Health

Anemia, Penyakit yang Seringkali Tak Disadari Penderitanya

By  | 

Pernahkah Anda mengalami anemia, Mams? Dan tahukah Anda kalau 1 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko mengalami anemia? Meskipun begitu, banyak penderitanya tidak menyadari kalau dirinya mengidap penyakit ini.

Untuk menghindari penyakit anemia yang semakin parah, ada baiknya kita mengenali lebih jauh tentang penyakit yang satu ini yuk, Mams!

Apa itu Anemia?

Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Penderita anemia biasanya akan merasa letih dan juga lelah. Akibatnya, penderita anemia tidak dapat melakukan aktivitasnya secara optimal.

Penyakit ini dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Pengobatan anemia bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa kasus cukup diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin, namun pada kondisi yang lebih berat, penderita harus melakukan prosedur pengobatan yang lebih khusus.

Gejala Anemia

Penderita anemia akan mengalami gejala-gejala seperti berikut ini:

– Badan terasa lemas dan cepat lelah

– Napas pendek

– Pusing dan berkunang-kunang

– Nyeri dada

– Tangan dan kaki terasa dingin

– Sakit kepala

– Sulit Berkonsentrasi

– Insomnia

– Kulit terlihat pucat atau kekuningan

– Detak jantung tidak beraturan

– Kaki kram

Prof. Dr. Endang L. Achadi, Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) mengatakan, “Dampak anemia sering kali tidak terlihat maupun dirasakan secara langsung, tetapi anemia tentunya tidak dapat diremehkan. Anemia terbukti menyebabkan penurunan produktivitas kerja wanita Indonesia sebanyak 20% atau sekitar 6,5 jam per minggu. Hal ini akan menjadi hambatan besar bagi pembangunan sumber daya manusia berkualitas di Indonesia.”

 

Penyebab Anemia

kondisi ini diketahui sebagai penyebab seseorang menderita anemia:

1. Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.

2. Terjadinya pendarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibandingkan kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.

Risiko anemia akan semakin tinggi pada seseorang yang kekurangan vitamin dan zat besi, gangguan pencernaan, menstruasi, kehamilan, lanjut usia, dan penyakit kronis.

 

Enjoying a well-balanced breakfast

 

Pencegahan Anemia

Anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan pola makan yang baik. “Menjalankan pola hidup sehat bergizi seimbang, termasuk mengonsumsi makanan dengan kadar zat besi, protein dan vitamin dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi anemia. Selain itu, anemia juga dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi, istirahat cukup dan olah raga secara teratur,” saran Dr. Endang di sela-sela acara peluncuran kampanye – “Indonesia Bebas Anemia”.

Beberapa makanan yang dapat mencegah anemia antara lain adalah:

– Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.

– Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.

– Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).

– Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.

Sedangkan menurut ahli hematologi Dr. Michael Low dari Monash Medical Centre Victoria – Australia, suplemen zat besi juga dapat mencegah anemia. “Efek pemberian zat besi oral harian pada wanita yang tidak hamil dapat menyebabkan pemulihan kadar hemoglobin dan ferritin yang mengarah pada perbaikan IDA (Iron Deficiency Anemia) yang dapat mengurangi kelelahan secara signifikan, peningkatan kinerja olahraga dan perbaikan gejala restless leg syndrom, meskipun suplementasi zat besi dapat menyebabkan peningkatan efek samping gastrointestinal (konstipasi, diare dan perubahan warna tinja).”

“Pada calon mama, pemenuhan kebutuhan zat besi juga dapat mengurangi kelahiran prematur dan meningkatkan bobot lahir bayi. Bukti baru juga menunjukkan bahwa suplementasi mikronutrien multipel diperkirakan lebih baik daripada zat besi saja,” lanjutnya pada simposium ilmiah pendidikan tentang “Anemia selama Kehamilan dan Masa Berikutnya – Kebenaran, Mitos dan Hal-Hal yang Tidak Diketahui” pada Kongres Dunia RCOG.

 

Kampanye “Indonesia Bebas Anemia”

Kampanye “Indonesia Bebas Anemia” merupakan wujud nyata Merck sebagai perusahaan ilmu pengetahuan dan teknologi terkemuka di bidang layanan kesehatan, dalam meningkatkan kepedulian terhadap anemia. Merck mulai meluncurkan kampanye “Indonesia Bebas Anemia” pada 2016 lalu dan terus berlanjut hingga tahun 2018. Salah satu acara yang diadakan sebagai bagian dari kampanye ini adalah diselenggarakannya sesi diskusi bertemakan “Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia”.

Tema ini diangkat dari kesadaran akan pentingnya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang produktif dan berkualitas sebagai langkah antisipasi dalam menyambut era bonus demografi. Pada tahun 2020-2030 mendatang, Indonesia diperkirakan akan memiliki tabungan penduduk usia produktif sebanyak 60% atau setara dengan 180 juta penduduk. Untuk itu, tahun ini Merck kembali menggandeng Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan komunitas 1000 Guru melalui kegiatanTraining of Trainers  (ToT) untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dalam jangkauan yang lebih luas dan jumlah yang lebih besar. Seluruh relawan dan masyarakat yang telah menerima edukasi dan pelatihan, diharapkan dapat terus menyebarluaskan edukasi anemia tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, Merck).

Shares