
Health
3 Masalah Pencernaan yang Kerap dialami Si Kecil
Dalam tumbuh kembang anak, masalah pada pencernaan selalu menjadi perhatian utama bagi kita ya, Mams. Bagaimana tidak, proses penyerapan nutrisi terjadi di saluran cerna, dan pencernaan yang sehat menjadi kunci tubuh yang sehat. Ada beragam masalah pencernaan anak yang sering muncul, mulai dari diare hingga sulit buang air besar atau sembelit. Memahami berbagai masalah pencernaan anak, tidak hanya penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat, akan tetapi juga untuk memastikan bahwa Si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
1.Konstipasi
Sembelit atau konstipasi adalah masalah yang sering ditemui pada Si Kecil. Anak yang mengalami sembelit memiliki keluhan frekuensi BAB yang tidak teratur disertai konsistensi tinja yang keras, kering, dan sulit dikeluarkan sehingga menimbulkan nyeri saat BAB.
Berikut adalah indikator konsistensi tinja yang dapat dilihat pada Skala Tinja Bristol. Tinja yang normal adalah tipe 3 dan 4:

-Nyeri perut hebat dan kembung
-Nafsu makan menurun
2.Demam Tifoid pada Anak

Pada 2019, sekitar sembilan juta orang mengalami demam tifoid dan 110.000 orang di antaranya mengalami kematian setiap tahun. Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyebaran infeksi terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi bakteri.
“Gejala yang ditimbulkan meliputi demam yang berkepanjangan, sakit kepala, mual, nyeri perut, konstipasi, atau diare. Sebagian penderita bahkan dapat mengalami ruam. Kasus demam tifoid yang berat dapat menyebabkan komplikasi berat yang berakibat fatal,” terang dr. Frieda.
Demam tifoid dapat diobati dengan antibiotika. Meskipun gejala sudah menghilang, tetapi penderita dapat menjadi carrier yang masih dapat menyebarkan infeksi ke orang lain melalui bakteri di tinja. Sehingga, penting dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bakteri Salmonella typhi sudah tidak ada lagi dalam tubuh pasien.
Demam tifoid cenderung terjadi pada area dengan sanitasi yang kurang baik dan kebersihan air minum yang kurang terjaga. “Akses air minum bersih, sanitasi yang kuat, higienitas saat mengolah makanan, dan vaksinasi tifoid efektif mencegah terjadinya infeksi penyakit ini. Vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk anak berusia 2 tahun dan orang dewasa sampai usia 45 hingga 65 tahun (tergantung dari jenis vaksin yang digunakan),” tegasnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi antara lain:

Jangan salah ya Mams, banyak orangtua keliru dengan menyamakan pengertian istilah intoleransi laktosa dan alergi susu sapi. Meskipun keduanya menunjukkan gejala yang sama, tetapi pada dasarnya kedua masalah ini jelas berbeda.
Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan, sedangkan alergi susu sapi melibatkan sistem imun. Sehingga meskipun intoleransi laktosa menimbulkan rasa ketidaknyamanan, tetapi tidak akan menimbulkan kondisi yang mengancam nyawa seperti kejadian syok anafilaksis.
Laktosa adalah gugus gula yang terdapat pada susu dan produk turunannya seperti yogurt dan keju. Produk turunan laktosa lainnya adalah roti, sereal, serta makanan kemasan yang mengandung susu dan keju.
Gejala intoleransi laktosa tergantung dari jumlah yang dikonsumsi dan jumlah yang dapat ditolerir oleh tubuh. Semakin banyak produk laktosa dikonsumsi, maka semakin berat gejala yang timbul. Gejala yang mungkin terjadi di antaranya mual, nyeri perut, keram, kembung, serta BAB cair dan mengandung banyak gas.
Apabila diperlukan dan tersedia di daerah domisili Mamas, penanganan intoleransi laktosa dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi enzim laktase. Selain itu, berikan suplementasi kalsium dan vitamin D jika anak kurang dapat mengonsumsi produk susu dalam jumlah yang cukup.
Pada beberapa kasus, intoleransi laktosa sifatnya sementara. Namun pada sebagian orang, intoleransi laktosa dapat berlangsung seumur hidup sehingga memerlukan bimbingan nutrisi agar kecukupan kalsium dan vitamin D3 dapat terpenuhi.
Melihat penjelasan di atas, sudah tentu kesehatan pencernaan Si Kecil sangat penting ya, Mams. Jadi, jangan sepelekan! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)
You may also like...
Latest News
-
Karmenita Ridwan | 21 March 2025
Whitelab Glow Booster CDose+ Series: Terobosan Double Layer Vitamin C Pertama di Indonesia
Mams, vitamin C adalah salah satu bahan aktif terbaik dalam perawatan wajah karena memiliki kandungan antioksidan yang tinggi....
-
Karmenita Ridwan | 17 March 2025
MILO Ajak Keluarga Indonesia Jalani Sahur Bergizi untuk Energi Tahan Lama di Bulan Ramadan
Ramadan adalah momen spesial untuk mempererat hubungan dalam keluarga, di mana kebiasaan sahur menjadi salah satu waktu berharga...
-
Karmenita Ridwan | 14 March 2025
Sehatkah Ginjal Anda? Yuk, Deteksi Segera & Lindungi Ginjal Kita!
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) tercatat sebagai penyebab 4,6% kematian global pada tahun 2017, angka ini diprediksi akan terus...
-
Tammy Febriani | 14 March 2025
Mood Matters: Brand Make Up Lokal yang Terinspirasi dari Perasaan, Ekspresi, dan Versi Terbaik Diri
Mood dan penampilan erat kaitannya dengan wanita. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Rasa percaya diri terhadap penampilan...
-
Tammy Febriani | 8 March 2025
3 Ide Seru Kegiatan Ramadan Bersama Si Kecil
Memasuki bulan Ramadan, seringkali kita bingung mencari kegiatan seru bersama Si Kecil di rumah. Pasalnya saat Ramadan, Si...