Health

Imbauan IDAI untuk Menghentikan Pemberian Obat Sirup pada Anak

By  | 

Meningkatnya Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) secara cepat masih ditelusuri penyebabnya. Berdasarkan hasil investigasi Kementerian Kesehatan RI dan juga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menghimbau agar tenaga kesehatan dan masyarakat umum lebih meningkatkan kewaspadaan.

IDAI melalui dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K) selaku ketua umum PP IDAI, menghimbau kepada tenaga kesehatan maupun masyarakat untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

Himbauan bagi Tenaga Kesehatan:

1.Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

2.Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya yang tidak dapat diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.

3.Jika diperlukan, tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria (obat yang dimasukkan ke dalam dubur) atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk tunggal (monoterapi).

4.Peresepan obat puyer tunggal hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan dan tata cara pemberian.

5.Tenaga kesehatan dihimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) in,i baik pada pasien dirawat inap maupun rawat jalan.   

6.Rumah sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasusnya.

Himbauan Kepada Masyarakat

1.Masyarakat untuk sementara waktu dihimbau agar tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan, sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM.

2.Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA ini, seperti berkurang atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak pada anak.

3. Sebaiknya mengurangi aktivitas anak–anak, khususnya balita, yang dapat menyebabkan terpapar risiko infeksi. Seperti dalam kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lain-lain.

Dengan adanya kasus ini, yuk kita lebih waspada dan berhati-hati dalam memberikan obat pada anak. Stay safe, Mams! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)

Shares