Health

Depresi pada Anak (2): Bagaimana Menanganinya?

By  | 

Tak hanya pada orang dewasa, Si Kecil juga dapat mengalami depresi. Ketahui lebih lanjut bagaimana menanganinya.

Depresi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mungkin bagi Mamas hanya hal sepele yang sebenarnya mudah dihadapi. Walau begitu, berbeda dengan kita, anak-anak cenderung menghadapi berbagai hal yang ia hadapi dengan cara berpikir yang mungkin lebih rumit.

Adapun beberapa hal yang bisa menjadi faktor depresi pada anak adalah:

•Memiliki penampilan yang berbeda dengan teman-temannya

•Berbeda minat dengan teman sebaya

•Mengalami gangguan belajar atau kegagalan akademis

•Gangguan kesehatan serius, lama tinggal di rumah sakit

•Masalah keluarga seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, atau penyalahgunaan zat aditif.

“Sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda depresi pada anak sehingga kita sebagai orangtua dapat secara pasti memahami kesulitan mereka,” kata Rachelle Theise, Psy.D., asisten profesor klinis dan psikolog anak di Pusat Studi Anak NYU. Karena tidak ada tes depresi yang nyata untuk anak-anak, maka Mamas harus mengandalkan naluri Anda.

Umumnya, Si Kecil akan mengalami perubahan sikap, menarik dari dari sekitar, atau tidak berenergi. Hati-hati, Si Kecil juga dapat berpikir untuk pergi dari rumah hingga bunuh diri! (Baca: Depresi pada Anak (1): Bagaimana Mengenali Gejalanya?).

Menangani Depresi pada Anak

“Dalam banyak kasus, depresi dapat diobati. Si kecil akan mengalami kondisi yang membaik dalam waktu tiga bulan hingga satu tahun sejak gejala awal terjadi,” jelas Jephtha Tausig-Edwards, Ph.D., seorang psikolog klinis dan instruktur klinis di Mt. Sinai Medical Center di New York City.

Jika Mamas khawatir Si Kecil mungkin mengalami depresi, dekati mereka dengan lembut. Cari waktu dimana Mamas dapat berbicara dengannya tanpa gangguan, yang artinya saat itu juga tidak ada barang elektronik atau saudara kandung di waktu yang tenang tanpa terburu-buru akan berangkat ke sekolah atau pergi tidur.

Tetaplah pada pertanyaan terbuka dan tidak menuduh seperti, “Mama perhatikan Kakak tidak begitu tertarik bermain sepak bola akhir-akhir ini. Memang ada apa?” atau “Bagaimana perasaan Kakak saat di sekolah?” Si Kecil mungkin akan menjawab, “Saya tidak suka bermain sepak bola lagi. Saya ingin mencoba olahraga renang.” Tetapi jika mereka mengatakan sesuatu seperti, “Saya tidak tahu mengapa saya tidak suka bermain sepak bola sekarang. Saya merasa blab la bla…,”. Ketika hal itu terjadi, yakinkan mereka bahwa Mamas selalu ada untuk mendengarnya bercerita.

Mamas juga dapat bertanya apakah Si Kecil ingin berbicara dengan “dokter yang dapat membantu menjawab masalahnya (ekspert)” dan memberi tahu mereka bahwa Mamas dapat menemukan dokter yang bagus untuknya (mengingat tidak semua anak ingin membicarakan emosi mereka kepada orangtuanya). Perhatikan selalu kondisi mereka, dan terus katakan, “Mama ingin mendengar perasaanmu. Apa yang bisa Mama bantu?”

Meski begitu, “jika perilaku atau suasana hati Si Kecil membatasi hidup atau [memengaruhi] aktivitas keluarga, jika dia tidak dapat menunjukkan kebahagiaan atau kegembiraan yang biasa, menarik diri dari persahabatan, sulit tidur, atau mengatakan dia ingin berbicara dengan seseorang, maka ini saatnya mencari bantuan, ” ujar Stacey Brown, seorang konselor kesehatan mental berlisensi di Fort Myers, Florida, yang juga merupakan profesor Layanan Kemanusiaan di Edison State College.

Mendapatkan Bantuan untuk Depresi Anak

Jika Mamas khawatir tentang depresi masa kanak-kanak, dapatkan bantuan dari dokter anak, psikiater, atau psikolog yang berspesialisasi dalam kesehatan mental anak. Ada dua bentuk pengobatan utama untuk depresi pada anak-anak, yaitu psikoterapi dan farmakologi.

Beberapa ahli mungkin merekomendasikan kombinasi dari kedua metode pengobatan tersebut.

Psikoterapi:

Juga dikenal sebagai terapi bicara, psikoterapi mengandalkan psikolog (atau psikiater atau pekerja sosial) untuk membantu Si Kecil mengatasi perasaan negatif. Salah satu contoh umum adalah terapi perilaku kognitif (CBT).

Farmakologi:

Dokter akan menangani gejala deperesi Si Kecil dengan obat antidepresan. Seperti semua obat, antidepresan dapat memiliki efek samping, jadi Mamas harus waspada dalam mengajukan pertanyaan tentang manfaat dan potensi risiko jika metode ini direkomendasikan oleh dokter anak Anda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai depresi pada anak, Mamas dapat mengunjungi dokter anak, psikiater, atau psikolog yang berspesialisasi dalam kesehatan mental anak. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)

Shares