Relationship

Smart Mama Story: Suka Duka Seatap dengan Ibu Mertua

By  | 

Idealnya sebuah keluarga memang tinggal terpisah dari orangtua agar lebih mandiri dan terhindar dari konflik yang tidak perlu. Namun terkadang kondisi mengatakan lain, beberapa pasangan memilih untuk tinggal di rumah orangtua atau mertua. Ada juga yang mempersilahkan orangtua atau mertuanya untuk tinggal bersama di rumah milik mereka. Dan bukan rahasia lagi jika mertua wanita berpotensi memiliki konflik dengan menantunya. Pasalnya, ibu mertua memiliki standar tersendiri dalam melayani putranya, dan bisa jadi ia tidak setuju dengan cara Anda memperlakukan suami juga anak-anak. Lalu bagaimana kisah 3 smart mama yang tinggal seatap dengan ibu mertua berikut? Yuk simak!

“Berhubung ibu mertua tergolong sensitif, maka saya memang harus selalu menjaga perasaannya setiap waktu. Terkadang saya lelah juga sih, saya sendiri masih harus bekerja, mengurus anak dan wajib memerhatikan moodnya. Jika ia terlihat mulai bosan, saya juga harus mengajaknya jalan-jalan. Jujur saja, kadang-kadang saya ingin menghabiskan weekend hanya bertiga saja dengan suami dan anak. Namun sisi positifnya, saya merasa aman meninggalkan anak di rumah karena keberadaannya. Dan saya dan suami juga jarang bertengkar karena merasa tidak enak kalau sampai terdengar mertua. Namun tentu saja saya berharap kondisi ini tidak selamanya, saya kan juga ingin mengatur segala sesuatu di rumah sendiri tanpa ada campur tangan pihak lain.”
Nindya, 30 tahun, mama dari Talitha, 4 tahun

IMG_7662

“Berhubung belum memiliki rumah sendiri, dan orangtua tinggal di luar kota, jadi saya tinggal di rumah mertua. Hingga saat ini sih tidak ada masalah yang berarti, ibu mertua saya tergolong tipe orang yang cuek sehingga tidak terlalu banyak mengatur. Ia tidak pernah menuntut saya untuk bangun pagi atau mengerjakan hal-hal yang tidak saya inginkan. Ia juga cenderung memiliki banyak acara sehingga tidak pernah minta dilayani atau diajak pergi. Tetapi tentu saja saya juga harus tahu diri, setiap bulan saya menyumbang keperluan rumah tangga. Saat ada rejeki lebih saya juga kerap membelikan sesuatu baginya. Meski demikian, saya tetap mengharapkan tinggal di rumah sendiri.”
Marsha Handoyo, 31 tahun, mama dari Mikail, 3 tahun dan Malika, 1 tahun

“Saat menikah, permintaan ibu mertua adalah kami tinggal bersamanya di rumah keluarga. Jadi, selain saya, ada kakak dan adik suami beserta keluarganya juga yang tinggal di sana. Seru sih, rumah jadi ramai, anak-anak relatif aman dan akrab bersama para sepupu. Namun, ibu mertua kerap ikut campur dengan pola asuh yang sudah kami tanamkan. Mulai dari pengaturan makanan hingga pendidikan. Tentu saja saya kerap kesal juga ya, ditambah lagi ia juga sering mengomentari keluarga kami, misalnya tampilan saya yang kurang oke lah, suami yang kurang terurus hingga sifat anak-anak kami. Akhirnya saya menyerah, untungnya suami juga mendukung, maka kami mulai mencari rumah dan pamit secara baik-baik pada mertua. Jika tidak ada halangan 2 bulan lagi kami akan pindahan.”
Kassandra, 32 tahun, mama dari Dyandra, 4 tahun, dan Alezka, 1,5 tahun

Nah Mams, sebenarnya segala sesuatunya bisa saja berjalan lancar jika Anda mengenali sifat ibu mertua. Namun demikian, saran Smart Mama, selagi bisa sebaiknya Anda memiliki tempat tinggal sendiri agar bisa fokus dan menerapkan aturan rumah tangga sesuai dengan keinginan Anda dan suami. (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com)

Shares