Health

Sukses Menyusui di Masa Pandemi

By  | 

Protect Breastfeeding: A Shared Responsibility menjadi tema World Breastfeeding Week tahun ini. Tema ini semakin memperjelas bagaimana menyusui berkontribusi pada kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan semua manusia.

Tahukah Anda Mamas, bahwa menyusui adalah investasi berharga bagi tumbuh kembang Si Kecil? Walau begitu, menyusui bukan hanya tanggung jawab sang mama seorang, tapi juga suami, keluarga terdekat, dan lingkungan di sekitarnya.

Namun sayangnya, masih banyak anggapan bahwa menyusui hanyalah tugas mama saja, dan semua mama dipastikan selalu bisa menyusui secara alamiah tanpa masalah. Tentu saja anggapan ini keliru. Tanggapan inilah yang kemudian mengakibatkan banyak hambatan menyusui menjadi tidak terpecahkan. Pada akhirnya, tumbuh kembang Si Kecil pun menjadi taruhannya.

Hambatan dalam Menyusui

Menyusui tak selalu mudah bagi semua mama, terlebih bagi new mamas yang belum memiliki pengalaman sebelumnya. Menurut dr. Nia Wulan Sari, CIMI, Dokter Umum Konselor Laktasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, beberapa masalah menyusui yang sering terjadi, antara lain:

1.Masalah dari kondisi sang mama

◦ASI belum lancar keluar.

◦Posisi pelekatan bayi yang belum baik sehingga menyebabkan puting mama lecet dan terasa nyeri saat menyusui, payudara bengkak, bentuk puting payudara datar/retracted.

2.Kurangnya pengetahuan dan informasi mama mengenai laktasi.

3.Keluarga tidak mendukung pemberian ASI.

4.Anjuran pemberian susu formula sejak dini dari orang-orang di sekitar mama.

5.Tenaga kesehatan yang kurang sabar/kurang berpengalaman dalam memberikan edukasi laktasi pada breastfeeding mama, sehingga kurang memberikan dukungan kepada mama.

6.Pendapat negatif orang lain.

Pengetahuan Mama akan Serba-serbi Laktasi VS Keberhasilan ASI Eksklusif

Ada begitu banyak permasalahan yang bisa terjadi dalam proses menyusui. Karenanya, diperlukan dukungan penuh dari keluarga terdekat, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk menyukseskan pemberian ASI eksklusif, mulai dari dukungan moril, materiil, hingga pemberian informasi laktasi yang aktual.

“Berbagai penelitian menunjukkan bahwa breastfeeding mama yang mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga memiliki tingkat keberhasilan menyusui lebih tinggi, jika dibandingkan dengan breastfeeding mama dengan suami dan keluarga yang kurang membantu dalam merawat si kecil,” ujar dr. Nia.

Lalu kemana sebaiknya breastfeeding mama mencari informasi mengenai laktasi? Untuk mendapatkan informasi mengenai laktasi, sebaiknya Mamas berkonsultasi dengan ahlinya, yaitu tenaga kesehatan/konselor laktasi.

Calon Mama maupun breastfeeding mama bisa mencari informasi mengenai laktasi pada saat:

1.Ketika hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui.

2.Ketika hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.

3.Setelah melahirkan, bimbingan skin to skin dini antara mama dengan bayi saat IMD.

4.24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara mama.

5.Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.

6.Satu bulan setelah melahirkan, untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh mama saat menyusui.

7.Dua bulan setelah melahirkan, untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh mama, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, memastikan dukungan dan perlindungan yang baik bagi breastfeeding mama untuk memberikan ASI kepada Si Kecil menjadi hal yang sangat penting. Bagaimanapun, ASI merupakan nutrisi terbaik yang paling penting, yang menjadi sumber pertahanan tubuh dan juga stimulasi bagi Si Kecil sejak dini.

Bayi yang tidak mendapat ASI memiliki risiko lebih mudah sakit dibandingkan bayi yang mendapat ASI. Apa penyebabnya? “Hal ini bisa terjadi karena kandungan pada ASI dapat memberikan antibodi pada Si Kecil. Antibodi ini dapat membantunya terhindar dari infeksi saluran napas (ISPA), diare, infeksi telinga, serta berbagai penyakit lainnya. Bayi yang tidak mendapat ASI juga lebih berisiko untuk mengalami obesitas,” terang dr. Nia.

Melihat manfaatnya yang sangat besar, maka persiapan mamas to be dan juga breastfeeding mama dalam menyusui sangatlah penting.  Sedini mungkin, dapatkan informasi akurat tentang laktasi pada sumber yang terpercaya ya, Mamas! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto, Freepik)

Shares