Health

Luput dari Pemeriksaan USG, Wanita Asal Mali Melahirkan 9 Bayi

By  | 

Halima Cissé Seorang wanita asal Mali – Afrika Barat, dikabarkan melahirkan sembilan bayi. Di luar perkiraan, jumlah bayi yang dilahirkannya lebih banyak dari hasil pemeriksaan dokter sebelumnya yang hanya tujuh bayi.

Meski berasal dari Mali, namun Cissé melahirkan anak nonuplet (kelahiran sembilan bayi) di Maroko. Atas alasan kesehatan, pemerintah Mali menerbangkan Cissé ke Maroko untuk perawatan spesialis. “Saya sangat senang. Kondisi istri saya dan kesembilan bayi kami (lima perempuan dan empat laki-laki) baik-baik saja,” ujar sang suami kepada BBC.

Cisse dan para tim dokter.

Awalnya dokter mendeteksi kehamilan mama berusia 25 tahun ini sebagai kehamilan septuplet atau kembar tujuh. Para dokter disana pun mengkhawatirkan kesejahteraannya dan kemungkinan kelangsungan hidup bayi-bayi itu, hingga pemerintah kemudian mengambil tindakan. “Setelah dua minggu tinggal di rumah sakit di ibu kota Mali, Bamako, keputusan diambil untuk memindahkan Cissé ke Maroko pada 30 Maret,” kata Dr. Fanta Siby, Menteri Kesehatan Mali.

Saat tiba di Maroko, Cissé hamil 25 minggu dan tim dokter di Maroko berhasil memperpanjang masa kehamilannya menjadi 30 minggu. Setelah lima minggu berada di klinik Maroko, Cissé melahirkan melalui operasi caesar pada hari Selasa, tanggal 4 Mei 2021.

Prof Youssef Alaoui, direktur medis dari klinik Ain Borja di Casablanca tempat Cissé melahirkan, mengatakan bahwa kasus kehamilan ini sangat jarang dan luar biasa. Tak heran, persalinan sembilan bayi yang masuk dalam kategori prematur ini dibantu oleh tim yang terdiri dari 10 dokter dan 25 paramedis.

Meski proses persalinan berlangsung dengan sukses, namun tugas para dokter tak berhenti sampai disitu. Hal ini karena berat masing-masing bayi lahir antara 500 gram hingga dan 1 kilogram. “Kesembilan bayi tersebut akan dirawat di inkubator selama dua sampai tiga bulan”, kata Alaoui.

Seperti kita ketahui, sangat jarang kehamilan ganda seperti yang dialami Cissé terjadi secara alami. Umumnya hal ini bisa terjadi karena sang mama menjalani perawatan kesuburan.  Ginekolog Bill Kalumi, dari Rumah Sakit Nasional Kenyatta Kenya pun menegaskan bahwa kondisi yang dialami Cissé hanya bisa terjadi jika menggunakan perawatan kesuburan.

“Di Afrika, umumnya obat kesuburan diresepkan ketika seorang wanita melepaskan kontrasepsi hormonal karena mereka mengetahui bahwa dibutuhkan beberapa waktu bagi mereka untuk dapat berovulasi lagi,” kata Dr Kalumi. Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan pelepasan beberapa telur (normalnya hanya satu), selama siklus bulanan berlangsung. Dr. Kalumi menambahkan, bahwa di negara-negara yang melegalkan aborsi, seorang wanita yang diketahui mengandung lebih dari empat janin, cenderung disarankan untuk mengurangi jumlah janinnya. Alasannya tentu demi menjaga kesehatan mama dan bayi-bayinya.

Kehamilan ganda yang dialami para mama seringkali mengakibatkan kelahiran prematur. Semakin banyak janin yang dikandung, maka risiko kelahiran prematur akan semakin tinggi. Bayi prematur (lahir sebelum 37 minggu) berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan karena organ tubuhnya, khususnya jantung dan paru-paru, belum sempurna. Menurut Mayo Clinic, bayi prematur berisiko lebih tinggi terkena berbagai kondisi kesehatan serius termasuk cerebral palsy, kesulitan belajar, masalah penglihatan atau pendengaran, masalah perilaku, asma atau infeksi. Semoga saja kesehatan bayi-bayi Cissé selalu dalam kondisi baik ya, Mamas. (Tammy Febriani/KR/Photo: Various)

Shares