bercerai, jangan mengajaknya bicara tentang kehidupan Anda yang sempurna bersama suami. Sangat tidak adil baginya kalau harus mendengarkan cerita bahagia tersebut. Justru sebaiknya Anda memberinya dukungan untuk menjalani hidup barunya sebagai single mother. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)

 

Shares