Health

Risiko Kim Kardashian Bila Ia Hamil Anak Ketiga

By  | 

Kim Kardashian tampaknya ingin kembali memiliki anak. Namun sayangnya, kehamilan ketiga berisiko membahayakan dirinya. Sebelumnya, Kim memang pernah mengatakan pada sang kakak, Kourtney, di reality show milik mereka, “Keeping Up with the Kardashians,” kalau ia tak yakin apakah tubuhnya masih mampu menghadapi kehamilan lagi. Ini mengingat berbagai komplikasi yang pernah ia alami selama hamil kedua anaknya, Nori dan Saint.

Untuk memastikan hal itu, Kim pun kemudian memutuskan untuk mengunjungi dokter kandungan. Konsultasi antara Kim dan sang obgyn ini ditayangkan dalam reality show tersebut pada 13 November lalu. Bahkan, Kim mengunjungi 2 orang obgyn untuk memastikan hal ini. Dan sayangnya, keduanya memang menyarankan hal yang sama. Pengalaman Kim pada kehamilan-kehamilan sebelumnyalah yang memperkuat diagnosa para dokter tersebut.

“Anda tak akan pernah tahu apakah Anda akan mengalami masalah yang sama atau bahkan lebih berat di kehamilan ketiga nanti. Wajar saja bila Anda memang ingin hamil lagi. Namun melihat komplikasi yang sebelumnya Anda alami, kehamilan selanjutnya dapat membuat Anda berisiko mengalami retensi plasenta yang sangat membahayakan hidup Anda,” ujar Dr. Paul Crane.

Kim berkonsultasi dengan dr. Paul

Kim berkonsultasi dengan dr. Paul

Saat hamil anak pertamanya, Nori, Kim mengalami pre eklampsia, yang membuat tekanan darahnya menjadi sangat tinggi, dan juga plasenta akreta. Dan pada saat hamil Saint, anak keduanya, ia sempat melakukan tindakan ECV, yaitu mengembalikan posisi bayi di dalam kandungan yang sungsang.

Menurut WHO, plasenta akreta adalah kondisi dimana plasenta, yang merupakan organ yang menutrisi janin selama di dalam kandungan, tidak dapat keluar seluruhnya dari dalam rahim dalam waktu 1 jam setelah persalinan berlangsung. Padahal, harusnya plasenta ini akan keluar secara spontan sesaat setelah persalinan. Hingga kemudian, retensi plasenta, atau sebagian plasenta pun bisa tertinggal di dalam rahim.

“Pada beberapa kasus, plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, sehingga menghalangi plasenta keluar dengan sendirinya setelah bayi lahir,” jelas Jan Rydfors, MD, obgyn lain yang dikunjungi Kim. Dan kondisi seperti ini bisa menyebabkan sang mama mengalmi pendarahan hebat yang berisiko pada kematian.

spl1341632-009

Menurut Mayo Clinic, risiko terjadinya plasenta akreta ini dapat dialami pada wanita yang melahirkan di usia 35 tahun ke atas, sebelumnya pernah melahirkan, dan sebelumnya pernah melakukan operasi caesar. Kim sendiri telah berusia 36 tahun, sudah pernah melahirkan 2 kali, dan pernah melakukan operasi pengeluaran plasenta yang juga tertinggal di dalam rahimnya usai melahirkan anak pertamanya.

Selain mengunjungi dokter kandungan, Kim masih berusaha mencari opini lain dari spesialis kesuburan yang kemudian menyarankan dirinya untuk menggunakan surrogate mother untuk kembali memiliki anak. Walau begitu, Kim masih belum memutuskan apakah ia akan mengambil risiko untuk hamil lagi, atau menggunakan surrogate mother. Kita tunggu saja ya, Mamas! (Tammy Febriani/KR/Photo: Various)

Shares