Health

Smart Mama Story: Anak Saya Penderita ADHD

By  | 

Mamas, membesarkan anak berkebutuhan khusus memang membutuhkan perjuangan serta pengorbanan besar. Tidak jarang, ia mendapatkan komentar ‘miring’ dari keluarga maupun kerabat. Namun di sisi lain, banyak hikmah yang diperoleh dari kondisi tersebut, seperti yang dialami Mama Alia* yang memiliki seorang anak penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Simak kisahnya.

Sejak Awal Sudah Terlihat

“Meskipun anak saya, Gavin* (10 tahun) baru didiagnosa menderita ADHD saat kelas 2 SD, namun sejak ia berusia dua tahun saya sudah merasa  there’s something wrong with my child. Gavin tak bisa diam, sering lari ke sana ke mari, perhatiannya juga mudah dialihkan, pelupa, kalau bicara seperti terburu-buru, serta sering tantrum.  Oleh karena itu, saya dan suami memutuskan mencari solusi dengan mengikutsertakan Gavin dalam terapi sensori dan terapi wicara, serta terapi pedagog dan behavior saat Gavin sudah menginjak bangku SD, tanpa menghiraukan pendapat keluarga besar yang menganggap Gavin hanya nakal saja dan bukan anak penurut. Gavin juga mendapatkan tambahan obat peredam hiperaktif, serta impulsif dari psikiater.

Banyak Kemajuan

Setelah mengikuti serangkaian terapi serta pengobatan, perlahan saya melihat kemajuan dari anak saya. Kini Gavin sudah tidak perlu mengikuti terapi sensori dan behavior, perlahan dosis obat yang ia konsumsi juga menurun. Ia hanya perlu mengikuti terapi dyslexia, yaitu kesulitan dalam belajar membaca dan menulis yang umumnya dialami oleh penderita ADHD.  Saya sangat bersyukur, di sekolah Gavin termasuk anak yang populer, ramah, serta banyak teman. Sedangkan untuk materi pelajaran, saya dan suami memang sengaja memilih sekolah yang mengerti keadaan Gavin, serta mampu menyediakan waktu untuk kebutuhan khusus anak kami tersebut. Bahkan, tempat terapi Gavin yang sekarang pun kami pilih atas rekomendasi dari psikolog sekolah Gavin.

Harapan Saya

Terus terang saja, memiliki anak berkebutuhan khusus seperti Gavin sangat menguras mental serta tenaga saya dan suami. Tetapi banyak sekali pelajaran yang saya ambil sebagai ibu dari anak ADHD, saya menjadi orang yang lebih sabar serta bijak. Saya juga banyak berdoa dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Harapan saya, Gavin bisa menjadi anak mandiri serta mempunyai masa depan cerah. Saya dan suami juga selalu berdoa agar diberi kesabaran ekstra serta kemudahan dalam membesarkan dan mendidik Gavin hingga ia dewasa nanti.

For All Special Needs Mamas

Jangan pernah sangkali kondisi yang Anda alami, lebih baik Anda fokus mencari tahu apa saja yang harus dilakukan untuk membantu anak menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sabar, tabah, serta banyak berdoa juga dapat membantu menjernihkan pikiran Anda sehingga dapat mencari solusi terbaik.  Percayalah pada suara hati Anda, jangan dengarkan komentar orang lain, apalagi jika komentar tersebut tidak membangun. Hingga kini, hanya orang-orang terdekat saja yang mengetahui kondisi Gavin, saya berusaha keras agar ia tumbuh senormal mungkin.” Yes, Mamas, kids with special needs need special moms. Be strong and remember you’re not alone! (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

 

*Bukan nama sebenarnya.

Shares