Health

Yuk, Jaga Kesehatan Kehamilan untuk Generasi yang Lebih Sehat

By  | 

Kesehatan kehamilan, hendaknya disiapkan jauh sebelum Anda hamil, mams. Hal ini guna mengoptimalkan kesehatan Anda dan juga janin di dalam kandungan untuk generasi yang lebih sehat.

Di Negara berkembang, hampir separuh jumlah ibu dan bayi yang baru lahir tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang terlatih untuk perawatan paska melahirkan. Bahkan, WHO mengungkapkan bahwa pada 2013, hampir 800 wanita meninggal setiap hari disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Hampir 99% dari kematian ini terjadi di Negara berkembang, dan sebenarnya, hampir keseluruhan kasus tersebut harusnya dapat dihindari apabila ada intervensi tenaga kesehatan dan akses yang tersedia.

Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian pemerintah, para praktisi kesehatan, dan juga Philips Indonesia sebagai perusahaan teknologi kesehatan terkemuka yang berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat. Lewat ‘Forum Diskusi Kesehatan Philips Indonesia’ yang diselenggarakan pada kamis, 14 Desember lalu, Dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dokter ahli kandungan dan kebidanan yang juga merupakan spesialis fetomaternal, serta Bapak Suryo Suwignjo, selaku Presiden Direktur Philips Indonesia, berdiskusi mengenai bagaimana sebaiknya para calon mama menyiapkan kesehatan kehamilan untuk generasi yang lebih sehat.

 

Dr. Eni Gustina, MPH,  Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dan Bapak Suryo Suwignjo.

Dr. Eni Gustina, MPH, Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dan Bapak Suryo Suwignjo.

 

Penyebab Utama Kematian Ibu dan Bayi  

Menurut Dr. Eni Gustina, MPH, penyebab tertinggi kematian ibu adalah karena:

– Keracunan kehamilan (preeklamsia)

– Pendarahan berat (hemoragik)

– Infeksi (sepsis)

Sedangkan untuk angka persalinan prematur, Indonesia berada di urutan kelima di dunia dengan jumlah bayi prematur terbanyak, lebih dari 15.5 per 100 kelahiran. Sedangkan menurut survey dari UNICEF, angka kelahiran prematur di Swedia hanya 8%, Jepang 6% dan USA 11%. Beragam masalah yang ditimbulkan akibat persalinan prematur tentunya juga akan mengancam jiwa sang bayi, baik karena organ yang belum sempurna, berat bayi rendah, dan sebagainya. Dan bila sang bayi dapat selamat, risiko ia mengalami asma, gagal ginjal, stunting, dan bahkan kebutaan sangat besar kemungkinannya akan dialami olehnya.

Menurut data Kementrian Kesehatan, penyebab kematian tertinggi pada bayi saat ini adalah:

– Berat badan lahir rendah (dibawah 2500 gram)

– Asfiksia (sesak nafas)

– Infeksi

Karena itu, menurut Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, layaknya membangun rumah, kehamilan juga harus dipersiapkan sebelumnya, baik bobot, bibit, bebet. “Calon mama dengan hepatitis, anak yang lahir kemungkinan bisa terkena sirosis (kerusakan hati), begitu pula dengan calon mama dengan anemia, mama dapat mengalami pendarahan dan meninggal. Jadi, perbaiki dahulu gizinya, baru hamil.”

Solusi

Tentunya untuk meningkatkan kesadaran para calon mama – papa akan pentingnya mempersiapkan kesehatan kehamilan, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan baik oleh pemerintah, praktisi kesehatan, dan Philips.

Upaya pemerintah:

– Di era BPJS, pemerintah mempersiapkan fasilitas kesehatan – puskesmas, faskes 1, rumah sakit – yang berdampak pada penurunan angka kematian ibu.

– Pemerintah mendukung dalam memberikan ketrampilan bagi para tenaga kesehatan untuk menangani ibu melahirkan sampai pada waktu bayi lahir.

– Pemerintah memberikan pembiayaan lewat universal coverage dari BPJS. Ibu-ibu anggota BPJS diberikan jaminan persalinan supaya mereka tidak ada rasa takut tidak punya uang ketika melahirkan di faskes.

– Kebanyakan masyarakat masih percaya dengan ‘Dukun Paraji’, sebagai tokoh/orang lama di daerah mereka tinggal. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menggelar kemitraan bidan desa dengan Dukun Parazi. Dengan kemitraan ini, peran parazi tidak dihilangkan, melainkan hanya digeser, dimana mereka tadinya yang menolong persalinan, kini mereka bermitra dengan bidan, bersama-sama membantu ibu selama proses kehamilan dan bersinergi dalam menolong ibu saat persalinan.

– Bentuk kerjasama bidan dengan dukun paraji yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

– Salah satu strategi pemerintah yang cukup sukses adalah dengan menyekolahkan anak dukun paraji ini ke sekolah bidan sehingga dukun paraji dapat pensiun dan digantikan oleh anaknya.

Sedangkan pada kehamilan yg tidak direncanakan, melalui program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), pemerintah melakukan usaha :

– Promotif kepada remaja, agar mereka memiliki bekal pengetahuan mengenai kehamilan.

– Preventif kepada calon pengantin, supaya mereka tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum kehamilan terjadi.

 

Diharapkan, para calon mama selama hamil juga tetap melakukan beberapa hal ini untuk menjaga kesehatannya:

– Melakukan aktifitas fisik rutin

– Mengonsumsi buah dan sayur

– Rutin memeriksa kesehatan. Semakin dini diperiksa dan diketahui penyakitnya, semakin cepat diberikan obat, dan penyakit semakin dapat dikontrol. Contoh: Hipertensi tidak terkontrol dapat mempengaruhi jantung, sehingga terjadi stroke, atau merusak ginjal. Beberapa kasus kematian ibu dan bayi pada masa kehamilan dan proses melahirkan dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang tepat, gaya hidup sehat dan deteksi dini pada kehamilan berisiko.

 

Lift for life

 

Dukungan Philips:

“Philips ingin berbuat sesuatu untuk menyumbang awareness (kesadaran) lewat edukasi masyarakat, dan salah satunya adalah melalui forum ini,” ujar Suryo Suwignjo. Tak hanya lewat forum diskusi kesehatan ini saja, Philips Indonesia juga sudah bekerja sama dengan Telkom lewat pengadaan aplikasi MOM, yang diberikan kepada bidan-bidan di daerah-daerah, dilengkapi dengan alat-alat periksa standar seperti timbangan, tensi, dll, utk evaluasi berkala ibu-ibu hamil di desa. Harapannya adalah dengan aplikasi ini, dokter ahli kandungan dapat memantau dan memberikan info ke bidan, terutama jika ada kemungkinan kehamilan dengan resiko tinggi. Bidan kemudian bisa info ke ibu hamil untuk diperiksakan lebih lanjut atau dicegah resiko kehamilannya.

Beberapa solusi dan program kegiatan yang telah dilakukan oleh Philips Indonesia berkaitan dengan kesehatan Ibu dan anak :

– Solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) Philips

– Solusi MOM Philips merupakan bagian dari strategi Philips dalam memberikan solusi perawatan terkoneksi dengan jangkauan lebih luas dan memungkinkan perawatan terintegrasi yang berorientasi pada pasien serta sesuai dengan kebutuhan.

– Solusi MOM memungkinkan para tenaga kesehatan untuk memasukkan data klinis atau data dari hasil diagnosa dari alat pemantau lainnya seperti ultrasound, doppler dan fetal monitor serta rekam medis pasien sehingga dapat dilakukan identifikasi sejak dini kehamilan beresiko tinggi.

– Solusi MOM Philips sudah berjalan lebih hampir dua tahun di beberapa kabupaten di Indonesia – Sijunjung, Jayapura, Minahasa.

– Bekerja sama dengan sejumlah Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jakarta dan Surabaya, dan dalam rangka memperingati “Pekan Menyusui Sedunia”, Philips Avent menyelenggarakan kegiatan New Parents Class yang merupakan program pembekalan sekaligus praktik langsung bagi sekitar 1,000 calon orang tua oleh para ahli mengenai Manajemen Laktasi, Perawatan Bayi, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Program ini berhasil menjangkau sekitar 600 pasang orang tua baru, dan 100 bidan.

– Edukasi kesehatan ibu dan anak melalui media massa.

– Philips menyediakan teknologi kesehatan ibu dan anak melalui rangkaian produk yang memberikan kenyamanan bagi ibu saat menjelang dan proses melahirkan. (Tammy Febriani/KR/Photo: iStockphoto.com, Doc. Philips)

Shares